Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

02 Maret 2015

Renungan Ziarah Batin --> Senin, 2 Maret 2015


Pekan Prapaskah II (U)
St. Simplisius, Paus, Mrt;
St. Agnes dr Praha

Bacaan I: Dan. 9:4b-10

Mazmur: 79:8.9.11.13; R:103:10a
Bacaan Injil: Luk. 6:36-38

Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati. Janganlah kamu menghakimi, maka kamu pun tidak akan dihakimi. Dan janganlah kamu menghukum, maka kamu pun tidak akan dihukum; ampunilah dan kamu akan diampuni. Berilah dan kamu akan diberi: suatu takaran yang baik, yang dipadatkan, yang digoncang dan yang tumpah ke luar akan dicurahkan ke dalam ribaanmu. Sebab ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.”


Renungan


Seperti Daniel yang mengasihi Tuhan dan berpegang pada perintah-Nya, maka kita diajak untuk memulai pertobatan kita dengan mengakui kesalahan. Pengakuan akan kesalahan dan kelalaian adalah pintu untuk memulai hidup baru, sebab dengan mengakui kekurangan, Tuhan diakui sebagai Allah yang benar, yang menyukai perbuatan benar umat-Nya. Kita semua selalu jatuh ke dalam dosa, tetapi Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya dengan tetap mengasihi kita. Asalkan kita mau bertobat dan terbuka pada bimbingan-Nya.

Mengapa kita percaya akan kebaikan Tuhan? Seperti yang dikatakan Yesus, Bapa kita adalah Allah yang murah hati kepada semua orang. Jika Ia murah hati dan baik, maka salah satu cara pertobatan kita adalah dengan meneladan kemurahan hati-Nya dengan tidak mudah menghakimi orang lain dan siap memberikan pengampunan sesering mungkin. Bukankah orang yang mampu mengampuni adalah orang yang paling bahagia ”dalam” hidupnya?

Persiapkanlah diri kita menerima masa tobat ini dengan penuh syukur, dengan mau mengakui dosa dan meniru teladan Allah yang selalu mengasihi kita.


Ya Allah Yang Mahabaik, Engkau saja yang aku teladani. Ajarlah aku setiap hari untuk mendahulukan pengampunan, supaya rahmat-Mu tidak hanya mengalir bagi diriku sendiri, tetapi juga bagi orang-orang yang aku jumpai. 
Amin.

---ooOoo---

Dalam kunjungan ke Polandia, Paus Benedictus XVI sempat mendatangi kamp Auschwitz, tempat pembantaian orang-orang Yahudi oleh pemerintah Nazi. Sebagai orang Jerman, berat bagi Paus untuk berada di situ, karena memori tentang kejahatan Nazi merupakan suatu hal yang sangat memalukan sampai sekarang. Di hadapan ribuan umat dan kepada seluruh dunia dan terlebih kepada Tuhan, atas nama bangsa Jerman, Paus Benedictus XVI meminta maaf dan ampun atas segala kekejaman dan dosa yang dibuat oleh Nazi terhadap orang-orang Yahudi.
Daniel, seorang nabi yang sangat jujur dan rendah hati berdoa kepada Tuhan. Dia tidak berlaku angkuh dan merasa diri suci di hadapan Allah. Dia tidak malu mengakui kejahatan dan dosa-dosa bangsa Israel. Walaupun Daniel sendiri tidak berbuat dosa, tetapi dia merasa bahwa dia adalah bagian dari bangsa yang sangat berdosa dan yang telah menjauhkan diri dari Allah. Maka atas nama seluruh bangsa Israel, Daniel mengakui dosa-dosa mereka, baik dosa-dosa para pemimpin, raja-raja, para leluhur dan kaum terdahulu maupun umat biasa pada jamannya.
Kita semua adalah nabi karena sakramen Pembaptisan. Kita semua tahu bahwa negara kita masih dipenuhi dengan banyak dosa dan kejahatan. Kita adalah bagian dari Gereja dan masyarakat. Sebagai nabi kita tidak hanya mewartakan Sabda Tuhan tetapi juga berdoa untuk semua orang. Atas nama bangsa dan negara, dan atas nama Gereja, kita harus berdoa memohon pengampunan dari Tuhan. 
  1. Apakah anda menyadari diri sebagai anggota Gereja dan masyarakat?
  2. Apakah kita berdoa kepada Tuhan memohon pengampunan atas dosa-dosa seluruh umat dan para pemimpin negara kita?