Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

29 April 2015

Firman Yesus yang menghakimi

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan IV Paskah – Rabu, 29 April 2015)
Peringatan S. Katarina dr Siena, Perawan Pujangga Gereja
Lalu Yesus berseru, “Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku; dan siapa saja yang melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan. Jikalau seseorang mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, aku tidak menghakiminya, sebab Aku datang bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya. Siapa saja yang menolak Aku, dan tidak menerima perkataan-Ku, ia sudah ada hakimnya, yaitu firman yang telah Kukatakan, itulah yang akan menghakiminya pada akhir zaman. Sebab Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan. Aku tahu bahwa perintah-Nya itu adalah hidup yang kekal. Karena itu, apa yang Aku katakan, Aku sampaikan sebagaimana difirmankan oleh Bapa kepada-Ku.” (Yoh 12:44-50) 
Bacaan Pertama: Kis 12:24-13:5a;  Mazmur Tanggapan: Mzm  67:2-3,5,6,8
Dalam bacaan Injil hari ini Yesus mengatakan kepada kita bahwa Dia diutus ke dunia untuk menyatakan Allah Bapa kepada kita, sehingga dengan demikian kita dapat berbicara kepada-Nya dan berbicara tentang Dia sebagai seorang Pribadi yang sungguh kita kenal: “Siapa saja yang melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku. Aku telah datang ke dalam dunia sebagai terang, supaya setiap orang yang percaya kepada-Ku jangan tinggal di dalam kegelapan”  (Yoh 12:45). Sebenarnya dalam bacaan ini Yohanes Penginjil menyajikan sebuah ikhtisar atau ringkasan dari ajaran Yesus sebelum dia mulai dengan narasi sengsara Yesus, kematian-Nya dan kebangkitan-Nya. Ikhtisar itu mencakup: (1) persatuan antara Bapa dan Putera (Yoh 12:44-45); (2) Yesus sebagai terang dunia, yang datang untuk menyelamatkan dunia, bukan untuk menghakiminya (Yoh 12:47);  (3) pesan bahwa kata-kata yang diucapkan oleh Yesus akan menjadi hakim di akhir zaman (Yoh 12:48); dan (4) Identifikasi kata-kata Yesus dengan firman Bapa dan kehidupan kekal yang mengalir dari perintah Bapa (Yoh 12:49-50).
Secara konsisten Yohanes Penginjil mengulang-ulang semua tema tersebut sepanjang duabelas bab Injilnya karena dia sungguh penuh semangat untuk mengatakan kepada kita siapa sebenarnya Yesus itu, agar dengan mengenal Yesus kita pun dapat mengenal Bapa. Dengan mengenal Bapa, kita akan mengenal terang dan kehidupan. Itulah sebabnya mengapa Yesus menyerukan pesan ini: “Siapa saja yang percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, tetapi kepada Dia, yang telah mengutus Aku”(Yoh 12:44). Kata-kata ini mengundang kita “memeriksa” diri kita sendiri untuk melihat apakah kita bertumbuh dalam pemahaman dan penerimaan kita akan hidup dan ajaran Yesus. Apakah kita sungguh melihat Dia sebagai terang dunia yang datang untuk menyelamatkan kita? (Yoh 12:46,47). Apakah kita mengakui bahwa kata-kata-Nya akan menghakimi diri kita? (Yoh 12:48). Apakah kita mengenali bahwa kata-kata-Nya adalah sama dengan kata-kata Bapa dan perintah-perintah Bapa merupakan sumber dari kehidupan kekal? (Yoh 12:49-50). Untuk tujuan inilah Allah Bapa telah mengutus Putera-Nya yang tunggal, Yesus. Itulah sebabnya mengapa Yesus berkata: “… Aku berkata-kata bukan dari diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan” (Yoh 12:49).
Sementara kita (anda dan saya) menerima, merangkul dan menghayati kebenaran-kebenaran yang disebutkan dalam hidup kita, maka kehidupan yang dimaksudkan Allah bagi kita (dan semua orang) dapat menjadi hidup dalam diri kita. Apabila kita sungguh menginginkan hidup ini, kita harus minta kepada Roh Kudus agar menolong kita memahami dan menerima Yesus. Karena kasih yang mengalir dari hati-Nya, Yesus mengundang kita untuk datang kepada-Nya. Apabila kita menerima tawaran-Nya untuk meminum air hidup, maka Yesus akan bekerja di dalam diri kita sebagaimana yang terjadi dalam kehidupan perempuan Samaria (Yoh 4:1-42). Jika kita harus berbicara kepada Allah Bapa, sang Maha Pencipta, dalam doa-doa kita, maka kita harus mengenal Dia, dan juga mengetahui relasi kita dengan diri-Nya. Yesus akan menyatakan hal ini kepada kita. Cukup seringkah kita berterima kasih penuh syukur kepada Yesus untuk pernyataan (pewahyuan) yang indah ini?
DOA: 
Tuhan Yesus, Putera tunggal Bapa, ajarlah kami agar dapat berdoa dengan benar. Tolonglah kami agar dapat memahami dengan jelas siapakah diri kami, dan tolonglah kami untuk memahami, sebagai manusia dengan segala keterbatasannya, siapakah Engkau. Amin.
Mzm 67:2-3,5-6,8

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Mzm 67:2 Kiranya Allah mengasihani kita dan memberkati kita, kiranya ia menyinari kita
                 dengan wajahNya

Mzm 67:3 supaya jalan-Mu dikenal di bumi, dan keselamatan-Mu di antara segala 
                 bangsa.

Mzm 67:5 Kiranya suku-suku bangsa bersukacita dan bersorak-sorai sebab Engkau
                 memerintah bangsa-bangsa dengan adil dan menuntun suku-suku bangsa 
                 diatas bumi

Mzm 67:6 Kiranya bangsa-bangsa bersyukur kepada-Mu, ya Allah, kiranya 
                 bangsa-bangsa semuanya bersyukur kepada-Mu.

Mzm 67:8 Allah memberkati kita, kiranya segala ujung bumi takut akan Dia.

  1. Apa wujud pengalaman anda tentang Kristus sebagai Terang Dunia?
  2. Pada tahapan konkrit, apa yang bisa anda lakukan untuk menjadi terang bagi sesama?