(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan II Paskah – Sabtu, 18 April 2015)
Ketika hari mulai malam, murid-murid Yesus pergi ke danau, lalu naik ke perahu dan menyeberang ke Kapernaum. Hari sudah gelap dan Yesus belum juga datang mendapatkan mereka, sementara laut bergelora karena tiupan angin kencang. Sesudah mereka mendayung kira-kira lima atau enam kilometer jauhnya, mereka melihat Yesus berjalan di atas air mendekati perahu itu. Mereka pun ketakutan. Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Inilah Aku, jangan takut!” Karena itu, mereka mau menaikkan Dia ke dalam perahu, dan seketika itu juga perahu itu sampai ke pantai yang mereka tuju. (Yoh 6:16-21)
Bacaan Pertama: Kis 6:1-7; Mazmur Tanggapan: Mzm 33:1-2,4-5,18-19
Selagi Yesus mendekati perahu para murid sambil berjalan di atas air, Ia berkata, “Inilah Aku, jangan takut!” (Yoh 6:20). Begitu sering Tuhan berkata kepada umat-Nya, “Jangan takut! Aku selalu besertamu!” Lebih dari 300 kali dalam keseluruhan Kitab Suci kita mendengar pesan tersebut dari Allah: “Jangan takut!” Karena Aku besertamu; Aku, Tuhan, akan menyelamatkan engkau! Jangan takut: ini Tuhan.”
Dalam kehidupan Yesus, Tuhan dapat dikenali lewat kata-kata ini. Malaikat Gabriel berkata kepada Maria, “Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh anugerah di hadapan Allah” (Luk 1:30). Malaikat Tuhan tampak kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata, “Yusuf, anak Daud, janganlah engkau takut mengambil Maria sebagai istrimu, sebab anak yang di dalam kandungannya adalah dari Roh Kudus” (Mat 1:20). Ketika para gembala datang untuk menyembah Anak Allah yang baru lahir, barangkali mereka mengatakan kepada Maria dan Yusuf apa yang dikatakan malaikat kepada mereka sebelumnya: “Jangan takut, sebab sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa: Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud. Inilah tandanya bagimu: Kamu akan menjumpai seorang bayi dibungkus dengan kain lampin dan terbaring di dalam palungan” (Luk 2:10-12). Kita dapat membayangkan bahwa ketika mereka memberitahukan kepada Maria dan Yusuf apa yang dikatakan malaikat kepada mereka, pasutri kudus itu mengangguk setuju. Ya, memang itulah Tuhan yang berbicara! Dia selalu memulai percakapan dengan ungkapan sedemikian!
Pada akhir kehidupan-Nya di atas bumi, pada hari kebangkitan-Nya yang penuh kemuliaan, para perempuan kudus pergi ke kubur-Nya, seorang malaikat berkata kepada mereka, “Janganlah kamu takut; sebab aku tahu mencari Yesus yang disalibkan itu. Ia tidak ada di sini, sebab Ia telah bangkit, sama seperti yang telah dikatakan-Nya ……” Mereka segera pergi dari kubur itu, dengan takut dan dengan sukacita yang besar dan berlari cepat-cepat untuk memberitahukan kepada murid-murid Yesus. Tiba-tiba Yesus menjumpai mereka dan berkata, “Salam bagimu”. Mereka mendekati-Nya dan memeluk kaki-Nya serta menyembah-Nya. Lalu kata Yesus kepada mereka, “Jangan takut. Pergi dan katakanlah kepada saudara-saudara-Ku, supaya mereka pergi ke Galilea, dan di sanalah mereka akan melihat Aku” (Mat 28:1-10).
Betapa sering Tuhan merasa perlu untuk mengingatkan kita, “Jangan takut. Percayalah kepada-Ku. Apakah ada seseorang di seluruh bumi mengasihi Engkau lebih dari Tuhan sendiri?” Dalam Kitab Yesaya kita dapat membaca: “Sion berkata: ‘TUHAN (YHWH) telah meninggalkan aku dan Tuhanku telah melupakan aku.’ Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau. Lihat, Aku telah melukiskan engkau di telapak tangan-Ku; tembok-tembokmu tetap di ruang mata-Ku” (Yes 49:14-16). Ini adalah sebuah gambaran yang lemah lembut dan indah dari kasih Allah kepada manusia yang tidak pernah dibatalkan oleh-Nya.
Akan tetapi, rasa percaya kita kepada-Nya sungguhlah kecil! Matius dan Markus dalam menggambarkan adegan Yesus berjalan di atas air, menceritakan kepada kita betapa terkesannya Petrus melihat Yesus berjalan di atas air di tengah badai yang sedang mengamuk. Petrus berseru kepada Yesus: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus, “Datanglah!” Petrus kemudian turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus. Namun ketika dirasanya tiupan angin, takutlah Petrus dan mulai tenggelam. Petrus berseru: “Tuhan, tolonglah aku!” Segera Yesus mengulurkan tangan-Nya, memegang dia dan berkata, “Hai orang yang kurang percaya, mengapa engkau bimbang? (baca: Mat 14:22-33; Mrk 6:45-52).
DOA:
Tuhan Yesus, kami percaya bahwa Engkau adalah Imanuel yang senantiasa mendampingi kami dan siap menolong kami. Engkau selalu mengingatkan kami untuk tidak menjadi takut dalam menghadapi berbagai situasi kehidupan ini. Tuhan, tolonglah kami yang seringkali tidak/kurang percaya kepada-Mu. Amin.