Bacaan Perarakan: Mrk 11:1-10 atau Yoh 12:12-26;
Bacaan Pertama: Yes 50:4-7;
Mazmur Tanggapan: Mzm 22:8-9,17-20,23-24;
Bacaan Injil Mrk 14:1-15:47 (Mrk 15:1-39)
Lalu berserulah Yesus dengan suara nyaring dan menghembuskan napas terakhir-Nya. Ketika itu tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah. Waktu kepala pasukan yang berdiri berhadapan dengan Dia melihat-Nya menghembuskan napas terakhir seperti itu, berkatalah ia, “Sungguh, orang ini Anak Allah!” (Mrk 15:37-39)
Bacaan Injil hari merupakan seluruh kisah sengsara Tuhan kita Yesus Kristus dalam Injil Markus: a) Yesus diurapi di Betania (Mrk 14:3-9); b) Yudas mengkhianati Yesus (Mrk 14:10-11); c) Perjamuan Malam Terakhir (Mrk 14:12-26); d) Penyangkalan diberitahukan (Mrk 14:27-31); e) Di Getsemani (Mrk 14:32-42; f) Penangkapan Yesus (Mrk 14:43-52); g) Yesus di hadapan Mahkamah Agama (Mrk 14:53-65); h) Petrus menyangkal Yesus (Mrk 14:66-72; i) Yesus di hadapan Pilatus (Mrk 15:1-15); j) Yesus diolok-olok (Mrk 15:16-20a); k) Jalan Salib ke Kalvari (Mrk 15:20b-21); l) Yesus disalibkan (Mrk 15:22-27); m) Yesus pada kayu salib diolok-olok (Mrk 15:29-32); n) Yesus wafat (Mrk 15:33-39); o) Para saksi kematian Yesus (Mrk 15:40-41); p) Yesus dikubur (Mrk 15:42-47). Karena alasan praktis, kali ini saya tidak mengutip teks bacaan Injil secara keseluruhan.
Pada hari Minggu Palem kita tidak saja merayakan penebusan kita, melainkan juga merayakan kasih Yesus kepada kita semua untuk satu pekan lamanya. Selama satu pekan ini kita akan memperingati alasan-alasan mengapa Yesus mati untuk kita. Namun ini bukanlah satu pekan kesedihan, melainkan satu pekan yang dipenuhi dengan rasa terima kasih penuh syukur, sukacita dan pengharapan.
Markus menceritakan kepada kita bahwa ketika Yesus menghembuskan napas-Nya yang terakhir, tirai Bait Suci terkoyak menjadi dua dari atas sampai ke bawah (lihat petikan di atas). Tirai ini adalah semacam gorden tebal yang memisahkan umat dengan tempat/bagian terkudus dari Bait Suci (bdk. Ibr 9:7). Sesungguhnya, dengan mengoyakkan tirai Bait Suci ini, Allah membuat sebuah pernyataan yang penuh kuat-kuasa: Tidak ada lagi yang memisahkan antara Dia dan umat-Nya.
Tirai Bait Suci memisahkan umat dari kehadiran dan kekudusan Allah, demikian pula tirai tebal kedosaan memisahkan kita dan Pencipta kita. Namun ketika Yesus wafat di kayu salib, tirai ini juga terkoyak menjadi dua dari atas (surga) ke bawah (bumi). Artinya, jalan ke surga menjadi terbuka, dan hidup Allah serta kasih-Nya menjadi bebas mengalir kepada kita masing-masing. Akhirnya, sekarang kita semua pun dapat mendengar suara-Nya dan mengalami kehadiran-Nya secara pribadi. Semua ini terdengar indah, namun siapa dari kita yang tidak pernah mengalami apa rasanya berada terpisah dari Allah? Tirai-tirai masih dapat menyelubungi hidup kita, memblokir akses kita kepada takhta Bapa di surga.
Yesus, Engkau adalah Tuhan dan Juruselamatku. Setiap kali aku memandang salib-Mu, aku kehilangan kata-kata indah untuk berdoa. Apa yang dapat kulakukan hanyalah memuji-muji kasih-Mu yang tak terhingga dan memohon kepada-Mu untuk datang merobek tirai-tirai dalam hidupku, yang memisahkan aku dari Bapa di surga. Tuhan Yesus, aku ingin melihat kemuliaan-Mu dan oleh Roh Kudus-Mu dibuat menjadi semakin serupa dengan-Mu.
Amin.