(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa Pekan Biasa XXXII – Jumat, 13 November 2015)
OFM: Peringatan S. Didakus dr Alkala, Biarawan
OFM: Peringatan S. Didakus dr Alkala, Biarawan
Sama seperti yang terjadi pada zaman Nuh, demikian pulalah halnya kelak pada hari-hari Anak Manusia: Mereka makan dan minum, mereka kawin dan dikawinkan, sampai pada hari Nuh masuk ke dalam bahtera, lalu datanglah air bah dan membinasakan mereka semua. Demikian juga seperti yang terjadi di zaman Lot: mereka makan dan minum, mereka berjual beli, mereka menanam dan membangun. Tetapi pada hari Lot pergi keluar dari Sodom turunlah hujan api dan hujan belerang dari langit dan membinasakan mereka semua. Demikianlah halnya kelak pada hari Anak Manusia dinyatakan. Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali. Ingatlah akan istri Lot! Siapa saja yang berusaha memelihara nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan siapa saja yang kehilangan nyawanya, ia akan menyelamatkannya. Aku berkata kepadamu: Pada malam itu ada dua orang di atas tempat tidur, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan. Ada dua orang perempuan bersama-sama menggiling gandum, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.” (Kalau ada dua orang di ladang, yang seorang akan dibawa dan yang lain akan ditinggalkan.) Kata mereka kepada Yesus, “Di mana, Tuhan?” Kata-Nya kepada mereka, “Di mana ada mayat, di situ berkerumun burung-burung nasar.” (Luk 17:26-37)
Bacaan Pertama: Keb 13:1-9; Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-5
“Siapa saja yang pada hari itu sedang berada di atas rumah dan barang-barangnya ada di dalam rumah, janganlah ia turun untuk mengambilnya, dan demikian juga orang yang sedang di ladang, janganlah ia kembali” (Luk 17:31).
Gambaran yang diberikan oleh Yesus tentang hari-hari menjelang kedatangan-Nya kembali pada akhir zaman sungguh dapat menyebabkan timbulnya rasa takut dalam hati kita. Apabila kita merasa takut, maka kecenderungan alami dari kita adalah untuk mencari rasa aman dalam hal-hal yang sudah familiarbagi kita, yang dapat memberi rasa damai dan stabilitas kepada kita. Namun Yesus mengatakan kepada orang-orang yang mendengarkan pengajaran-Nya, bahwa pada hari kedatangan Tuhan, mereka tidak boleh kembali ke rumah mereka untuk mengumpulkan barang-barang milik mereka. Yesus mendorong mereka – dan kita semua – untuk menemukan keamanan dan damai dalam diri-Nya saja.
Bagi orang-orang yang mengenal Yesus secara pribadi dan akrab/intim, kedatangan-Nya kembali akan merupakan suatu peristiwa yang indah dan menakjubkan. Kita akan begitu tertangkap dalam kasih-Nya dan terpikat oleh pemenuhan semua impian kita yang akan terwujud sebentar lagi, sehingga wajarlah jika kita meninggalkan segalanya di belakang dan berlari untuk menemui Dia. Bagaikan seorang mempelai perempuan maupun mempelai laki-laki, kita akan berkata satu sama lain seperti pada hari pernikahan kita, “Kekasihku sedang mendatangi! Aku tidak dapat menunggu lebih lama lagi untuk berada bersama dengan kekasihku!”
Sekarang kita sedang berada dalam semacam “masa saling mengenal” dengan Yesus. Kita akan sampai pada titik pengenalan betapa mendalam dan memikat kasih-Nya itu. Akan tetapi, pada saat kedatangan-Nya kembali ke dunia, akhirnya kita melihat Dia dalam segala kepenuhan-Nya. Segala selubung akhirnya akan diambil. Selagi kita dari hari ke hari berdiam dalam kasih yang dicurahkan Yesus atas diri kita, kita akan menemukan diri kita sedang melihat ke depan dengan antisipasi besar pada hari di mana kita akan menerima hasil dari apa yang baru saja kita mulai cicipi dalam hidup ini.
Selagi kita berdiam di dekat Yesus dan mengundang Roh Kudus agar menyala-nyala dalam hati kita, maka Yesus akan melayani kita dengan kasih-Nya, hikmat-Nya dan penyembuhan-Nya. Marilah kita tetap taat pada sabda-Nya. Biarlah hati kita senantiasa terbuka bagi-Nya. Selagi kita melakukan hal ini, maka gairah-Nya terhadap diri kita akan menyala menjadi semakin terang benderang sampai hari di mana kita akan berlari untuk bertemu dengan Dia yang kita rindukan.
DOA:
Tuhan Yesus, cepatlah datang! Aku sungguh merindukan Engkau. Aku berhasrat untuk mengenal-Mu lebih mendalam lagi, hari demi hari. Aku menanti-nantikan saat untuk berada bersama-Mu dan akhirnya dapat bertemu dengan-Mu, muka ketemu muka.
Amin.