Seorang anak kecil menangis menginginkan permen. Sang tante yang melihat hal itu kemudian mengajaknya pergi untuk membeli permen. Meski membawa 10 buah permen, sang tante hanya memberikan 1 permen kepada keponakannya tanpa memberitahunya bahwa ia sebenarnya membeli 10 permen. Dengan 1 permen yang dibawanya, anak kecil ini pulang dan bertemu kakaknya. Di luar dugaan, kakaknya justru menyahut permen itu dan memakannya. Alih-alih ingin menangis, anak kecil ini justru melihat ke arah tantenya lalu ke arah kakaknya. “Ya sudah, makan aja,” katanya. Kejadian itu sungguh membuat sang tante geli dan tersenyum takjub. Ia kemudian memberikan 9 permen yang masih dikantonginya kepada keponakan kesayangannya itu.
Kisah nyata di atas mungkin sederhana, tetapi itulah kisah tentang bagaimana seorang tante sangat menyayangi keponakan kecilnya. Coba bayangkan, betapa lebih besarnya kasih Allah kepada kita. Buktinya, Ia memberikan Anak-Nya untuk mati bagi kita. Ia juga memberikan Roh Kudus untuk membimbing dan menuntun jalan hidup kita.
Kasih manusia mungkin besar tetapi tidak kekal. Sebaliknya, kasih Allah itu kekal dan selalu dapat kita andalkan. Ia selalu bersedia menerima kita dan mendengar permohonan kita. Tidak hanya itu, Ia juga selalu memberikan kepada kita segala yang kita butuhkan, yaitu segala yang terbaik untuk kepentingan kita. Terimalah dan ingatlah kasih-Nya. Ia selalu membuka tangan untuk mencurahkan kasih-Nya kepada kita, jadi jangan berhenti meminta dan percaya kepada-Nya.
Tidakkah Allah akan membenarkan orang-orang pilihan-Nya yang siang malam berseru kepada-Nya? Dan adakah Ia mengulur-ulur waktu sebelum menolong mereka?
(Lukas 18:7)