Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

27 Juni 2016

Selasa, 28 Juni 2016 == Peringatan Wajib St. Ireneus, Uskup dan Martir

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Mendapatkan hidup ilahi berarti melihat Allah dan menjadi berkenan kepada-Nya. (St. Ireneus) 

Aku akan memperhatikan domba-domba-Ku, mengangkat seorang gembala sebagai pemimpin, dan Aku, Tuhan sendiri, menjadi Allah mereka. 

Doa 

Ya Allah, berkat bantuan-Mu, Santo Ireneus berhasil mempertahankan ajaran yang benar dan meneguhkan damai bagi Gereja. Semoga karena pertolongannya kami dikuatkan dalam iman dan cinta kasih, sehingga selalu memperhatikan kesatuan dan memajukan kerukunan. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.

Tuhan berbicara dengan perantaraan para nabi-Nya. Karena itu Tuhan akan menghukum Israel karena kesalahannya, tidak mendengarkan keputusan Allah yang disampaikan lewat para nabi-Nya. 

Bacaan dari Nubuat Amos (3:1-8; 4:11-12) 

"Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat?" 

Hai orang Israel, dengarkanlah sabda Tuhan tentang dirimu ini, tentang segenap kaum yang telah Kutuntun ke luar dari tanah Mesir. Beginilah sabda-Nya, “Hanya kalian yang Kupilih dari segala kaum di muka bumi. Sebab itu Aku akan menghukum kalian karena kesalahanmu. Berjalankah dua orang bersama-sama jika mereka belum berjanji? Mengaumkah seekor singa di hutan apabila tidak mendapat mangsa? Bersuarakah singa muda dari sarangnya, jika belum menangkap apa-apa? Jatuhkah seekor burung ke dalam perangkap di tanah, apabila tidak ada jerat di sana? Membingkaskah perangkap, jika tidak ada yang ditangkap? Adakah sangkakala ditiup di suatu kota, dan orang-orang tidak gemetar? Adakah terjadi malapetaka di suatu kota, dan bukan Tuhan yang melakukannya. Sungguh, Tuhan Allah tidak berbuat sesuatu tanpa menyatakan keputusan-Nya kepada hamba-hamba-Nya, para nabi. Singa telah mengaum, siapakah yang tidak takut? Tuhan Allah telah bersabda, siapakah yang tidak bernubuat? Aku telah menjungkirbalikkan kota-kotamu seperti Allah menjungkirbalikkan Sodom dan Gomora, sehingga kalian menjadi seperti puntung yang ditarik dari kebakaran. Namun kalian tidak berbalik kepada-Ku. Sebab itu demikianlah akan Kulakukan kepadamu, hai Israel. Oleh karena Aku akan melakukan yang demikian kepadamu, maka bersiap-siaplah untuk bertemu dengan Allah, hai Israel.”

Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan, tuntunlah aku dalam keadilan-Mu.
Ayat. (Mzm 5:5-6.7.8)

  1. Engkau bukanlah Allah yang berkenan akan kefasikan; orang jahat takkan menumpang pada-Mu. Pembual tidak akan tahan di depan mata-Mu; Engkau benci terhadap semua orang yang melakukan kejahatan. 
  2. Engkau membinasakan orang-orang yang berkata bohong, Tuhan jijik melihat penumpah darah dan penipu. 
  3. Tetapi aku, berkat kasih setia-Mu yang besar, aku akan masuk ke dalam rumah-Mu, sujud menyembah ke arah bait-Mu yang kudus dengan takut akan Engkau. 

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya

Ayat. Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku mengharapkan sabda-Nya. 

Yesus menguji iman para murid-Nya yang takut karena perahu mereka diterpa gelombang. Bersama Yesus, tak mungkin binasa. Dia adalah Penolong dan Penyelamat.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (8:23-27) 

"Yesus bangun, menghardik angin dan danau, maka danau menjadi teduh sekali." 

Pada suatu hari Yesus naik ke dalam perahu, dan murid-murid-Nya mengikuti Dia. Sekonyong-konyong mengamuklah angin ribut di danau itu, sehingga perahu ditimbus gelombang. Tetapi Yesus tidur. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia, katanya, “Tuhan, tolonglah, kita binasa!” Yesus berkata kepada mereka, “Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya!” Lalu bangunlah Yesus menghardik angin dan danau. Maka danau menjadi teduh sekali. Dan heranlah orang-orang itu, katanya, “Orang apakah Dia ini, sehingga angin dan danau pun taat kepada-Nya?” 

Demikianlah Injil Tuhan.
U Terpujilah Kristus. 

Renungan 

Meskipun kita percaya bahwa Yesus selalu menyertai kita, iman kita tetap rapuh dan mudah goyah. Sebab utama, kita mengandalkan kekuatan kita sendiri. Padahal Yesus yang kita imani selalu ada dan mengajak kita untuk tidak takut akan apa pun. Sepertinya Dia tidur, tetapi sebenarnya Dia selalu terjaga dan siap membantu kita setiap saat. Apakah aku terlalu mengandalkan kemampuanku dan lupa akan Yesus satu-satunya Penolongku yang setia?

Injil hari ini menuturkan bahwa beriman dan percaya kepada Yesus bukanlah hal yang mudah dan dapat dimiliki secara instan. Itulah yang terjadi pada diri para murid ketika mereka berada di dalam perahu dalam penyeberangan melewati Danau Galilea. Dikisahkan, Yesus berada bersama para murid namun Ia sedang tertidur pulas ketika angin ribut menggoncangkan perahu yang mereka tumpangi. Para murid panik, lalu membangunkan Yesus sambil berteriak: ”Tuhan, tolonglah kita binasa!” Rupa-rupanya kedekatan dan ada bersama Yesus selama sekian waktu yang dilewati, belum membentuk kedewasaan iman para murid. Teriakan ‘kita binasa’ menunjukkan kecemasan, ketakutan, dan kekhawatiran akan masa depan kehidupan yang bakal mereka alami. Hanya karena Yesus sedang tidur saja telah membuat mereka panik. Padahal Ia masih satu perahu dengan mereka. Apa jadinya kalau Yesus sudah berpisah dan meninggalkan mereka berjuang sendirian. Sekali lagi, kedekatan dan ada bersama Yesus belum menjadi jaminan kematangan iman para murid.

Oleh karena itu, sebelum Yesus menghardik angin dan danau, terlebih dahulu Ia menantang keyakinan para pengikutnya. ”Mengapa kalian takut, hai orang yang kurang percaya.” Bagi Yesus, memulihkan kondisi danau bukanlah hal yang terutama, tetapi memulihkan iman para murid untuk tetap yakin dan percaya akan kuasa dan kebesaran-Nya, itu yang terpenting. Proses pematangan iman para murid lebih penting daripada masalah angin ribut. Dengan demikian, iman selalu menjadi kekuatan yang kokoh dalam menghadapi setiap masalah, dan bukan sebaliknya, menunggu ada masalah, baru ada iman. Apa pun masalah yang kita hadapi, tidak akan menimbulkan kepanikan dan kecemasan bila iman akan kuasa dan kehadiran-Nya menjadi sandaran kita yang utama.

Santo Ireneus dari Lyons, Uskup dan Martir


Ireneus lahir di Asia Kecil kira-kira pada tahun 140. Pendidikannya berlangsung di Smyrna. Pelajaran agama diperolehnya dari Santo Polykarpus, seorang murid Santo Yohanes Rasul. Riwayat hidupnya kurang diketahui, tetapi dari tulisan-tulisannya sendiri dapatlah diperoleh banyak informasi tentang dirinya. Pada masa tuanya, ia mengirimkan sepucuk surat kepada seorang temannya di Smyrna. Dari surat itu diketahui kesannya terhadap pengajaran Santo Polykarpus. Sebagian suratnya dapat dibaca dalam kutipan berikut: “Peristiwa-peristiwa pada masa itu masih kuingat baik daripada yang terjadi baru-baru ini. Karena yang kita pelajari pada masa muda tumbuh subur dan mengakar dalam batin. Saya masih mengingat dimana Polykarpus duduk ketika ia mengajar, bagaimana caranya berjalan dan bagaimana sikapnya. Saya masih ingat akan khotbah-khotbahnya kepada umat, dan bagaimana ia mengisahkan pergaulannya dengan Yohanes serta orang-orang lain yang menjadi saksi hidup Tuhan. Polykarpus mengajarkan apa yang didengarnya dari saksi-saksi mata kehidupan Yesus dan mukzijat-mukzijatNya. Semua berkat kemurahan Allah itu telah kuterima dengan sepenuh hati dan kucatat bukannya di atas selembar kertas, melainkan di dalam hatiku, serta oleh rahmat Allah selalu kurenungkan dengan seksama”. 

Ireneues bekerja di Lyons sebagai seorang imam. Pada tahun 177, timbullah aksi penghambatan agama di Lyons. Uskup kota Lyons, Potinus, meninggal karena suatu penganiayaan yang kejam atas dirinya. Ireneus diangkat menjadi penggantinya. Sebagai uskup, ia menggembalakan umatnya dengan penuh perhatian dan cinta. Kepada umatnya ia selalu berkhotbah dalam bahasa setempat, meskipun ia sendiri dibesarkan dalam bahasa Yunani. Dalam kepemimpinannya, ia selalu berusaha membela ajaran iman yang benar. Ia juga memperjuangkan kesatuan Gereja dan menegakkan kewibawaan Paus.

Namanya Ireneus, yang berarti pencinta damai, diusahakan menjadi kenyataan di dalam seluruh hidupnya. Dalam perselisihan antara Gereja Latin dan Yunani tentang tanggal hari raya Paska, ia menjadi juru bicara Sri Paus. Ia meninggal pada tahun 202 selaku seorang martir Kristus.