Kelompok pelayanan kami memiliki menara doa pribadi yang kami adakan dua kali dalam satu bulan. Biasanya, menara doa yang kedua bulan itu akan kami gunakan juga berfellowship di antara para anggota. Setelah doa, kami mungkin akan pergi ke satu tempat untuk sekedar berbincang, sharing, sambil makan-makanan kecil. Setidaknya itu adalah usaha kecil kami untuk lebih mempererat hubungan di antara kami atau untuk melepas penat. Namun, beberapa waktu lalu kami membuat sebuah perubahan. Kami menggunakan waktu “bermain” kami untuk penjangkauan. Jadi, setelah doa kami akan pergi ke rumah salah satu teman atau jemaat yang kami bawa dalam pokok doa kami. Emm…selain mengganti suasana, kami juga masih bisa “bermain” dalam cara yang lebih terarah dan berguna.
Beberapa orang telah meninggalkan ibadah, atau membiasakan diri untuk meninggalkan ibadah, bahkan sejak zaman gereja mula-mula. Ibrani mengingatkan kita seputar hal ini, yaitu supaya kita tidak melakukannya, tetapi justru semakin giat beribadah menjelang kedatangan Tuhan yang kedua kalinya. Persekutuan, kekuatan, kasih, dan perhatian adalah hal-hal yang bisa didapat kalau orang-orang percaya mau berkumpul dan menjadi sehati-sepikir. Kalau ada banyak yang undur, bagaimana hal-hal itu dapat terjalin?
Kita sudah mengetahui firman Allah ini, jadi dari kitalah persekutuan yang sesuai kehendak Kristus harus mulai terjadi. Setelah kita memahami tugas kita, patutlah kita pergi untuk membawa orang-orang percaya lainnya ke dalam persekutuan ini. Kalau kita punya waktu untuk diri sendiri dan keluarga, maka seharusnya kita juga punya waktu untuk Tuhan, pekerjaan-nya, dan orang-orang percaya lainnya.
Dan marilah kita saling memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik. Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita, seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang mendekat.
(Ibrani 10:24-25)
