Ordo-ordo S. Fransiskus: Peringatan Arwah sanak saudara dan para penderma
Demikian juga kita, walaupun banyak, adalah satu tubuh di dalam Kristus; tetapi kita masing-masing adalah anggota yang seorang terhadap yang lain. Demikianlah kita mempunyai karunia yang berlain-lainan menurut anugerah yang diberikan kepada kita: Jika karunia itu adalah untuk bernubuat baiklah kita melakukannya sesuai dengan iman kita. Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar; jika karunia untuk menasihati, baiklah kita menasihati. Siapa yang membagi-bagikan sesuatu, hendaklah ia melakukannya dengan hati yang ikhlas; siapa yang memberi pimpinan, hendaklah ia melakukannya dengan rajin, siapa yang menunjukkan belas kasihan, hendaklah ia melakukannya dengan sukacita.
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Brersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberi tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada hal-hal yang sederhana. (Rm 12:5-16a)
Mazmur Tanggapan: Mzm 131:1-3; Bacaan Injil: Luk 14:15-24
Setelah memproklamasikan kebutuhan dunia akan Allah (Rm 1-3), bahwa kebenaran adalah oleh iman (Rm 3-80), dan bahwa rencana Allah mencakup baik orang Yahudi maupun non-Yahudi (Rm 9-11), maka sekarang Paulus melanjutkan suratnya dengan menggambarkan relasi yang seharusnya dijalin satu sama lain oleh umat Kristiani, dengan menggunakan Kristus sebagai “model” (Rm 12-15). Paulus membandingkan komunitas Kristiani dengan tubuh manusia – sebuah entitas tunggal yang terdiri dari para anggota yang satu sama lain berbeda-beda, masing-masing mempunyai suatu fungsi yang berbeda, namun semuanya saling tergantung satu sama lain (Rm 12:4-5).
Hendaklah kasih itu jangan pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukanlah yang baik. Hendaklah kamu saling mengasihi sebagai saudara dan saling mendahului dalam memberi hormat. Janganlah hendaknya kerajinanmu kendor, biarlah rohmu menyala-nyala dan layanilah Tuhan. Brersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam kesengsaraan, dan bertekunlah dalam doa! Turutlah menanggung kekurangan orang-orang kudus dan usahakanlah dirimu untuk selalu memberi tumpangan! Berkatilah siapa yang menganiaya kamu, berkatilah dan jangan mengutuk! Bersukacitalah dengan orang yang bersukacita, dan menangislah dengan orang yang menangis! Hendaklah kamu sehati sepikir dalam hidupmu bersama, janganlah kamu memikirkan hal-hal yang tinggi, tetapi arahkanlah dirimu kepada hal-hal yang sederhana. (Rm 12:5-16a)
Mazmur Tanggapan: Mzm 131:1-3; Bacaan Injil: Luk 14:15-24
Setelah memproklamasikan kebutuhan dunia akan Allah (Rm 1-3), bahwa kebenaran adalah oleh iman (Rm 3-80), dan bahwa rencana Allah mencakup baik orang Yahudi maupun non-Yahudi (Rm 9-11), maka sekarang Paulus melanjutkan suratnya dengan menggambarkan relasi yang seharusnya dijalin satu sama lain oleh umat Kristiani, dengan menggunakan Kristus sebagai “model” (Rm 12-15). Paulus membandingkan komunitas Kristiani dengan tubuh manusia – sebuah entitas tunggal yang terdiri dari para anggota yang satu sama lain berbeda-beda, masing-masing mempunyai suatu fungsi yang berbeda, namun semuanya saling tergantung satu sama lain (Rm 12:4-5).
Paulus dengan jelas membayangkan komunitas Kristiani sebagai tubuh hidup dari umat beriman yang melayani satu sama lain dan kepada dunia di sekeliling mereka. Karunia-karunia dianugerahkan kepada mereka yang dibaptis ke dalam Kristus dan memampukan mereka untuk ikut ambil bagian dalam pelayanan-Nya sebagai imam, nabi dan raja (Lumen Gentium, 31). Semua anggota tubuh Kristus dipanggil dan diberdayakan oleh Roh Kudus agar mampu melayani. Paulus mendesak jemaat di Roma untuk mempraktekkan karunia-karunia yang telah mereka terima untuk dimanfaatkan oleh seluruh tubuh Kristus.
Kasih adalah medium yang samasekali tidak dapat diabaikan – sebuah faktor penentu – , karena melalui dan dengan kasihlah berbagai kharisma itu akan digunakan (Rm 12:9-16). Kasih yang digambarkan oleh Paulus (Rm 12:10) adalah kasih yang sama, yang harus dimiliki oleh para anggota keluarga – ke luar dari hati yang saling mengasihi – agar dapat saling berkomunikasi menyangkut kelemahan-kelemahan, kegagalan-kegagalan masing-masing dan lain sebagainya. Paulus memperluas perspektif dari relasi internalnya kepada komunitas yang lebih luas. Orang kudus ini mendesak umat Kristiani untuk tidak membalas apabila diprovokasi, dan menanggapi dengan kebaikan yang positif terhadap tindakan-tindakan tidak bersahabat dari orang lain – tanggapan yang sama seperti dipraktekkan oleh Yesus sendiri lewat kata-kata-Nya maupun tindakan-tindakan-Nya ketika berjalan di atas muka bumi …… mewartakan Kerajaan Surga dan menyerukan pertobatan.
DOA:
Datanglah, ya Roh Kudus. Bukalah hatiku bagi berbagai karunia yang diberikan Yesus. Semoga aku menggunakan semua karunia yang ada padaku untuk melayani umat Allah dalam kasih.
Amin.