Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

15 Juni 2016

Kamis, 16 Juni 2016 == Hari Biasa Pekan XI

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Misi Gereja adalah untuk “mewartakan Kerajaan Kristus dan Kerajaan Allah, dan mendirikannya ditengah semua bangsa. Gereja merupakan benih dan awal mula Kerajaan itu di dunia”. Di satu sisi, Gereja adalah “sebuah sakramen – “yakni tanda dan sarana persatuan mesra dengan Allah dan kesatuan seluruh umat manusia”  

Agung dan semaraklah karya Tuhan, keadilan-Nya tetap untuk selama-lamanya. Perbuatan-Nya yang agung pantas dikenang. Tuhan itu pengasih dan penyayang. 


Doa 


Allah Bapa kami di surga, perkenankanlah kami menyapa nama-Mu sebagaimana dilakukan Putra-Mu terkasih. Semoga kami dapat menghayati, bahwa Engkaulah Bapa kami dan kami saling bersaudara karena se-Bapa. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau dalam persekutuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 

Nabi Elia dipuji karena sabdanya membakar laksana obor dengan segala mukjizatnya. Nabi Elisa dipuji karena tidak gentar terhadap penguasa dan sepanjang hidupnya membuat mukjizat.

Bacaan dari Kitab Putera Sirakh (48:1-14) 

"Elia terangkat dalam badai, dan Elisa dipenuhi dengan rohnya."

Dahulu kala tampillah Nabi Elia, bagaikan api; sabdanya membakar laksana obor. Dialah yang mendatangkan kelaparan atas orang Israel dan karena geramnya, jumlah mereka dijadikannya sedikit. Atas firman Tuhan langit dikunci olehnya, dan api diturunkannya sampai tiga kali. Betapa mulialah engkau, hai Elia, dengan segala mukjizatmu! Siapa dapat memegahkan diri sama dengan dikau? Orang mati kaubangkitkan dari alam arwah dan dari dunia orang mati dengan sabda Yang Mahatinggi. Raja-raja kauturunkan sampai jatuh binasa, dan orang-orang tersohor kaujatuhkan dari tempat tidurnya. Teguran kaudengar di Gunung Sinai, dan di Gunung Horeb keputusan untuk balas dendam. Engkau mengurapi raja-raja untuk menimpakan balasan, dan nabi-nabi kauurapi menjadi penggantimu. Dalam olak angin berapi engkau diangkat, dalam kereta dengan kuda-kuda berapi. Engkau tercantum dalam ancaman-ancaman tentang masa depan untuk meredakan kemurkaan sebelum meletus, dan mengembalikan hati bapa kepada anaknya serta memulihkan segala suku Yakub. Berbahagialah orang yang telah melihat dikau, dan yang meninggal dalam kasih, sebab kami pun pasti akan hidup. Elia ditutupi dengan olak angin, tetapi Elisa dipenuhi dengan rohnya. Selama hidup Elisa tidak gentar terhadap seorang penguasa, dan tidak seorang pun menaklukkannya. Tidak ada sesuatu pun yang terlalu ajaib baginya, bahkan di kubur pun jenazahnya masih bernubuat. Sepanjang hidupnya ia membuat mukjizat, dan malah ketika meninggal pekerjaannya menakjubkan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan do = g, 2/4, PS 836
Ref. Segala bangsa bertepuk tanganlah berpekiklah untuk Allah raja semesta.
Ayat. (Mzm 97:1-2.3-4.5-6.7; R:9a)

  1. Tuhan adalah Raja. Biarlah bumi bersorak-sorai, biarlah banyak pulau bersukacita! Awan dan kekelaman ada di sekeliling-Nya, keadilan dan hukum adalah tumpuan takhta-Nya.
  2. Api menjalar di hadapan-Nya, dan menghanguskan para lawan di sekeliling-Nya. Kilat-kilat-Nya menerangi dunia, bumi melihatnya dan gemetar.
  3. Gunung-gunung luluh laksana lilin di hadapan Tuhan, di hadapan Tuhan semesta alam. Langit memberitakan keadilan-Nya dan segala bangsa melihat kemuliaan-Nya.
  4. Akan mendapat malulah semua orang yang beribadah kepada patung, orang yang memegahkan diri karena berhala-berhala; segala dewata sujud menyembah Allah.

Bait Pengantar Injil do = f, 2/4, PS 956
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya, alleluya

Ayat. Kalian akan menerima roh pengangkatan menjadi anak, dalam roh itu kita akan berseru, “Abba, ya Bapa”.

Yesus mengajar orang banyak supaya jangan berdoa dengan bertele-tele. Alasannya, karena Bapa tahu apa yang diperlukan sebelum kita minta kepada-Nya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15) 

"Berdoalah kalian demikianlah."

Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus, “Bila kalian berdoa janganlah bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka doanya akan dikabulkan karena banyaknya kata-kata. Jadi janganlah kalian seperti mereka. Karena Bapamu tahu apa yang kalian perlukan, sebelum kalian minta kepada-Nya. Maka berdoalah kalian demikian, ‘Bapa kami, yang ada di surga, dimuliakanlah nama-Mu. Datanglah kerajaan-Mu. Jadilah kehendak-Mu di atas bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kesalahan kami, seperti kami pun mengampuni yang bersalah kepada kami. Dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan. Tetapi bebaskanlah kami dari yang jahat. Amin.’ Karena, jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kalian pula. Tetapi jikalau kalian tidak mengampuni orang, Bapamu pun tidak akan mengampuni kesalahanmu.” 

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan 

Doa Bapa Kami atau doa Tuhan adalah doa yang sama sekali tidak bertele-tele. Syarat-syarat sebuah doa yang benar aa di dalamnya seperti: doa yang berpusat pada Tuhan dan bukan diri sendiri, doa dengan penuh iman, pengampunan dan pembebasan dari rasa benci dan iri. Mari kita perhatikan bagaimana sikap kita ketika kita mengucapkan doa Bapa Kami. Apakah aku sudah berdoa dengan baik dan memperhatikan syarat-syarat doa yang benar?


Jikalau kalian mengampuni kesalahan orang, Bapamu di surga akan mengampuni kalian juga. 


Santa Yulita dan Santo Cyriacus, Martir 

Yulita dikenal sebagai seorang janda beragama Kristen yang kaya raya. Bersama Cyriacus, puteranya dan kedua orang pembantunya, Yulita tinggal di Ikonium. Ketika umat Kristen dikejar-kejar oleh kaki tangan Kaisar Diokletianus, Yulita bersama dengan Cyriacus dan kedua orang pembantunya itu melarikan diri ke Seleusia untuk mencari tempat berlindung yang aman dari ancaman. 

Tetapi malang bagi mereka karena Gubernur yang berkuasa disana pun adalah seorang kafir yang tidak senang dengan orang-orang Kristen. Mendengar berita bahwa ada pendatang baru yang beragama Kristen, ia segera memerintahkan penangkapan atas Yulita bersama puteranyadan memasukkan mereka ke dalam penjara. 

Yulita dikenal sebagai janda bangsawan yang kaya raya. Ketika ia ditanya tentang asal usul dan kekayaannya, ia tidak memberitahukannya. Ia hanya memberitahukan bahwa ia beragama Kristen. Karena itu ia disiksa dan disesah. Cyriacus puteranya dipisahkan darinya. Cyriacus yang manis dan tampan menarik perhatian gubernur Alesksander. 

Gubernur memangkunya dan membujuknya dengan janji muluk-muluk. Tetapi Cyriacus tidak tertarik pada segala janji itu. Ia malah terus menangisi ibunya yang disiksa dengan hebatnya oleh kaki tangan gubernur. Pada kesempatan itu, ia lalu berteriak: “Aku juga seorang Kristen.” Sambil mengamuk untuk melepaskan diri dari Aleksander, Cyriacus menampar dan mencakari muka Aleksander. Dengan gusarnya Aleksander membanting Cyriacus dan meremukkan kepalanya. 

Melihat ketabahan dan keteguhan hati anaknya, puaslah hati Yulita meskipun ia sendiri mengalami penyiksaan yang hebat. Aleksander semakin bertambah marah. Ia segera memerintahkan para serdadu untuk memenggal kepala Yulita dan Cyriacus. Jenazah mereka dikuburkan di luar kota. 


Santa Ludgardis, Perawan 

Lutgardis lahir di Tongeren, Belgia pada tahun 1182. Ketika memasuki usia muda, orangtuanya ingin mengawinkan dia dengan seorang pemuda ksatria. Namun karena alasan tertentu rencana perkawinan itu tidak jadi terlaksana.
Setelah peristiwa itu, orangtuanya memasukkan dia ke asrama suster-suster Benediktin, dengan maksud agar Lutgardis tertarik dengan kehidupan biara dan menjadi suster dikemudian hari. Tetapi Lutgardis yang cantik itu lebih suka bergaul dengan pemuda-pemuda. Pada suatu hari ia berbincang-bincang dengan seorang pemuda asing yang tidak dikenalnya. Ternyata pemuda itu adalah Tuhan Yesus sendiri. Setelah beberapa lama Tuhan membuka matanya dan segera ia mengenal siapa sebenarnya pemuda itu. Yesus berkata kepadanya: “Janganlah lagi kau cari bujukan-bujukan cinta yang sia-sia. Lihatlah apa yang harus kau cintai!” Lalu Yesus menunjukkan luka-lukaNya pada Lutgardis dan segera menghilang. 

Sejak saat itu Lutgardis dipenuhi rahmat Tuhan. Ia mulai membaharui cara hidup dan tingkah lakunya dengan banyak berdoa dan bertapa sesuai dengan permintaan Tuhan Yesus. Oleh karena ia menginginkan peraturan-peraturan yang keras, dan bermaksud menyembunyikan karunia luar biasa yang diberikan kepadanya, ia pindah ke Ordo Cistersian pada tahun 1206. Ia memohon dengan sangat kepada Tuhan agar dilupakan saja oleh sanak familinya dan kenalan-kenalannya. 

Di biara itu, bahasa pergaulan yang dipakai adalah bahasa Perancis, yang tidak dimengerti Lutgardis. Karena itu ia tidak bisa bergaul sebagaimana biasanya dengan kawan-kawannya. Ia lalu memusatkan perhatiannya kepada semadi dan meditasi serta doa untuk orang-orang berdosa dan para penganut ajaran sesat Albigensia. 

Tuhan menganugerahkan banyak karunia istimewa kepadanya. Diantaranya kemampuan untuk menyembuhkan orang-orang sakit secara ajaib. Tetapi kemudian ia meminta kepada Tuhan agar memberikan kepadanya kemampuan lain yang tidak berbahaya. Atas pertanyaan Yesus: “Apakah yang kaukehendaki dari padaKu?”, ia menjawab: “Berikan kepadaku hatiMu, ya Tuhan!”. Lalu Tuhan pun memberikan kepadanya kelembutan HatiNya yang MahaKudus penuh cinta kasih sehingga ia pun menjadi suster yang saleh dan suci.
Empat puluh tahun lamanya Lutgardis hidup tersembunyi dalam biara. Ia hampir tidak bisa bicara dengan teman-temannya. Yesus-lah satu-satunya pendampingnya. Tujuh tahun terakhir hidupnya, ia hidup dalam kesepian yang mendalam karena matanya telah menjadi buta. Akhirnya pada hari Minggu 16 Juni 1246, sebagaimana telah dikatakannya sendiri lima tahun sebelumnya, ia meninggal dunia.