Yesus bangkit! Apakah kita pernah meragukan kabar yang terus diwartakan sejak abad pertama ini? Mungkin kita perlu merenungkan kembali pertanyaan ini. Bukan suatu aib jika kita mengakui bahwa pada saat-saat tertentu, kita ragu untuk percaya bahwa Yesus bangkit dari kubur. Jika pun kita percaya, seringkali kita takut untuk mewartakannya.
Mari kita merenungkan kisah Tomas. Di tengah kegembiraan para murid yang telah melihat Yesus bangkit, Tomas bahkan tidak percaya. Tomas baru percaya setelah melihat sendiri Yesus menampakkan diri dengan luka-luka-Nya. Sebagaimana para saksi kebangkitan lain, Tomas bangkit dari ketakutan, dan terus mewartakan kabar kebangkitan ini. Turun temurun, kisah kebangkitan, selanjutnya juga sejarah hidup laki-laki dari Nasareth itu diwartakan, hingga sekarang.
Karena kebangkitan Yesus, para murid bersekutu dalam kasih persaudaraan. Wujud nyata, mereka rela berbagi harta untuk hidup bersama. Bahkan, mereka harus menghadapi jalan kemartiran karena bergabung dalam persekutuan ini.
Hari Paskah telah kita rayakan dengan megah dan meriah. Kita telah membarui Janji Baptis. Kita, berbeda satu dengan yang lain, sebagaimana Tomas tidak sama dengan Maria Magdalena, Petrus tidak sama dengan Yakobus, dst. Tetapi, kita sama sebagai murid Yesus yang memberikan diri bersekutu dalam Gereja Kudus.
Yesus yang telah bangkit bersabda: “Berbahagialah orang yang tidak melihat, namun percaya!” Ya, kita adalah orang-orang yang berbahagia. Kita orang-orang yang rela berbagi untuk hidup bersama, karena kasih. Yesus yang bangkit dari mati telah lebih dulu mengasihi kita.
