Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

16 April 2015

Renungan Ziarah Batin - Kamis, 16 April 2015

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Pekan Paskah II (P)
Sta. Bernadetta Soubirous; St. Paternus

Bacaan I: Kis. 5:27-33
Mazmur: 34:2.9.17-18.19-20; R: 7a
Bacaan Injil: Yoh. 3:31-36

Yohanes pembaptis memberi kesaksi­an ten­tang Yesus di hadapan murid-muridnya: ”Siapa yang datang dari atas adalah di atas semuanya; siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi. Siapa yang datang dari sorga adalah di atas semuanya. Ia memberi kesaksian tentang apa yang dilihat-Nya dan yang didengar-Nya, tetapi tak seorang pun yang menerima kesaksian-Nya itu. Siapa yang menerima kesaksian-Nya itu, ia mengaku, bahwa Allah adalah benar. Sebab siapa yang diutus Allah, Dialah yang menyampaikan firman Allah, karena Allah mengaruniakan Roh-Nya dengan tidak terbatas. Bapa mengasihi Anak dan telah menyerahkan segala sesuatu kepada-Nya. Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal, tetapi barangsiapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya.”

Renungan


Setelah menerima karunia Roh Kudus, para Rasul yang tadinya takut terhadap para pemimpin agama Yahudi akhirnya berani keluar untuk mewartakan Kristus yang bangkit sebagai Pemimpin dan Juru Selamat. Ketika sedang mengajar orang banyak, kepala pengawal Bait Allah dan orang-orangnya menghadapkan mereka ke mahkamah agama Yahudi. Dengan keras para pemimpin agama Yahudi melarang mereka mengajar dalam nama Yesus. Namun, para Rasul tidak takut, jawabnya: ”Kita harus lebih taat kepada Allah daripada kepada manusia” (Kis. 5:29).

Sebagaimana para Rasul bersaksi di hadapan orang-orang Yahudi, Yohanes Pembaptis pun bersaksi tentang Yesus di hadapan murid-muridnya. Dalam salah satu kesaksiannya Yohanes Pembaptis berkata: ”Barangsiapa percaya kepada Anak, ia beroleh hidup yang kekal; tetapi barang siapa tidak taat kepada Anak, ia tidak akan melihat hidup, melainkan murka Allah tetap ada di atasnya” (Yoh. 3:36).
Kita semua adalah orang yang percaya kepada Yesus, Putra Allah. Karena kepercayaan ini kita tidak takut untuk bersaksi. Karena kepercayaan ini pula kita akan beroleh hidup yang kekal.

Syukur kepada-Mu ya Tuhan atas anugerah iman yang telah kumiliki. Semoga tetap setia kepada imanku dan tidak takut untuk bersaksi, supaya aku dapat beroleh hidup yang kekal. 
Amin.


---ooOoo---

Yohanes Pembaptis tetap membatasi diri pada peranannya sebagai bentara yang mempersiapkan jalan bagi Sang Mesias. Ketika Yesus tampil dengan penuh kuasa dalam kata dan perbuatan, banyak orang datang kepadaNya. Sebagai tanda pertobatan, mereka dibaptis, bukan saja oleh Yesus tetapi juga oleh murid-muridNya. Hal ini agaknya mengganggu hati murid-murid Yohanes. Maka mereka mempertanyakannya kepada Yohanes. Yohanes tetap pada misinya, maka Ia bersaksi tentang Yesus. Jika Yesus bisa melakukan pekerjaan-pekerjaan surgawi, jelas Ia berasal dari atas. Bila Ia mampu berbicara tentang Kerajaan Allah, jelas Ia mengetahui seperti apa Kerajaan Allah itu. Maka orang yang beriman akan segera melihat kebenaran itu dan mempercayainya. Tak ada alasan bagi murid-murid Yohanes untuk merasa cemas. Kalau perlu, mereka pun boleh meninggalkan Yohanes dan bergabung dengan Yesus (bdk. Yoh 1:37).
Kesaksian Yohanes jelas merupakan buah dari karunia dan tuntunan Roh Tuhan sendiri. Tak ada orang yang mau bersusah payah, sementara buah-buah karyanya dinikmati oleh orang lain. Yohanes berkarya, tetapi kemuliaan ada pada Yesus. Di sini sebetulnya kita menemukan perwujudan hakekat kenabian Yohanes. Ketika hati dan jiwa dikuasai oleh Roh, ia bergerak menurut tuntunan Roh, melaksanakan karya-karya Roh demi tujuan yang ditentukan oleh Roh. Itu dijalaninya hingga akhir hayat.
Ketika dibaptis, kita menerima tugas sebagai pewarta Kristus kepada banyak orang. Kita adalah "yohanes pembaptis" masa kini. Maka seperti Yohanes, kita juga perlu membuka diri bagi Roh, membiarkan Dia menguasai seluruh diri kita, sehingga kita mampu melaksanakan karya yang ditentukan oleh Roh demi tujuan mulia, yakni kemuliaan Allah dan keselamatan manusia. Jika Roh menghendaki, bisakah kita menolak? 
  1. Sejauh mana anda berdoa memohon tuntunan Roh dalam setiap langkah hidup anda?
  2. Ketika Roh berbisik tentang rencana-Nya, apakah anda menurutinya?
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/