Paling tidak ada tiga hal yang dapat menguji karakter seseorang. Pertama, siapakah kita pada saat sendiri. Kedua, siapakah kita ketika kita berada dalam tekanan. Ketiga, siapakah kita saat kita mengalami kejayaan.
Tiga ujian ini pernah dialami oleh Daud ketika ia menjadi seorang raja. Pertama, ketika Daud hanya seorang diri di istana, ia melakukan dosa di hadapan Allah karena mengingini istri Uria sampai kemudian Batsyeba mengandung (ay. 2-5). Ketika sendirian, ia membuka celah bagi dosa untuk menguasainya. Kedua, ketika Daud berada dalam tekanan karena Batsyeba mengandung, ia mencoba mencari siasat untuk menutupi dosa yang ia lakukan (ay. 6-13). Dosa yang satu membawa pada dosa yang kian parah. Ketiga, ketika Daud berada di puncak kejayaan. Sebagai seorang raja, dengan mudah ia menyusun strategi untuk membunuh Uria dan mengambil Batsyeba sebagai istrinya (ay. 14-15). Ketiga ujian tersebut membuatnya gagal menunjukkan karakter sesuai dengan firman Allah. Namun, Daud menunjukkan respons yang benar ketika Natan menegurnya. Ia mengakui semua dosanya dan bertobat kepada Allah (2 Sam 12:13).
Bagaimana dengan kita? Apakah karakter kita sesuai dengan kebenaran firman Tuhan saat kita berada dalam tiga posisi seperti di atas? Tidak mudah untuk tetap berada dalam kebenaran firman Tuhan ketika kita seorang diri, berada dalam tekanan, atau mengalami kejayaan. Namun, Roh Kudus akan terus mengingatkan kita untuk berpegang teguh pada kebenaran firman Tuhan dalam kondisi apa pun. --Sugihendarto Pratama P /Renungan Harian
SIAPAKAH KITA DITENTUKAN KETIKA KITA SEORANG DIRI, KETIKA KITA
BERADA DALAM TEKANAN, DAN KETIKA KITA MENGALAMI KEJAYAAN.