Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

01 Maret 2015

Renungan Minggu 01 Maret 2015



Inilah AnakKu terkasih!

Pada suatu hari Yesus berbicara tentang bagaimana Ia akan menderita sengsara. Sesudah itu Ia membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes, dan bersama mereka naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka, dan pakaianNya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang sanggup menggelantang pakaian seperti itu.

Maka nampaklah kepada mereka Elia dan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia." Petrus berkata demikian, sebab ia tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan. Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara, "Inilah AnakKu terkasih, dengarkanlah Dia!" Dan sekonyong-konyong waktu memandang sekeliling mereka tidak lagi melihat seorang pun bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.

Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan supaya mereka jangan menceriterakan kepada siapa pun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati. Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."


---ooOoo---

Apa sesungguhnya wujud kasih Bapa? Kita pernah mengalami kasih dan kebaikan ayah kita. Kita diperhatikan, disayang, dipeluk dan dibelai, diberi hadiah baju baru, alat sekolah, dan sebagainya. Di kala sakit dan putus asa, ayah hadir. Ketika makan bersama, berpergian atau rekreasi, ayah mendampingi dengan penuh cinta. Pengalaman itu membuat kita merasa dekat dengan ayah. Dengan cara-cara manusiawi seperti inilah, kita mengalami kasih Allah sebagai Bapa yang menyayangi dan melindungi hidup kita.

Paulus mengingatkan jemaat di Roma tentang kasih Allah kepada semua umat beriman. Dia telah dan terus menerus memberi kita anugerah-anugerah berlimpah, bahkan AnakNya sendiri diserahkan demi keselamatan kita. Yesus menyelamatkan kita tidak hanya dengan hidupNya tetapi juga dengan kematianNya. KesetiaanNya membuat Dia berkenan kepada Bapa. "Inilah Anak yang Kukasihi dengarkanlah Dia", demikian pernyataan Allah pada saat Yesus menampakkan kemulianNya di atas gunung.

Anak yang sangat dikasihi itu diserahkan oleh Bapa demi keselamatan manusia dan dunia. Untuk itu Yesus harus turun dari kemuliaan gunung Tabor untuk mendaki menuju puncak penderitaan di gunung Golgota, tempat Ia dikurbankan demi keselamatan manusia. Semuanya ini dilakukan oleh Allah semata-mata karena kasihNya kepada manusia. Melalui Yesus kita mengalami kasih Allah Bapa secara sempurna. Dalam masa tobat ini, marilah kita merenungkan betapa besarnya kasih Allah Bapa dan Yesus kepada kita umatNya.

  1. Apakah anda menyadari bahwa Allah sangat mengasihi anda?
  2. Apakah yang anda buat untuk membalas kasihNya?