Keluarga besar Fransiskan: Peringatan S. Agnes dr Assisi, Perawan
Ketika Ia telah mendekati dan melihat kota itu, Yesus menangisinya, kata-Nya: “Alangkah baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. Sebab akan datang harinya, ketika musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan. Mereka akan membinasakan engkau beserta dengan penduduk yang ada padamu, dan mereka tidak akan membiarkan satu batu pun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat ketika Allah datang untuk menyelamatkan engkau.” (Luk 19:41-44)
Bacaan Pertama: 1Mak 2:15-29; Mazmur Tanggapan: Mzm 50:1-2,5-6,14-15
Bacaan Injil hari ini barangkali merupakan salah satu bacaan yang paling menyedihkan dalam keseluruhan Injil. Marilah kita (anda dan saya) memejamkan mata kita dan mencoba untuk membayangkan Yesus yang sedang menangisi umat yang dikasihi-Nya. Apakah yang dapat menyebabkan kesedihan lebih besar pada diri-Nya, selain mengetahui bahwa penduduk Yerusalem telah mendengar sabda-Nya – berbagai pengajaran-Nya – namun hati mereka tetap saja tertutup bagi kebenaran-kebenaran penuh kemuliaan dan membawa kebebasan yang diwartakan oleh-Nya?
Pernahkah kita merasa diblokir sehingga tidak dapat berhubungan dengan Allah? Kadang-kadang kita merasa bahwa Allah sedang bersembunyi dari kita atau bahwa Dia marah dengan kita karena sesuatu yang telah kita lakukan. Pada saat-saat lain, kita dapat begitu disibukkan oleh hal-ikhwal dunia sehingga kita merasa begitu jauh dari diri-Nya.
Manakala kita merasa terpisahkan dari Allah, maka hal pertama yang harus kita lakukan adalah bertanya “mengapa”. Sangat membantulah jika kita melakukan pemeriksaan batin guna melihat apakah ada dosa yang bisa saja memblokir kita – isu apa saja di mana kita mungkin membutuhkan pengampunan dari Allah.
Kadang-kadang sepatah kata penuh kemarahan yang kita ucapkan atau bahasa tubuh yang menunjukkan ketidak sabaran kita terhadap orang lain akan membuat kita merasa jauh dari Tuhan. Namun Yesus sangat mengasihi kita dan Ia tidak akan pernah meninggalkan kita. Yesus mungkin saja berduka karena terjadinya keretakan antara diri-Nya dan kita disebabkan oleh dosa kita, namun Ia tidak akan pernah menutup pintu bagi kita. Pada kenyataannya, Yesus memiliki pengharapan yang jauh lebih besar pada kita daripada pengharapan kita sendiri.
Allah ingin agar kita mengetahui bahwa apabila kita melakukan pemeriksaan batin dan kemudian bertobat, Ia mendengarkan dan menanggapi kasus kita dengan kasih dan belas kasih (kerahiman) yang berlimpah. Allah senantiasa bekerja, mencari jalan terbaik guna menarik kita kembali ke dalam persatuan dengan diri-Nya. Kita memang harus senantiasa mengingat bahwa Dia merindukan kita seperti juga kita merindukan diri-Nya – dan seringkali malah lebih-lebih lagi rindu-Nya kepada kita.
Menjaga alur komunikasi agar tetap terbuka antara kita dan Tuhan tidak selalu mudah. Namun, apabila kita bertekun dalam hal ini, maka kita akan belajar bagaimana menghadapi tantangan-tantangan dan godaan-godaan dengan penuh keyakinan bahwa Allah sungguh ada bersama kita, senantiasa menyemangati kita dan menawarkan kuasa ilahi-Nya. Dia ingin mengajar kita bagaimana memusatkan pandangan kita pada diri-Nya. Itulah sebabnya mengapa Dia selalu mencurahkan Roh-Nya ke atas diri kita, dengan kerinduan agar kita membuka hati kita bagi suara-Nya yang lemah lembut.
Ref. Pada waktu bangun aku menjadi puas dengan hadirat-Mu, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)
Ayat. (Mzm 17:1.5-6.8b.15)
- Dengarkanlah Tuhan, pengaduan yang jujur, perhatikanlah seruanku; berilah telinga kepada doaku, doa dari bibir yang tidak menipu.
- Langkahku tetap mengikuti jejak-Mu, kakiku tidaklah goyah. Aku berseru kepada-Mu, karena Engkau menjawab aku, ya Allah; sendengkanlah telinga-Mu kepadaku, dengarkanlah perkataanku.
- Peliharalah aku seperti biji mata, sembunyikanlah aku dalam naungan sayap-Mu. Tetapi aku, dalam kebenaran akan kupandang wajah-Mu, dan pada waktu bangun aku akan menjadi puas dengan rupa-Mu.
DOA:
Roh Kudus, tolonglah diriku dalam upaya melakukan pemeriksaan batin. Tunjukkanlah, ya Roh Alllah, jika ada sesuatu yang menghalangi diriku dalam mendengarkan suara-Mu. Kuatkanlah diriku dan berdayakanlah aku agar mampu menyerahkan segala penghalang yang ada kepada Yesus.
Amin.