Penyembuhan pada hari sabat di kolam Betseda |
Pekan Prapaskah IV (U)
St. Patrisius; St. Gertrudis dr Nivelles;
Yusuf dr Arimatea
Bacaan I : Yeh. 47:1-9.12
Mazmur : 46:2-3.5-6.8-9; R:8
Bacaan Injil : Yoh. 5:1-3a.5-16
Mazmur : 46:2-3.5-6.8-9; R:8
Bacaan Injil : Yoh. 5:1-3a.5-16
Pada hari raya orang Yahudi, Yesus berangkat ke Yerusalem. Di Yerusalem dekat Pintu Gerbang Domba ada sebuah kolam, yang dalam bahasa Ibrani disebut Betesda; ada lima serambinya dan di serambi-serambi itu berbaring sejumlah besar orang sakit: orang-orang buta, orang-orang timpang dan orang-orang lumpuh, yang menantikan goncangan air kolam itu. ... Di situ ada seorang yang sudah tiga puluh delapan tahun lamanya sakit. Ketika Yesus melihat orang itu berbaring di situ dan karena Ia tahu, bahwa ia telah lama dalam keadaan itu, berkatalah Ia kepadanya: ”Maukah engkau sembuh?” Jawab orang sakit itu kepada-Nya: ”Tuhan, tidak ada orang yang menurunkan aku ke dalam kolam itu apabila airnya mulai goncang, dan sementara aku menuju ke kolam itu, orang lain sudah turun mendahului aku.” Kata Yesus kepadanya: ”Bangunlah, angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Dan pada saat itu juga sembuhlah orang itu lalu ia mengangkat tilamnya dan berjalan. Tetapi hari itu hari Sabat. Karena itu orang-orang Yahudi berkata kepada orang yang baru sembuh itu: ”Hari ini hari Sabat dan tidak boleh engkau memikul tilammu.” Akan tetapi ia menjawab mereka: ”Orang yang telah menyembuhkan aku, dia yang mengatakan kepadaku: Angkatlah tilammu dan berjalanlah.” Mereka bertanya kepadanya: ”Siapakah orang itu yang berkata kepadamu: Angkatlah tilammu dan berjalanlah?” Tetapi orang yang baru sembuh itu tidak tahu siapa orang itu, sebab Yesus telah menghilang ke tengah-tengah orang banyak di tempat itu. Kemudian Yesus bertemu dengan dia dalam Bait Allah lalu berkata kepadanya: ”Engkau telah sembuh; jangan berbuat dosa lagi, supaya padamu jangan terjadi yang lebih buruk.” Orang itu keluar, lalu menceriterakan kepada orang-orang Yahudi, bahwa Yesuslah yang telah menyembuhkan dia. Dan karena itu orang-orang Yahudi berusaha menganiaya Yesus, karena Ia melakukan hal-hal itu pada hari Sabat.
Renungan
Dalam peristiwa kolam Bethesda, kita diingatkan bahwa Allah memang berbelas kasihan kepada siapa saja yang berharap kepada-Nya. Ia tahu siapa yang harus ditolong-Nya. Tempat suci itu telah menjadi tempat kesembuhan bagi mereka yang berharap kepada Allah. Meskipun demikian, kita harus memahami bahwa Tuhan lebih besar dari peristiwa ajaib itu. Marilah kita mengharapkan kebaikan dari Allah dengan hati yang tidak terpecah, dengan keyakinan teguh. Harapan akan kebaikan ini dapat kita lakukan jika kita melepaskan diri dari dosa hari demi hari.
Ya Allah, Engkau yang bertakhta dalam bait suci-Mu, bertakhtalah dalam bait suci diriku ini. Aku mau setia dan mau lebih percaya kepada-Mu supaya aku pantas menerima pembaruan dan penyembuhan di dalam Engkau sendiri. Amin.
Kasih Jangan Ditahan
Apa sih gunanya peraturan? Barangkali pertanyaan ini pernah terlintas dalam benak kita. Peraturan itu diperlukan agar manusia hidup dengan baik, terarah dan tidak mengusik hidup sesamanya. Tanpa peraturan manusia condong berbuat semaunya tanpa peduli pada sesamanya. Ada kasih di dalam setiap peraturan. Amat disayangkan, arti peraturan itu menjadi kabur oleh perilaku orang-orang yang fokus pada isi bukan pada tujuan peraturan.
Tidak ada yang sebaik Yesus dalam memaknai sebuah aturan. Pada hari Sabat, Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh selama 38 tahun. Ia mendobrak peraturan yang ada bahwa pada hari Sabat orang Yahudi tidak boleh melakukan aktifitas apapun selain berdoa. Yesus sadar bahwa kasih lebih utama dan lebih tinggi di atas peraturan. Demi memperjuangkan kasih Dia berani mengambil risiko. Dia tidak bermaksud melecehkan aturan namun memberi kita pengertian yang benar tentang makna sebuah peraturan. Peraturan memiliki tujuan untuk mewujudkan kasih, bukan kasih dikorbankan demi sebuah aturan.
Marilah kita belajar menaati peraturan dengan bijaksana. Janganlah kita berbangga diri karena berhasil menegakkan peraturan namun ternyata gagal menegakkan kasih.
Yesus, murnikanlah motivasiku dalam menaati segala peraturan dan semoga aku tak lupa menaati peraturan yang utama yaitu kasih.
Amin.
---ooOoo---
Yehezkiel tampil dengan penglihatan ini. Dia dibawa oleh seseorang untuk melihat sungai yang keluar dari Bait Suci. Air sungai itu sangat besar dan dalam, mengalir dan bermuara di Laut Asin. Maka tawarlah air Laut Asin dan ikan-ikan bisa hidup. Di tepi sungai bertumbuhlah pohon-pohon yang sangat lebat buahnya. Setiap bulan pohon-pohon itu berbuah dan tak pernah ada yang gagal.
Apa makna cerita ini? Kita ingat, bahwa Bait Yerusalem dibuat menurut gambaran Bait Surgawi. Dengan kata lain, aslinya adalah Bait Surgawi sedangkan Bait Allah di Yerusalem adalah duplikatnya. Yehezkiel diantar untuk melihat dalam roh, rumah Allah di surga. Sungai yang muncul dari Bait Allah adalah simbol Roh yang berasal dari Bapa, yang membawa kesejukan dan memberi hidup baru bagi semua makhluk. Jamahan, sentuhan Roh Kudus membaharui segala makhluk ciptaan. Roh membuat hidup kita "berbuah" dan bermutu baik. (kfb)
- Di masa Prapaskah ini, apakah anda membiarkan Roh Kudus mengairi hidup anda?
- Apakah anda juga menghasilkan buah-buah Roh?