Tritunggal adalah satu. Kita tidak mengakui tiga Allah, tetapi satu Allah dalam tiga Pribadi: "Tritunggal yang sehakikat". Pribadi-pribadi ilahi tidak membagi-bagi ke-Allah-an yang satu itu di antara mereka, tetapi masing-masing dari mereka adalah Allah sepenuhnya dan seluruhnya: "Bapa adalah yang sama seperti Putra, Putra yang sama seperti Bapa. Bapa dan Putra adalah yang sama seperti Roh Kudus, yaitu satu Allah menurut kodrat". "Tiap-tiap dari ketiga Pribadi itu merupakan kenyataan itu, yakni substansi, hakikat, atau kodrat ilahi"
Antifon Pembuka
Terpujilah Allah Bapa, Putra Allah yang Tunggal, serta Roh Kudus: karena besarlah kasih-Nya bagi kita.
Doa Pagi
Allah Bapa, dengan mengutus Sabda Kebenaran dan Roh Pengudus ke dalam dunia, Engkau telah mengungkapkan kepada manusia misteri-Mu yang mengagumkan. Semoga dengan iman yang benar kami mengakui kemuliaan Tritunggal yang kekal dan menyembah keesaan-Nya dalam keagungan kuasa-Nya. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami yang hidup dan berkuasa bersama Engkau dan Roh Kudus, Allah, kini dan sepanjang segala masa. Amin.
Bacaan dari Kitab Ulangan (4:32-34.39-40)
"Hanya Tuhanlah Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain!"
Dalam perjalanan di padang gurun Musa berkata kepada bangsa Israel, "Cobalah tanyakan dari ujung langit ke ujung langit, tentang zaman dahulu sebelum engkau ada, sejak saat Allah menciptakan manusia di atas bumi, apakah pernah terjadi sesuatu hal yang demikian besar, atau apakah pernah ada terdengar sesuatu seperti ini? Pernahkah suatu bangsa mendengar suara Allah yang bersabda dari tengah-tengah api, seperti yang kaudengar dan engkau tetap hidup? Atau pernahkah suatu allah mencoba datang untuk mengambil baginya suatu bangsa dari tengah-tengah bangsa yang lain, dengan cobaan, dengan tanda-tanda serta mukjizat-mukjizat dan peperangan, dengan tangan yang kuat dan lengan yang perkasa, dan dengan kedahsyatan yang besar, seperti yang dilakukan Tuhan, Allahmu, bagimu di Mesir, di depan matamu? Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa Tuhanlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain. Berpeganglah pada ketetapan dan perintah-Nya yang kusampaikan kepadamu pada hari ini, supaya baiklah keadaanmu dan keadaan anak-anakmu di kemudian hari. Maka engkau akan hidup lama di tanah yang diberikan Tuhan Allahmu kepadamu untuk selamanya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = g, 2/4, PS 840
Ref. Bahagia kuterikat pada Yahwe. Harapanku pada Allah Tuhanku.
Ayat. (Mzm 33:4-5.6.9.18-19.20.22)
- Firman Tuhan itu benar, segala sesuatu dikerjakan-Nya dengan kesetiaan. Ia senang pada keadilan dan hukum; bumi penuh dengan kasih setia-Nya.
- Oleh firman Tuhan langit telah dijadikan, oleh napas dari mulut-Nya diciptakan segala tentara-Nya. Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
- Sungguh, mata Tuhan tertuju kepada mereka yang takwa, kepada mereka yang berharap akan kasih setia-Nya. Ia hendak melepaskan jiwa mereka dari maut, dan memelihara hidup mereka pada masa kelaparan.
- Jiwa kita menanti-nantikan Tuhan, Dialah penolong dan perisai kita. Kasih setia-Mu, ya Tuhan, kiranya menyertai kami, seperti kami berharap kepada-Mu.
Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada umat di Roma (8:14-17)
"Kamu telah menerima Roh yang menjadikan kamu anak Allah; oleh Roh itu kita berseru, ‘Abba, ya Bapa!’"
Saudara-saudara terkasih, semua orang yang dihimpun oleh Roh Allah, adalah anak Allah. Sebab kamu menerima bukan roh perbudakan yang membuat kamu menjadi takut lagi, melainkan Roh yang menjadikan kamu anak Allah. Oleh Roh itu kita berseru, 'Abba, ya Bapa!' Roh itu memberi kesaksian bersama-sama roh kita, bahwa kita ini anak Allah. Dan kalau kita ini anak, berarti kita juga adalah ahli waris, yakni ahli waris Allah sama seperti Kristus. Artinya: jika kita menderita bersama dengan Dia, kita juga akan dipermuliakan bersama dengan Dia.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, kanon, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya.
Ayat. Kemuliaan kepada Bapa dan Putra dan Roh Kudus, kepada Allah yang ada sejak dahulu, kini dan sepanjang masa.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (28:16-20)
"Baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus."
Sesudah Yesus bangkit dari antara orang mati, kesebelas murid berangkat ke Galilea, ke bukit yang telah ditunjukkan Yesus kepada mereka. Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu. Yesus mendekati mereka dan berkata, "Kepada-Ku telah diberikan segala kuasa di surga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku, dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
KESATUAN KASIH ALLAH TRITUNGGAL
Pada hari ini Gereja merayakan hari raya Tritunggal Mahakudus. Perayaan ini adalah bagian inti dari iman Kristiani. Kita percaya pada satu Allah dengan tiga pribadi yang berbeda, yaitu Bapa, Putra dan Roh Kudus.
Menurut Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa pengakuan iman ini pertama kali diucapkan pada saat Pembaptisan. Jadi, pengakuan iman adalah pengakuan Pembaptisan karena Pembaptisan dilakukan dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus (Mat 28:19). Maka, kebenaran-kebenaran iman yang diakui waktu Pembaptisan disusun sesuai hubungannya dengan Tiga Pribadi Tritunggal Mahakudus (KGK, 189). Dengan dasar ini, maka setiap hari kita selalu menyapa Tritunggal dalam doa-doa kita, khususnya saat membuat Tanda Salib.
Saudara-saudara, iman akan Tritunggal Mahakudus adalah iman akan satu Allah. “Hanya Tuhan Allah di langit dan di bumi, tidak ada yang lain” (Ul 4:39). Namun, Allah yang tunggal itu terdiri atas tiga pribadi, yaitu: Allah Bapa (Pribadi pertama), Allah Putra (Pribadi kedua), dan Allah Roh Kudus (Pribadi ketiga). Ketiga pribadi tersebut merupakan satu kesatuan (Yoh 5:7). Yesus menunjukkan persatuan yang tak terpisahkan dengan Allah Bapa, “Aku dan Bapa adalah satu” (Yoh 10:30); “Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah melihat Bapa…” (Yoh 14:9). Allah Bapa sendiri menyatakan bahwa Yesus adalah Anak-Nya yang terkasih, yaitu pada waktu pembaptisan Yesus (Luk 3:22) dan waktu Yesus dimuliakan di atas Gunung Tabor (Mat 17:5).
Selain menyatakan kesatuan-Nya dengan Allah Bapa, Yesus juga menyatakan kesatuan-Nya dengan Roh Kudus, yaitu Roh yang dijanjikan-Nya kepada para murid dan disebut-Nya sebagai Roh Kebenaran yang keluar dari Bapa (Yoh 15:26). Roh Kebenaran ini adalah Roh Yesus sendiri, sebab Ia adalah Kebenaran. Yesus menegaskan kembali pada pesan terakhir-Nya sebelum naik ke surga, “…Pergilah, jadikanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh Kudus…” (Mat 28:18-20).
Kesatuan Bapa, Putra dan Roh Kudus yang adalah tiga Pribadi Allah yang Tunggal, didasari oleh kasih yang sempurna demi keselamatan manusia. Karena kasih-Nya yang begitu besar, Allah Bapa menciptakan manusia dan menghendaki agar manusia ciptaan-Nya itu selamat (bdk. LG, 2). Kenyataannya, manusia jatuh ke dalam dosa yang menyebabkan kematian dan manusia tidak dapat mengatasinya. Namun, kasih Allah tetap berlaku. Ia tetap menghendaki keselamatan bagi manusia. Oleh karena itu, Bapa mengutus Putra-Nya, Yesus Kristus, untuk menebus manusia. Melalui wafat dan kebangkitan Yesus, Sang Allah Putra, terlaksanalah karya penyelamatan umat manusia (bdk. LG, 3). Sesudah Yesus bangkit dan naik ke surga, diutuslah Roh Kudus untuk meneruskan karya keselamatan Allah dengan membimbing peziarahan hidup kita menuju keselamatan abadi (bdk. LG, 4).
Oleh karena itu, merayakan Tritunggal Mahakudus berarti merayakan dan mengalami misteri kasih Allah yang Tunggal demi keselamatan kita. Karya keselamatan itu, direncanakan dan dikehendaki oleh Allah Bapa, dilaksanakan oleh Allah Putra, dan diteruskan serta dijamin oleh Allah Roh Kudus. Demikianlah, ketiga pribadi Tritunggal mewahyukan Diri masing-masing dalam tugas yang dapat dibedakan namun tidak dapat dipisahkan karena ketiganya merupakan satu kesatuan.
Perintah Yesus hari ini untuk pergi, menjadikan semua bangsa murid-Nya, dan membaptis dalam nama Bapa, dan Anak, dan Roh Kudus, tidak perlu ditafsirkan sebagi perintah untuk“mempertobatkan” atau menjadikan semua orang menjadi Katolik. Tidak. Tetapi, perintah ini dapat dimengerti, misalnya, “Kalian akan pergi ke mana-mana dan menjumpai berbagai macam orang; perlakukanlah mereka itu sebagai murid-Ku!”
Jadi, tekanannya adalah agar kita memperlakukan semua orang sebagai sesama murid. Dengan demikian, kita selalu terbuka untuk saling belajar bagaimana menjadi murid yang baik dengan hidup yang benar dan suci.
Antifon Komuni (Gal 4:6)
Karena kamu adalan anak, Allah telah mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita, yang berseru, "Ya Abba, ya Bapa!"
Since you are children of God, God has sent into your hearts the Spirit of his Son, the Spirit who cries out: Abba, Father.
Data est mihi omnis potestas in cælo et in terra, alleluia: euntes, docete omnes gentes, baptizantes eos in nomine Patris, et Filii, et Spiritus Sancti, alleluia, alleluia.
atau Laudate Dominum de cælis.
“Kalau engkau memahami-Nya, Ia bukan lagi Allah” (St. Agustinus)