Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

28 Maret 2015

WALAUPUN KITA TIDAK PANTAS UNTUK DITEBUS ……

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan V Prapaskah – Sabtu, 28 Maret 2015) 

Banyak di antara orang-orang Yahudi yang datang melawat Maria dan yang menyaksikan sendiri apa yang telah dibuat Yesus, percaya kepada-Nya. Tetapi beberapa di antara mereka pergi kepada orang-orang Farisi dan menceritakan kepada mereka, apa yang telah dibuat Yesus itu. Lalu imam-imam kepala dan orang-orang Farisi memanggil Mahkamah Agama untuk berkumpul dan mereka berkata, “Apa yang harus kita lakukan? Sebab Orang itu membuat banyak mukjizat. Apabila kita biarkan Dia, maka semua orang akan percaya kepada-Nya dan orang-orang Roma akan datang dan akan merampas tempat suci kita serta bangsa kita. Tetapi salah seorang di antara mereka, yaitu Kayafas, Imam Besar pada tahun itu, berkata kepada mereka, “Kamu tidak tahu apa-apa, dan kamu tidak insaf bahwa lebih berguna bagimu, jika satu orang mati untuk bangsa kita daripada seluruh bangsa kita ini binasa.” Hal itu dikatakannya bukan dari dirinya sendiri, tetapi sebagai Imam Besar pada tahun itu ia  bernubuat bahwa Yesus akan mati untuk bangsa itu, dan bukan untuk bangsa itu saja, tetapi juga untuk mengumpulkan dan mempersatukan anak-anak Allah yang tercerai-berai. Mulai hari itu mereka sepakat untuk membunuh Dia.


Karena itu Yesus tidak tampil lagi di depan umum di antara orang-orang Yahudi, tetapi Ia berangkat dari situ ke daerah dekat padang gurun, ke sebuah kota yang bernama Efraim, dan di situ Ia tinggal bersama-sama murid-murid-Nya.

Pada  waktu itu hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat dan banyak orang dari negeri itu berangkat ke Yerusalem untuk menyucikan diri sebelum Paskah itu. Mereka mencari Yesus dan sambil berdiri di dalam Bait Allah, mereka berkata seorang kepada yang lain, “Bagaimana pendapatmu? Akan datang jugakah Ia ke pesta?” (Yoh 11:45-56) 

Bacaan Pertama: Yeh 37:21-28; Mazmur Tanggapan: Yer 31:10-13

Kitab Yesaya menggambarkan seorang hamba TUHAN (YHWH) yang “dihina dan dihindari orang” (Yes 53:3) – sebuah nubuatan yang secara sempurna dipenuhi dalam diri Yesus. Dalam Injilnya, Yohanes mengidentifikasikan penolakan ini sebagai berasal dari “orang-orang Yahudi”. Salah-pengertian dari hal ini telah berkontribusi kepada sikap anti-Yahudi dan penganiayaan terhadap orang-orang Yahudi untuk berabad-abad lamanya. Bagi Yohanes, “orang-orang Yahudi” bukan berarti semua orang Yahudi, melainkan kelompok orang yang terdiri dari kaum Farisi, imam-imam kepala, dan para anggota Sanhedrin yang menolak Yesus dan mencoba untuk merekayasa kematian Yesus (lihat Yoh 7:32,45,47-48). Di antara mereka ada beberapa yang bahkan menerima Yesus (Yoh 7:50-51). Sebagaimana dapat kita baca dalam bacaan Injil hari ini, banyak orang Yahudi yang menyaksikan mukjizat-mukjizat Yesus menjadi percaya kepada-Nya (Yoh 11:45).

Betapa mudahnya kita menunjuk-nunjuk dengan jari-jari kita kepada “orang-orang jelek” yang hidup di abad pertama dan kemudian menyalahkan mereka! Memang sulit untuk menerimanya, namun bukankah suatu kenyataan bahwa kita pun pernah menolak Yesus dalam hidup kita? Bukankah ini adalah keseluruhan pesan dari salib Kristus? Bukankah kita semua adalah “musuh-musuh” Allah? (lihat Rm 5:8) ketika Yesus datang dan mencurahkan darah-Nya. Tidak ada orang-orang baik maupun orang-orang jahat; yang ada adalah umat manusia         yang terdiri dari para pendosa yang sangat dikasihi oleh Bapa mereka yang ada di surga, yang walaupun tidak pantas untuk ditebus, mereka tetap ditebus oleh Putera-Nya yang tunggal yang  sangat dikasihi-Nya.

Bukankah ini kabar baik? Tidakkah hal ini menghibur hati ketika kita mengetahui bahwa bagaimana pun hebatnya kita masih memendam sikap perlawanan terhadap Yesus dalam hati kita, Dia tetap mengasihi kita dan tidak pernah menyesali pengorbanan yang dibuat-Nya untuk kita? Bukankah hal ini sangat menyemangati kita, apalagi ketika kita menyadari bahwa Yesus Kristus terus saja melakukan pengantaraan bagi kita di hadapan Bapa surgawi (bacalah keseluruhan Ibr 9), dan juga mencurahkan rahmat demi rahmat guna memerdekakan kita dari setiap bentuk kejahatan?

Saudari dan Saudaraku yang terkasih, besok kita akan mengawali Pekan Suci. Marilah kita memeriksa lagi batin/hati kita masing-masing. Masihkah kita menuduh individu-individu tertentu, bahkan kelompok-kelompok tertentu sebagai antek-antek si Jahat, tanpa harapan, musuh-musuh Allah yang mutlak tidak dapat diampuni? Marilah kita memohon kepada Yesus untuk menunjukkan kasih dan belaskasih-Nya. Dia mati untuk setiap orang. Dia juga memberikan pengharapan untuk setiap orang sampai menit terakhir. Yesus juga mendorong kita untuk bersikap dan melakukan hal yang sama. Oleh karena itu, marilah kita melakukan doa syafaat bagi orang-orang lain, bukan menuduh-nuduh. Kita semua adalah satu keluarga dalam Kristus. Semakin kita saling mengasihi, semakin nyata pula Injil akan berkemenangan dalam setiap hati orang.


DOA: 
Bapa surgawi, Engkau mengutus Putera-Mu agar supaya segenap umat manusia dapat diperdamaikan dengan Bapa. Sekarang Engkau telah memberikan tugas kepada Gereja – dan  kami masing-masing – untuk syering pelayanan-Mu dalam hal rekonsiliasi ini. Berdayakanlah kami agar mau dan mampu menarik orang-orang lain kepada-Mu. 
Amin.

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/