”Banyak pekerjaan baik yang berasal dari Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu: pekerjaan manakah di antaranya yang menyebabkan kamu melempari Aku?” (Yoh. 10:32)
Suatu malam, Adista nampak gundah. Ia meluapkan perasaannya pada buku refleksinya “Dear Diary… hari ini adalah hari yang berat bagiku. Kini mereka menjauhiku, mengejekku dan dengan sengaja menyebarkan berita tidak benar tentang aku. Apa salahku? Seminggu yang lalu waktu ujian, mereka memang meminta aku memberitahu sebagian jawabanku kepada mereka, namun aku menolaknya.
Bukan karena aku benci dengan mereka, namun ini demi kebaikan mereka sendiri. Aku ttidak mau hidup dalam ketidakjujuran. Meski pengawas tak memerhatikan dan aku punya kesempatan, hati kecilku tetap tidak tenang. Aku tahu memberi contekan adalah sebuah kesalahan. Aku tidak mau mengingkari hati nuraniku ini. Selama ini aku selalu bersedia belajar bersama jika mereka mau. Pintu rumahku selalu terbuka bila mereka menemui soal sulit yang ingin dipecahkan bersama. Bukankah selama ini aku juga sabar membalas sms mereka bila mereka bertanya tentang tugas-tugas yang harus dikerjakan? Aku sudah mengusahakan yang terbaik bagi mereka tapi yang kuterima adalah kebencian. Adilkah ini Tuhan?”
Menjadi orang baik dan jujur tidak berarti kita bebas dari kesulitan. Namun kita tidak perlu takut sebab Yesus pun pernah mengalaminya. Bukan cuma dibenci, Ia juga dicelakai dan disingkirkan meski jelas Ia adalah utusan Allah. Ketika Yesus menghadapi ketidakadilan, Dia selalu berdialog dengan Bapa-Nya. Inilah yang membuat-Nya mampu terus berjuang meski menemui banyak tantangan. Memperjuangkan kebaikan dan kebenaran adalah panggilan jiwa Yesus dan juga merupakan panggilan bagi kita sebagai utusan-Nya.
Sobat muda, semoga kita tidak patah semangat bila menemui banyak kesulitan ketika berani memperjuangkan nilai-nilai kebaikan dan kebenaran. Marilah kita bawa semua kesulitan itu dalam dialog dengan Bapa, sehingga kita dapat merasakan kekuatan-Nya mengalir di dalam diri kita. Jika tak ada seorang pun peduli pada perjuangan kita, Yesus ada di samping kita untuk menguatkan perjuangan kita. Dia mengerti kesulitan kita.
Yesus, kuatkanlah hatiku bila harus menderita karena memperjuangkan kebenaran. Apapun resikonya aku akan berusaha dan tidak akan menyerah.
Amin.