Ibu di atas setidaknya beruntung karena pada akhirnya ia masih memiliki kesempatan untuk beribadah. Tetapi, jangan menjadikan contoh ini sebagai alasan bahwa kita bisa bebas berpasangan dengan orang-orang yang tidak percaya, atau alasan-alasan lain seperti ingin memenangkan pasangan untuk Tuhan. Ada banyak kesaksian lain dengan hasil akhir yang bahkan lebih buruk. Intinya, jika kita lebih mendahulukan kesukaan, kecintaan, manusia daripada Tuhan, maka itulah awal dari segala kesulitan dan kepahitan. Buktinya, ibu di atas harus berdoa dan membaca Alkitab sembunyi-sembunyi selama bertahun-tahun.
Sesungguhnya, dalam pandangan Allah, manusia digolongkan dalam dua kelompok, yaitu mereka yang ada di dalam Kristus dan mereka yang ada di luar Kristus. Karena itu, orang yang secara sukarela dekat atau terlalu intim dengan orang tidak percaya umumnya akan merusak hubungan mereka dengan Kristus. Hubungan kita dengan orang-orang tidak percaya hanya boleh sejauh yang diperlukan atau untuk menunjukkan jalan keselamatan Kristus. Ingat…jangan main api kalau tidak ingin terbakar.
Janganlah kamu merupakan pasangan yang tidak seimbang dengan orang-orang yang tak percaya. Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap?
2 Korintus 6:14