Franciscan Missionaries of Mary (FMM): Peringatan B. Assunta Pallota, Pelindung Suster Kaul Sementara
Aku berkata kepadamu: “Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan Mamon yang tidak jujur, supaya jika Mamon itu tidak dapat menolong lagi, kamu diterima di dalam kemah abadi.”
“Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Jikalau kamu tidak setia mengenai harta orang lain, siapakah yang akan memberikan hartamu sendiri kepadamu?
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, mendengar semua ini, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Luk 16:9-15)
“Siapa saja yang setia dalam hal-hal kecil, ia setia juga dalam hal-hal besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam hal-hal kecil, ia tidak benar juga dalam hal-hal besar. Jadi, jikalau kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan kepadamu harta yang sesungguhnya? Jikalau kamu tidak setia mengenai harta orang lain, siapakah yang akan memberikan hartamu sendiri kepadamu?
Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain, atau ia akan setia kepada yang seorang dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”
Orang-orang Farisi, hamba-hamba uang itu, mendengar semua ini, dan mereka mencemoohkan Dia. Lalu Ia berkata kepada mereka, “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah.” (Luk 16:9-15)
Bacaan Pertama: Rm 16:3-9,16,22-27; Mazmur Tanggapan: Mzm 145:2-5,10-11
“Ikatlah persahabatan dengan mempergunakan harta-benda dunia ini”, inilah kira-kira yang dikatakan oleh Yesus. Kemudian Ia mengingatkan kita bahwa sesungguhnya kita tidak memiliki harta-benda dunia ini, “Apabila kamu tidak dapat dipercaya dalam dalam hal kekayaan dunia yang sukar dipahami, siapa yang akan menaruh kepercayaan kepadamu dengan kekayaan yang bersifat kekal-abadi?”
Inilah ajaran Tuhan Yesus tentang penggunaan harta-kekayaan, seturut “perumpamaan Yesus tentang bendahara/manajer yang cerdik” (atau: “perumpamaan tentang bendahara yang tidak jujur”; Luk 16:1-8) dalam mengelola uang tuannya. Apa yang dikatakan Yesus kepada kita dalam perumpamaan itu adalah, “Harta-kekayaanmu bukanlah milikmu sendiri sehingga kamu dapat menggunakannya “semau gue”. Harta-kekayaanmu adalah milik Allah, dan kamu diangkat untuk mengurus harta kekayaan itu bagi Dia. Kamu akan dipandang akuntabel oleh Allah untuk apa yang kamu lakukan dengan harta kekayaan tersebut.”
Itulah sebabnya mengapa Yesus mengatakan: “Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon” (Luk 16:13). Memang kita (anda dan saya) tidak dapat menjadi suatu kontradiksi, yang menjalani suatu kehidupan yang mementingkan diri sendiri dan pada saat sama menjalani suatu kehidupan yang tidak mementingkan diri sendiri, bahkan mementingkan orang lain. Kita harus mengambil keputusan yang tegas! Hal ini sungguh merupakan suatu peringatan bagi orang-orang kaya pada zaman modern ini! Yesus berkata, “Allah memandang kamu bertanggung-jawab untuk penderitaan sengsara orang-orang miskin, para korban ketidak-adilan, orang-orang yang tergolong berpendapatan rendah yang membayar pajak yang relatif terlalu banyak sedangkan orang-orang kaya memiliki kuasa untuk menghindar dari beban pajak tersebut.”
Setiap pribadi manusia yang jujur mengetahui apa yang kiranya yang dikatakan oleh Yesus: “Kamu tidak dapat melayani Allah dan uang.” Jikalau kita (anda dan saya) melayani uang, maka kita “mengambil” apa saja yang kita dapat ambil, dan keserakahan ini membuat kita semakin jahat atau semakin tidak mengindahkan moral terkait bagaimana kita memperoleh uang tersebut: upah besar tanpa pertimbangan kinerja; nafsu akan kenikmatan-kenikmatan dengan biaya orang lain yang menderita karena ulah kita; mengabaikan tugas-tugas keluarga dan komunitas karena kita lebih mementingkan pengejaran nafsu.
Akan tetapi, apabila kita melayani Allah, maka kita (anda dan saya) akan memberikan yang terbaik: waktu kita, talenta kita, keprihatinan kita yang penuh kasih, harta-benda kita di dunia. Kita memberi karena kasih.
Dalam perbandingan-perbandingan di atas, Yesus kiranya berkata: “Oleh/lewat tindakan-tindakanmu, dengan harta-benda yang “dipinjamkan” oleh Allah kepada kamu, kamu harus membuat suatu pilihan. Dan pilihan yang kamu buat akan menentukan kehidupan kekalmu. Juga menentukan jenis kebahagiaan yang kamu miliki di atas bumi.”
DOA:
Tuhan Yesus, jagalah agar jiwaku tetap hidup dan rohku tetap sehat. Seringkali ingatkanlah diriku akan kata-kata keras-Mu: “Kamu membenarkan diri di hadapan orang, tetapi Allah mengetahui hatimu. Sebab apa yang dikagumi manusia, dibenci oleh Allah” (Luk 16:15).
Amin.