(Bacaan Injil Misa Kudus, HARI SENIN DALAM OKTAF PASKAH – 6 April 2015)
Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukannya kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata, “Salam bagimu.” Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku.”
Sementara mereka di tengah jalan, datanglah beberapa orang dari penjaga itu ke kota dan memberitahukan segala yang terjadi itu kepada imam-imam kepala. Sesudah berunding dengan tua-tua, mereka mengambil keputusan lalu memberikan sejumlah besar uang kepada serdadu-serdadu itu dan berkata, “Kamu harus mengatakan bahwa murid-murid-Nya datang malam-malam dan mencuri-Nya ketika kamu sedang tidur. Apabila hal ini terdengar oleh gubernur, kami akan berbicara dengan dia, sehingga kamu tidak beroleh kesulitan apa-apa.” Mereka menerima uang itu dan berbuat seperti yang dipesankan kepada mereka. Cerita ini tersebar di antara orang Yahudi sampai sekarang. (Mat 28:8-15)
Bacaan Pertama: Kis 2:14,22-32; Mazmur Tanggapan: Mzm 16:1-2,5-7,8-11
Walaupun perayaan Paskah kita barangkali mengambil tempat di dalam gereja yang penuh sesak, bukan demikianlah Paskah yang dimulai berabad-abad lalu. Setiap hal yang kita peringati dan hormati pada Hari Raya Paskah kemarin dimulai dengan dua orang murid perempuan yang berlari-lari dari kubur/makam yang kosong guna menceritakan kepada sahabat-sahabat mereka bahwa Yesus telah dibangkitkan. Instruksi-instruksi malaikat kepada Maria Magdalena dan temannya yang bernama Maria juga begitu penting artinya, bahwa Yesus sendiri ketika menampakkan diri kepada mereka, mengulangi apa yang dikatakan sang malaikat: “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat 28:10).
Apa jadinya jika kedua perempuan ini menyimpan informasi ini bagi mereka sendiri saja? Renungkalah perjumpaan pribadi anda dengan Kristus. Bukankah ada pribadi atau pribadi-pribadi lain yang memainkan peran juga dalam memperkenalkan anda kepada-Nya? Apa jadinya jika mereka tidak mengatakan apa-apa. Paus Paulus VI dalam Imbauan Apostolik-nya yang berjudul Evangelii Nuntiandi(Mewartakan Injil) – “Karya Pewartaan Injil dalam Jaman Modern” (8 Desember1975), pada dasarnya mengajukan pertanyaan yang sama: “Dalam jangka jauh, masih adakah jalan lain untuk menyampaikan Injil daripada menyampaikan kepada orang lain pengalaman iman seseorang? (Evangelii Nuntiandi,46).
Tentu kita perlu mempunyai pengalaman pribadi itu sebelum kita dapat meneruskannya/menyampaikannya kepada orang-orang lain. Namun demikian, walaupun orang di sekeliling kita sungguh melihat bahwa kita berbeda, mereka tidak selalu bertnya “Mengapa anda selalu penuh damai?” Seperti dikatakan oleh Petrus, kita senantiasa harus siap untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sedemikian. Dalam salah satu suratnya, Petrus menulis: “Kuduskanlah Kristus di dalam hatimu sebagai Tuhan! Dan siap sedialah pada segala waktu untuk memberi pertanggungjawaban kepada tiap-tiap orang yang meminta pertanggungjawaban dari kamu tentang pengharapan yang ada padamu, tetapi haruslah dengan lembah lembut dan hormat” (1Ptr 3:15).
Pernahkan anda mengalami perjumpaan secara pribadi dengan Kristus? Kalau demikian halnya, berlarilah seperti dilakukan oleh Maria Magdalena dan Maria yang lain, dan ceritakanlah kepada dunia tentang Dia. Kenyataan bahwa masih ada orang-orang yang menyangkal kebangkitan Yesus Kristus, seperti Imam Kepala pada minggu pagi di hari Paskah, samasekali tidak perlu membuat kita merasa takut. Sebelum Yesus memberi perintah kepada Maria Magdalena dan kawannya, Dia berkata kepada mereka: “Jangan takut” (Mat 28:10). Jika kita meluangkan waktu untuk mengakrabkan diri dengan sabda Allah dan merenungkan signifikansi dari kubur yang kosong, dan apabila kita mengalami kasih-Nya dalam doa dan sakramen-sakramen, maka kita dapat melangkah keluar ke tengah-tengah dunia untuk mewartakan Injil-Nya.
DOA:
Tuhan Yesus,kami memuji-muji-Mu karena Engkau telah memberikan kepada kami kabar baik yang paling besar dan agung, yaitu pesan hidup baru sekarang dan hidup kekal dengan-Mu untuk selama-lamanya. Berikanlah keberanian dan semangat berjuang kepada kami agar kami dapat syering pesan-Mu dengan setiap orang yang kamu jumpai.
Amin.