Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

18 Maret 2015

Renungan Ziarah Batin Rabu 18 Maret 2015


Pekan Prapaskah IV (U)
St. Salvator OFM; St. Anselmus dr Lucca;
St. Syrillus dr  Yerusalem;B. Marta
Bacaan I    : Yes. 49:8-15
Mazmur    : 145:8-9.13cd-14.17-18; R:8a
Bacaan Injil    : Yoh. 5:17-30
Sekali peristiwa Yesus berkata kepada orang-orang yahudi: ”Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” Sebab itu orang-orang Yahudi lebih berusaha lagi untuk membunuh-Nya, bukan saja karena Ia meniadakan hari Sabat, tetapi juga karena Ia mengatakan bahwa Allah adalah Bapa-Nya sendiri dan dengan demikian menyamakan diri-Nya dengan Allah. Maka Yesus menjawab mereka, kata-Nya: ”Aku berkata kepadamu, sesungguhnya Anak tidak dapat mengerjakan sesuatu dari diri-Nya sendiri, jikalau tidak Ia melihat Bapa mengerjakannya; sebab apa yang dikerjakan Bapa, itu juga yang dikerjakan Anak. Sebab Bapa mengasihi Anak dan Ia menunjukkan kepada-Nya segala sesuatu yang dikerjakan-Nya sendiri, bahkan Ia akan menunjukkan kepada-Nya pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar lagi dari pada pekerjaan-pekerjaan itu, sehingga kamu menjadi heran.
Sebab sama seperti Bapa membangkitkan orang-orang mati dan menghidupkannya, demikian juga Anak menghidupkan barangsiapa yang dikehendaki-Nya. Bapa tidak menghakimi siapa pun, melainkan telah menyerahkan penghakiman itu seluruhnya kepada Anak, supaya semua orang menghormati Anak sama seperti mereka menghormati Bapa. 


Barangsiapa tidak menghormati Anak, ia juga tidak menghormati Bapa, yang mengutus Dia. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa mendengar perkataan-Ku dan percaya kepada Dia yang mengutus Aku, ia mempunyai hidup yang kekal dan tidak turut dihukum, sebab ia sudah pindah dari dalam maut ke dalam hidup. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya saatnya akan tiba dan sudah tiba, bahwa orang-orang mati akan mendengar suara Anak Allah, dan mereka yang mendengarnya, akan hidup. Sebab sama seperti Bapa mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri, demikian juga diberikan-Nya Anak mempunyai hidup dalam diri-Nya sendiri. Dan Ia telah memberikan kuasa kepada-Nya untuk menghakimi, karena Ia adalah Anak Manusia. Janganlah kamu heran akan hal itu, sebab saatnya akan tiba, bahwa semua orang yang di dalam kuburan akan mendengar suara-Nya, dan mereka yang telah berbuat baik akan keluar dan bangkit untuk hidup yang kekal, tetapi mereka yang telah berbuat jahat akan bangkit untuk dihukum. Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku.”

”Kadang kita khawatir akan hari yang akan datang karena melihat kegagalan atau kegelapan dalam pengalaman kita hari ini. Nabi Yesaya menegaskan bahwa Tuhan akan menolong pada waktu Ia berkenan dan menyelamatkan karena Ia sudah berjanji kepada umat-Nya. Apakah Anda yakin dengan janji Tuhan itu? Kepercayaan kita kepada Tuhan Yesus, dalam kata-kata dan pengajaran-Nya, harus diyakini sebagai perkataan Bapa juga, karena Ia dan Bapa adalah satu. Sejauh kita percaya janji dan kebaikan Bapa dalam Yesus Kristus, maka sejauh itu juga kita mengenal Allah Bapa kita yang tersembunyi dan mengulurkan tangan kasih-Nya ketika kita mengalami kesulitan.

Bapa Yang Mahabaik, bantulah kami untuk mengenal-Mu lebih dalam lagi dengan tekun membaca Firman-Mu dan selalu melakukan perbuatan yang baik. 
Amin


”Bapa-Ku bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga.” (Yoh. 5:17)
Ujian semester kurang dua hari lagi. Sementara teman-temannya belajar keras, dan sibuk meminjam buku dan catatan, Vania adem ayem saja. “Untuk apa kerja keras, Tuhan telah menyiapkan semuanya untukku.” begitu katanya di dalam hati. Vania sebenarnya bukan gadis malas, sebaliknya dia adalah pribadi yang tekun. Buktinya setiap hari dia tekun berdoa bahkan kerap ikut misa harian. Dia sering menasihati orang lain untuk mengandalkan kuasa Tuhan dalam apa saja, manusia cukup tenang-tenang saja membiarkan rahmat Tuhan bekerja. Doa itu paling penting yang lain tidak, Itulah prinsip Vania. Suatu kali seorang temannya berkata,’ ’Katamu memang ada benarnya Van, tapi coba deh kamu lihat Agnes Monica. Apakah dia bisa meraih sukses dan menginspirasi kita melulu karena dia berdoa?” Teman Vania ini benar. Orang-orang besar seperti Gandhi, Ibu Teresa, dan Nelson Mandela menginspirasi banyak orang bukan semata-mata karena tiap hari kerjanya cuma berdoa. Mereka bekerja keras!

Dalam hidup-Nya Yesus tidak hanya berdoa saja, Dia juga bekerja dengan keras. Dia bahkan bekerja sangat keras di tengah cibiran dan hujatan orang- orang yang tidak menyukai-Nya. Bapa memercayakan sebuah pekerjaan besar kepada Yesus, yaitu menyelamatkan manusia. Untuk itu Yesus tak hanya berdoa namun juga bekerja sampai harus menderita dan wafat di salib. Yesus mengajarkan kepada kita arti sebuah kesungguhan dan totalitas.Kita dipanggil untuk menekuni tugas dan tanggung jawab kita apapun bentuknya dengan sepenuh hati dan dengan totalitas seperti yang diajarkan oleh Yesus.

Sebagai manusia, malu rasanya jika kita cuma bermalas-malasan dan hanya mengandalkan orang lain dan Tuhan saja. Setiap pengorbanan, kegigihan, dan ketekunan kita sangatlah berharga. Bila kita bekerja bersama Yesus dan dalam semangat Yesus, nantinya kita akan sampai pada kemuliaan bersama Yesus.
Tuhan Yesus, bantulah aku menguduskan hidupku dengan setia dan bersungguh-sungguh melakukan tugas dan tanggung jawab.
Amin


BapaKu bekerja sampai sekarang, maka Aku pun bekerja juga! Dengan kalimat itu Yesus menjawab tuduhan, bahwa Ia telah melanggar Taurat karena menyembuhkan seorang buta pada hari Sabat. Perbuatan kasihNya tidak bertentangan dengan hari Sabat. Bagi kaum puritan yang menekankan kemurnian hukum, perbuatan amal Yesus dilihat sebagai pelanggaran terhadap hukum. Yesus sendiri tidak mengabaikan hukum, tetapi menghayati hukum dengan semangat kasih. Kasih tidak anti hukum. Kasih sejati tidak takut pada hukum. Penghayatan kasih secara benar mengandaikan juga pelaksanaan hukum secara benar. Kasih menuntut pelaksanaan hukum secara baik, bukan hanya sebagai suatu formalitas. Dalam semangat kasih, hukum dapat menjadi sarana pengungkapan kasih baik kepada Tuhan dan sesama. 
Penginjil Yohanes memberi penegasan tentang Yesus yang secara paripurna menjadi ungkapan kasih Allah kepada manusia. Yang percaya dan menerima-Nya sebagai utusan Bapa, menerima hidup kekal. Pada hari penghakiman, bukan hanya manusia yang hidup, tapi juga semua yang sudah dikubur akan mendengarkan Nya. Orang baik akan bangkit untuk hidup kekal, mereka yang jahat akan bangkit untuk dihukum. Allah bukan Pribadi yang gemar menghukum. Manusia menghukum diri sendiri, ketika ia menolak percaya kepada Allah sebagai sumber keselamatan. 
  1. Apa sikap saya terhadap pelaksanaan peraturan dan hukum?
  2. Sebagai formalitas saja, atau sebagai wujud kasih saya terhadap Tuhan dan sesama?