Seorang pengamen di Jakarta Selatan melaporkan kasus pembunuhan ke polisi, tetapi malah ditangkap dan dipukuli agar mengaku sebagai pelakunya. Kejadian serupa dialami lima temannya, empat di antaranya sesama pengamen. Kini, ia menghirup udara bebas setelah setahun mendekam di penjara, sedangkan empat temannya masih dikerangkeng. Ia terbukti tak bersalah.
Di dunia sering terjadi ketidakadilan. Alkitab pun mencatat banyak orang yang mengalami ketidakadilan. Yusuf diperlakukan tidak adil oleh saudara-saudaranya yang iri hati (Kej 37) dan oleh istri Potifar (Kej 39). Pada puncaknya, ketidakadilan tak terperikan ditimpakan pada Kristus Yesus. Dia dijatuhi hukuman mati melalui dusta dan pengadilan yang tidak sah. Pilatus yang mengadili-Nya tidak berani membela kebenaran (Yoh 18:38-40).
Syukurlah, Tuhan itu Maha adil. Pemazmur bersyukur atas keadilan Tuhan (ay. 18). Nabi Yesaya menyatakan bahwa orang yang menanti-nantikan keadilan Tuhan akan diberkati (Yes 30:18). Tuhan mendorong kita untuk memikirkan keadilan dan berlaku adil, terutama kepada mereka yang lemah (Fil 4:8; Mi. 6:8; Kol 4:1).
Bisa jadi saat ini kita sedang diperlakukan tidak adil. Nah, kepada siapa lagi kita akan berseru dan meminta pertolongan kalau bukan dari Tuhan? Marilah kita bertekun menantikan waktu Tuhan menyatakan keadilan-Nya. Seperti nyanyian pemazmur, "Aku tahu bahwa Tuhan akan memberi keadilan kepada orang tertindas, dan membela perkara orang miskin" (Mzm 140:13).
MESKIPUN DI DUNIA BANYAK TERJADI KETIDAKADILAN,
PADA AKHIRNYA KEADILAN TUHAN YANG BERJAYA.