Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

01 April 2015

Rabu, 1 April 2015 -- Pengampunan

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Yes 50:4-9a | Mzm 69:8-10.21-22.31.33-34 | Mat 26:14-25

Mat 26:14 Kemudian pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala.

Mat 26:15 Ia berkata: "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya.

Mat 26:16 Dan mulai saat itu ia mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.

Mat 26:17 Pada hari pertama dari hari raya Roti Tidak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepada-Nya dan berkata: "Di mana Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagi-Mu?"


Mat 26:18 Jawab Yesus: "Pergilah ke kota kepada si Anu dan katakan kepadanya: Pesan Guru: waktu-Ku hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-murid-Ku."

Mat 26:19 Lalu murid-murid-Nya melakukan seperti yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.

Mat 26:20 Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama-sama dengan kedua belas murid itu.

Mat 26:21 Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku."

Mat 26:22 Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepada-Nya: "Bukan aku, ya Tuhan?"

Mat 26:23 Ia menjawab: "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku.

Mat 26:24 Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, akan tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan. Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan."


Mat 26:25 Yudas, yang hendak menyerahkan Dia itu menjawab, katanya: "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya: "Engkau telah mengatakannya."

Anak Manusia memang pergi sesuai dengan apa yang tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan.
Sekali peristiwa pergilah seorang dari kedua belas murid itu, yang bernama Yudas Iskariot, kepada imam-imam kepala. Ia berkata, "Apa yang hendak kamu berikan kepadaku, supaya aku menyerahkan Dia kepada kamu?" Mereka membayar tiga puluh uang perak kepadanya. Dan mulai saat itu Yudas mencari kesempatan yang baik untuk menyerahkan Yesus.
Pada hari pertama dari hari raya Roti Tak Beragi datanglah murid-murid Yesus kepadaNya dan berkata, "Di manakah Engkau kehendaki kami mempersiapkan perjamuan Paskah bagiMu?" Jawab Yesus, "Pergilah ke kota, kepada si Anu, dan katakan kepadanya: Beginilah pesan Guru: WaktuKu hampir tiba; di dalam rumahmulah Aku mau merayakan Paskah bersama-sama dengan murid-muridKu." Lalu murid-murid melakukan seperti apa yang ditugaskan Yesus kepada mereka dan mempersiapkan Paskah.
Setelah hari malam, Yesus duduk makan bersama keduabelas murid itu. Dan ketika mereka sedang makan, Ia berkata, "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya seorang di antara kamu akan menyerahkan Aku." Dan dengan hati yang sangat sedih berkatalah mereka seorang demi seorang kepadaNya, "Bukan aku, ya Tuhan?" Yesus menjawab, "Dia yang bersama-sama dengan Aku mencelupkan tangannya ke dalam pinggan ini, dialah yang akan menyerahkan Aku. Anak Manusia memang akan pergi sesuai dengan yang ada tertulis tentang Dia, tetapi celakalah orang yang olehnya Anak Manusia itu diserahkan! Adalah lebih baik bagi orang itu sekiranya ia tidak dilahirkan!" Yudas, yang hendak menyerahkan Yesus itu menyahut, "Bukan aku, ya Rabi?" Kata Yesus kepadanya, "Engkau telah mengatakannya."

---ooOoo---
Pergolakan batin seorang narapidana menjelang eksekusi mati sulit digambarkan dengan kata-kata. Saya pernah membaca kisah Kusni Kasdut, seorang penjahat Jakarta yang dihukum mati. Keluarga berhimpun dalam sebuah perjamuan bersama, tetapi lebih banyak isak tangis yang terdengar daripada menyentuh hidangan yang disediakan. Tak ada kata yang bisa menggambarkan suasana batin di saat itu.

Pejamuan akhir Yesus dan murid-muridNya diwarnai dengan pergolakan batin juga, bukan saja karena Yesus akan meninggalkan mereka tetapi karena ada di antara para murid yang berkhianat. Itulah Yudas Iskariot. Ia bahkan masih mencoba mengingkarinya. "Bukan aku, ya Rabi", katanya. Yesus tahu, muara dari pelayananNya adalah salib dan kebangkitan, namun Ia tetap merasakan kepahitan karena pengkianatan muridNya itu.

Kita semua pernah juga mengalami pasang surut iman. Ingatlah selalu, bahwa setiap dosa yang kita lakukan adalah pengkianatan. Maka kita pun tak lebih daripada "yudas iskariot" kecil yang terus merongrong Gereja Tuhan. Saatnya bertobat. 

  1. Sadarkah anda, bahwa setiap dosa adalah pengkianatan terhadap Tuhan?
  2. Sadarkah anda bertobat dari dosa menjelang peraayaan kebangkitan Tuhan ini?

Mazmur Antar-bacaan: Mzm 69:8-10, 21-22,31,33-34; Bacaan Injil: Mat 26:14-25 
Dalam segala hal yang dikatakan-Nya dan diperbuat-Nya, hasrat mendasar dari Yesus adalah melakukan kehendak Bapa. Semua kata-kata yang diucapkan-Nya dari sebuah hati yang menerima instruksi dari Bapa di surga, sebuah hati yang dilatih dan dibentuk oleh Allah yang telah mengutus-Nya ke tengah dunia guna menyelamatkan kita dari dosa. Pernahkah anda mengalami Yesus yang berbicara kepada hati anda dan anda tetap tak merasa tersentuh, didorong atau dikuatkan? Ini adalah kuat-kuasa dari sabda-Nya, sabda yang memberikan kekuatan bagi yang letih-lesu dan pengharapan bagi yang sedang dilanda ketakutan.

Dalam kehidupan yang bertempo cepat ini, kita dapat merasa sulit untuk mengheningkan diri kita agar dapat mendengarkan suara Yesus yang berbicara dalam hati kita. Yesus ingin membimbing kita, menghibur kita dan memenuhi diri kita dengan hasrat mendalam untuk melayani Dia. Dengan memperkenankan sabda-Nya melakukan penetrasi ke dalam hati kita, maka hidup kita dapat berubah; dan di sisi lain kata-kata yang kita ucapkan dapat menghibur dan mendorong orang-orang lain untuk berpengharapan dalam Allah.

Karena mengasihi umat manusia, Yesus harus melalui penderitaan sengsara yang sangat kejam. Marilah kita renungkan hal berikut ini: Orang-orang yang menyebabkan kematian Yesus adalah justru mereka yang hendak ditebus oleh Yesus lewat kematian-Nya. Kasihsetia Tuhan sungguh luarbiasa. Bahkan sekarang, di mana Dia sudah ditinggikan di surga, Yesus tetap saja penuh ketetapan hati untuk melakukan apa saja yang diperlukan agar kita dapat mendengar panggilan-Nya. Dia selalu memberi kesempatan kepada kita agar supaya kita menanggapi panggilan-Nya dan menaruh kepercayaan kepada-Nya dengan hidup kita.

Saudari dan Saudara yang terkasih, seringkali hal-hal dari dunia kelihatan sangat berbeda dengan hal-hal dari surga. Yesus, sang hamba Tuhan mengetahui bahwa Dia tidak akan dipermalukan (lihat Yes 50:7), namun demikian Ia diolok-olok, dipukuli, dicambuk, dibuat menjadi bahan tertawaan orang-orang yang melihat-Nya, bahkan pada saat-saat Ia menyerahkan diri-Nya untuk para penganiaya-Nya. Kelemah-lembutan Yesus dan kerendahan-hati-Nya ternyata membawa kemuliaan bagi diri-Nya dan memenangkan bagi kita mahkota kehidupan. Dalam kasih, baiklah sekarang kita membuka hati bagi Yesus dan memperkenankan sabda-Nya untuk mentranformasikan kita.

DOA:
Tuhan Yesus, kami lemah, namun Engkau kuat. Kami menempatkan kelemahan-kelemahan kami di hadapan-Mu dan mohon kepada-Mu untuk menggunakan semua itu untuk kemuliaan-Mu. Roh Kudus, datanglah dan penuhilah diri kami dengan kuat-kuasa-Mu sehingga selagi kami semakin kecil, hidup-Mu dalam diri kami akan menjadi semakin besar. Allah Yang Mahakuasa, buatlah kami menjadi bejana-bejana terbuka yang membawa kasih-Mu, kemuliaan-Mu, dan Kerajaan-Mu ke tengah dunia ini. Terpujilah Allah Tritunggal Mahakudus untuk selama-lamanya. 
Amin.
http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/