“Janganlah kamu menyangka bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena sesungguhnya Aku berkata kepadamu: Selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu huruf kecil atau satu titik pun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Surga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkannya, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Surga. (Mat 5:17-19)
Bacaan Pertama Ul 4:1,5-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 147:12-13,15-16,19-20
Bacaan Injil hari ini menunjukkan suatu kesatuan yang indah antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Perjanjian Lama samasekali tidak digantikan oleh Perjanjian Baru, melainkan digenapi. Yesus mengetahui dan Ia menghormati dan mentaati hukum-hukum Allah. Yesus menyatakan/mewahyukan makna terdalam dari hukum. Ketaatan-Nya adalah kepada roh/semangat hukum itu dan didasarkan pada cinta kasih. Dengan demikian, dalam Yesus, hukum digenapi.
Dalam bacaan Perjanjian lama (lihat bacaan pertama) kita melihat Allah membentuk umat-Nya melalui perintah-perintah-Nya. “Maka sekarang, hari orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN (YHWH), Allah nenek moyangmu” (Ul 4:1). Allah berjanji kepada mereka bahwa jika mereka mematuhi hukum-hukum ni, maka mereka akan menjadi sebuah bangsa besar, yang memuliakan Dia. “Ia memberitakan firman-Nya kepada Yakub, ketetapan-ketetapan-Nya dan hukum-hukum-Nya kepada Israel. Ia tidak berbuat demikian kepada segala bangsa …” (Mzm 147:19-20). Betapa besar kasih Allah itu sehingga Dia sudi mengajar kita bagaimana menjadi umat-Nya.
Dalam masa Prapaskah ini baiklah kita mempraktekkan membaca sabda Allah setiap hari, tidak hanya untuk memperoleh pengetahuan yang diberikan oleh sabda Allah itu, melainkan juga untuk kehidupan yang dihasilkannya. Manakala kita memohon kepada Roh Kudus untuk membuka Kitab Suci bagi kita, maka Dia akan membimbing kita kepada pengertian yang sungguh bermakna bagi hidup kita sehari-hari. Jika kita bertanya kepada Roh Kudus tentang Kitab Suci, maka Dia tidak hanya menjawab pertanyaan kita, melainkan juga sabda Allah menjadi hidup bagi kita dan memimpin kita kepada pengalaman akan kasih Allah sendiri kepada kita.
Para imam besar turunan Harun ikut ambil bagian dalam dosa umat, sehingga dengan demikian mereka tidak dapat berdamai dengan Allah sekali dan untuk selama-lamanya. Mereka tidak dapat mempersembahkan kurban yang sempurna kepada Allah sekali dan untuk selama-lamanya. Yesus adalah Imam Besar Agung – jadi lebih tinggi – karena Dia menumpahkan darah-Nya sendiri yang tanpa noda dosa, mempersembahkan diri-Nya kepada Allah bagi dosa-dosa kita-manusia sepanjang masa (bacalah Ibr 9:11-10:18).
Tuhan Yesus, Engkau adalah Imam Besar Agung dan kekal yang telah menebus dosa-dosa kami. Imamat-Mu telah melakukan apa yang tidak dapat dilakukan oleh para imam besar keturunan Harun, yaitu memberi kesempatan kepada kami untuk suatu kehidupan kekal. Tuhan Yesus, kami menyerahkan hidup kami kepada-Mu dalam kasih guna melayani-Mu dan Gereja-Mu. Amin.