Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

06 Maret 2015

Renungan Ziarah Batin --> Jum'at, 6 Maret 2015


Renungan Jumat, 06 Maret 2015: Penggarap Kebun

St. Marsianus; St. Hesikios;
St. Fridolin

Bacaan I: Kej. 37:3-4.12.13a.17b-28

Mazmur: 105:16-17.18-19.20-21; R:5a
Bacaan Injil: Mat. 21:33-43.45-46

Sekali peristiwa Yesus berkata kepada imam-imam kepala serta tua-tua Bangsa Yahudi: ”Dengarkanlah perumpamaan ini. Adalah seorang tuan tanah membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga di dalam kebun itu. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. Ketika hampir tiba musim petik, ia menyuruh hamba-hambanya kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima hasil yang menjadi bagiannya. Tetapi penggarap-penggarap itu menangkap hamba-hambanya itu: mereka memukul yang seorang, membunuh yang lain dan melempari yang lain pula dengan batu.

Kemudian tuan itu menyuruh pula hamba-hamba yang lain, lebih banyak dari pada yang semula, tetapi mereka pun diperlakukan sama seperti kawan-kawan mereka. Akhirnya ia menyuruh anaknya kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. Tetapi ketika penggarap-penggarap itu melihat anaknya itu, mereka berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, supaya warisannya menjadi milik kita. Mereka menangkapnya dan melemparkannya ke luar kebun anggur itu, lalu membunuhnya. Maka apabila tuan kebun anggur itu datang, apakah yang akan dilakukannya dengan penggarap-penggarap itu?” Kata mereka kepada-Nya: ”Ia akan membinasakan orang-orang jahat itu dan kebun anggurnya akan disewakannya kepada penggarap-penggarap lain, yang akan menyerahkan hasilnya kepadanya pada waktunya.” Kata Yesus kepada mereka: ”Belum pernahkah kamu baca dalam Kitab Suci: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita. Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu.” (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab ...)


Renungan

Tokoh yang ada dalam perumpamaan hari ini adalah tuan tanah yang menggambarkan Allah. Anak tuan tanah adalah Yesus, Sang Mesias. Hamba-hamba tuan tanah adalah para nabi yang datang sebelum Yesus. Para penggarap jahat adalah imam-imam kepala dan orang-orang Farisi. Proses yang digambarkan lewat perumpamaan ini adalah bagaimana menghasilkan buah pada waktunya namun mengalami kegagalan-kegagalan dan akhirnya dibentuklah suatu permulaan yang baru dengan umat baru.

Yesus memberitakan rencana Allah, namun para pendengar-Nya; orang Farisi, ahli Taurat, dan tua-tua, tidak mempedulikan, sehingga mereka tidak masuk dalam Kerajaan Allah. Nasib ini dapat menimpa setiap orang Kristen apabila mereka bersikap seperti orang-orang Yahudi tertentu yang hidup pada zaman Yesus. Perumpamaan ini menjadi suatu peringatan keras bagi para pengikut Yesus. Bagi kaum Farisi dan ahli Taurat, Yesus sudah mati. Namun bagi kita yang mengimani Yesus, Ia telah bangkit dan dosa-dosa kita telah ditebus-Nya.

Kedengkian dan iri hati yang melanda hati anak-anak Israel masih terjadi sampai hari ini. Orang masih sulit menerima keberhasilan orang lain. Kalau sudah begini, usaha saling menjatuhkan, memukul, memfitnah, bisa terjadi. Kisah Yusuf menyadarkan kita bahwa nasib baik kita di tangan Tuhan, dan itu tidak bisa diambil oleh orang lain. Jalan yang kita tempuh bisa berliku dan kadang-kadang membingungkan dan membuat putus asa, tetapi kalau kita melakukan kebenaran, Tuhan akan berada di pihak kita. Tuhan tidak salah memilih Yusuf, yang meskipun paling muda, tetapi paling bijaksana. Kita pun bisa seperti dia  jika melakukan hal yang benar di hadapan Tuhan.

Kejahatan bisa kita lakukan kalau kita menginginkan lebih banyak dan tidak pernah puas. Iri hati hanyalah ”cabang” dari sifat tamak dan tak pernah puas. Ketika mata hati kita membuta, maka Tuhan pun bahkan bisa kita anggap tidak adil. Sebaliknya, jika kita bersikap menerima dan jujur, Tuhan akan memberikan tanggung jawab yang lebih besar kepada kita, sebab Ia ingin membesarkan Kerajaan-Nya di dunia ini supaya semakin banyak orang menikmati damai sejahtera.


Ya Tuhan, penuhilah kami dengan damai sejahtera-Mu, agar apa pun yang kami laku­kan jangan sampai merugikan orang lain dan menyusahkan hati-Mu. 
Amin.

==oooOOooo==

Gina mempunyai sepeda motor hasil dia menabung selama sepuluh tahun. Ia sangat menyayangi sepedanya itu. Suatu ketika ketika Gina membawa motornya ke toko buku, seorang pencuri mengincar motor Gina, saat Gina masuk ke toko buku pencuri itu langsung beraksi mencuri motor Gina. Gina merasa sangat sedih, motor itu sangat berharga baginya bukan hanya karena barangnya tetapi karena usahanya untuk menyisihkan uang sakunya selama sepuluh tahun untuk dapat membeli motor itu.
Dikisahkan bagaimana Yusuf dijual kepada orang Ismael oleh saudara-saudaranya karena rasa iri hati, yang akhirnya karena peristiwa itu Yusuf malah menyelamatkan saudara, bahkan bangsanya dari bencana kelaparan. Dalam Injil dikisahkan ketamakan penggarap anggur yang mengakibatkan anak dari pemilik anggur dibunuh supaya mereka mendapatkan kebun anggur. Namun justru karena itu, Yesus yang merupakan gambaran putera pemilik kebun anggur yang dibunuh itu, telah menjadi juru selamat bagi umat manusia.
Allah mampu mengubah derita menjadi berkat. Rasa kehilangan yang dialami Gina sesungguhnya dapat menjadi pintu untuk dapat memaknai sebuah kehilangan. Tidak ada yang sifatnya abadi di dunia ini, suatu saat kita akan kehilangan apa yang kita punya di dunia ini, termasuk orang-orang yang kita cintai. Marilah kita belajar mulai saat ini untuk tidak lekat pada benda atau pun orang.

Tuhan, mampukanlah aku untuk dapat bersikap bijaksana terhadap barang-barang yang kumiliki dan juga ajarkanlah aku mengasihi secara tulus. 
Amin.

---ooOoo---
Ketika kejahatan membutakan mata, orang tidak lagi dapat berpikir selain lebih dalam terbenam dalam dosa tersebut. Dalam tragedi genosida di Rwanda, Afrika, para pelaku memberi kesaksian, bahwa orang yang sudah membunuh ingin membunuh lebih banyak, orang yang belum membunuh ingin segera membunuh. Tak ada kesadaran akan belas kasih yang dalam situasi normal sangat diperhatikan. Maka, ketika kegelapan berkuasa sepenuhnya atas orang, perilaku orang sungguh mencerminkan perilaku kegelapan itu sendiri.
Perumpamaan di atas mencerminkan pribadi-pribadi yang dikuasai kegelapan. Satu dosa akan ditutup oleh dosa lain. Umat beriman wajib memperhatikan hal ini agar tidak sampai menjadi budak dosa, karena tak ada ganjaran bagi mereka selain kehancuran abadi dalam api kekal. 
  1. Pernahkan anda merasa puas karena telah melakukan sebuah kejahatan?
  2. Setelah situasi batinmu kembali normal, bagaimana reaksi anda? 
  3. Ada pertobatan?