Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

09 Juni 2016

Jumat, 10 Juni 2016 == Hari Biasa Pekan X


http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


"Dalam banyak negara, dewasa ini terdapat banyak orang Katolik yang meminta perceraian menurut hukum sipil dan mengadakan Perkawinan baru secara sipil. Gereja merasa diri terikat kepada perkataan Yesus Kristus: "Barang siapa menceraikan isterinya lalu kawin dengan perempuan lain, ia hidup dalam perzinaan terhadap isterinya itu. Dan jika si isteri menceraikan suaminya dan kawin dengan laki-laki lain, ia berbuat zina" . Karena itu, Gereja memegang teguh bahwa ia tidak dapat mengakui sah ikatan yang baru, kalau Perkawinan pertama itu sah. Kalau mereka yang bercerai itu kawin lagi secara sipil, mereka berada dalam satu situasi yang secara obyektif bertentangan dengan hukum Allah. Karena itu, mereka tidak boleh menerima komuni selama situasi ini masih berlanjut. Dengan alasan yang sama mereka juga tidak boleh melaksanakan tugas-tugas tertentu dalam Gereja. Pemulihan melalui Sakramen Pengakuan hanya dapat diberikan kepada mereka yang menyesal, bahwa mereka telah mencemari tanda perjanjian dan kesetiaan kepada Kristus, dan mewajibkan diri supaya hidup dalam pantang yang benar.



Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku, dan jawablah aku! Wajah-mu kucari seturut sabda-Mu, 'Carilah wajah-Ku!'

Doa 


Allah Bapa sumber kebahagiaan, tuntunlah kami ke alam hening untuk menemui Engkau dan curahilah kami Roh Yesus yang akan memperkenalkan kami dengan Dikau, sumber kehidupan kami. Sebab Dialah, Tuhan, Pengantara kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin. 


Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (19:9a.11-16) 


"Elia berdiri di atas gunung, di hadapan Tuhan." 

Sekali peristiwa tibalah Elia di Gunung Horeb, gunung Allah. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, "Hai Elia, keluarlah dan berdirilah di atas gunung, di hadapan Tuhan.” Lalu Tuhan lewat. Angin besar dan kuat membelah gunung-gunung dan memecahkan bukit-bukit batu mendahului Tuhan. Namun Tuhan tidak berada dalam angin itu. Sesudah angin itu datanglah gempa. Namun dalam gempa pun Tuhan tak ada. Sesudah gempa menyusullah api. Namun Tuhan juga tidak berada dalam api itu. Api disusul bunyi angin sepoi-sepoi biasa. Mendengar itu segeralah Elia menyelubungi wajahnya dengan jubah, lalu keluar dan berdiri di depan pintu gua. Maka terdengarlah suara yang berbunyi, “Apakah kerjamu di sini, Elia?”Jawabnya, “Aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan, Allah semesta alam, karena orang Israel telah meninggalkan perjanjian-Mu; mereka telah meruntuhkan mezbah-mezbah-Mu, dan membunuh nabi-nabi-Mu dengan pedang. Hanya aku seorang dirilah yang masih hidup, dan mereka ingin mencabut nyawaku. Maka bersabdalah Tuhan kepadanya, “Pergilah, kembalilah ke jalan yang sama, melalui padang gurun ke Damsyik. Sesampai di sana, engkau harus mengurapi Hazzel menjadi raja atas Aram. Juga Yehu, cucu Nimsi, haruslah kauurapi menjadi raja atas Israel, dan Elisa bin Safat dari Abel-Mehola, harus kauurapi menjadi nabi menggantikan engkau.” 

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, la = a, 4/4, PS 801 (MTA hal 374-375, bait 2, 3, dan 4)
Ref. Aku percaya kepada-Mu, Tuhanlah pengharapanku.
Tuhan, pada-Mu ‘ku berserah, dan mengharap kerahiman-Mu.

Ayat. (Mzm 27:7-8.9abc.13-14; Ul: lih. 1a)

  1. Dengarlah, ya Tuhan, seruan yang kusampaikan, kasihanilah aku dan jawablah aku! Wajah-Mu kucari seturut firman-Mu, “Carilah wajah-Ku! 
  2. Wajah-Mu kucari, ya Tuhan, janganlah menyembunyikan wajah-Mu dari padaku, janganlah menolak hamba-Mu ini dengan murka. Engkaulah pertolonganku, ya Allah penyelamatku. 
  3. Sungguh, aku percaya akan melihat kebaikan Tuhan di negeri orang-orang yang hidup! Nantikanlah Tuhan! Kuatkanlah dan teguhkanlah hatimu! Ya, nantikanlah Tuhan. 

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Flp 2:15-16)

Perintah baru Kuberikan kepada kamu, sabda Tuhan, yaitu supaya kamu saling mengasihi, sebagaimana Aku telah mengasihi kamu. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:27-32)


"Barangsiapa memandang wanita dengan menginginkannya, dia sudah berbuat zina di dalam hatinya." 

Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata, "Kalian telah mendengar sabda, 'Jangan berzinah!' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa memandang seorang wanita dengan menginginkannya dia sudah berbuat zinah dalam hatinya. Maka jika matamu yang kanan menyesatkan dikau, cungkillah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada badanmu seutuhnya dicampakkan ke dalam neraka. Dan jika tangan kananmu menyesatkan dikau, penggallah dan buanglah, karena lebih baik bagimu satu anggota badanmu binasa daripada dengan badanmu seutuhnya masuk neraka. Tetapi disabdakan juga, 'Barangsiapa menceraikan isterinya harus memberi surat cerai kepadanya.' Tetapi Aku berkata kepadamu, 'Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, dia membuat isterinya berzinah. Dan barangsiapa kawin dengan wanita yang diceraikan, dia pun berbuat zinah.'"

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.


Renungan


Dalam hukum Taurat dikatakan jangan berzinah. Tetapi Yesus membuat lebih keras dengan mengatakan: "Mereka yang memandang dan menginginkan seorang perempuan sudah berzinah dalam hatinya." Hukum Taurat membolehkan cerai dengan alasan zinah. Tetapi Yesus mengatakan: "Setiap orang yang menceraikan istrinya kecuali karena zinah, ia menjadikan istrinya berzinah dan yang kawin dengan perempuan yang diceraikan, ia berzinah".

Tampak Yesus memperkeras apa yang ditulis dalam hukum Taurat. Ia mau menekankan pentingnya kasih dan kesatuan dalam perkawinan dan juga kesucian hati. Kalau kita ingin menjadi murid Yesus dalam hal kasih perkawinan dan juga seksualitas, maka kita harus hidup lebih baik dalam perkawinan dan berkeluarga.

Cinta suami istri harus sungguh mendalam dan tidak terpisahkan, sehingga berpikir tentang orang lain saja sudah dianggap zinah. Yesus ingin agar hidup perkawinan didasari cinta yang sungguh mendalam dan tidak terpisahkan. Gereja Katolik menganggap perkawinan sebagai sakramen, yaitutanda cinta Tuhan bagi kedua pasangan. Maka tidak terpisahkan dan seumur hidup.

Bagaimana perkawinan Anda? Apakah kita mencintai pasangan kita sungguh dengan penuh? Apa tandanya?

Pertengahan tahun 2015, tepatnya di bulan April, publik dikejutkan dengan peristiwa pembunuhan seorang gadis yang ditenggarai melakukan praktik esek-esek di kontrakannya. Peristiwa tersebut semacam gunung es dari berbagai bentuk perzinahan yang semakin marak di ibukota. Sebagian orang mencaci-maki dan mengutuk perbuatan zina tersebut sebagai sesuatu yang tidak bermoral. Di sisi lain, mereka yang bersih dan tak merasa diri berdosa merasa aman-aman saja karena tidak pernah terjerumus di dalamnya. Di sini zina dipahami sebagai bentuk pengingkaran terhadap kesucian pribadi dan merusak keluhuran martabat perkawinan.

Pandangan Yesus lebih radikal lagi. Bahwa setiap orang yang memandang perempuan serta mengingininya, sudah berzina dengan dia di dalam hatinya. Itu berarti semua kita punya potensi untuk melakukan zina jika kita tidak bijaksana dalam mengolah pikiran dan budi kita. Bagi Yesus, yang mesti dikendalikan dan diperhatikan adalah hati dan budi kita. Sebab semua yang keluar dari dalam diri bermula pada keinginan dan kehendak yang lahir dari hati dan budi kita. Jika kita mampu mengekang, mengendalikan, dan mengolah berbagai keinginan, mampu membedakan mana yang baik dan mana yang tidak baik, tentu kita tidak mudah terjerumus dalam perilaku zina. Oleh karena itu, betapa pentingya pengolahan diri secara terus-menerus agar kita tidak jatuh dalam kubangan perzinaan yang menggelapkan.

Di sisi lain, kita pun diajak agar tidak menyebabkan orang lain jatuh dalam dosa perzinaan, sebagaimana yang dimaksudkan oleh Yesus. Untuk itu kita perlu menjaga diri kita sebagai bait Roh Kudus. Kita diajak menghargai tubuh kita sebagai sesuatu yang kudus dan suci. Seluruh ekspresi diri kita hendaknya tidak memancing orang untuk jatuh dalam perzinaan. Perkembangan mode yang semakin cepat dan maju, hendaknya tidak melunturkan niat kita untuk senantiasa berpenampilan sopan dan wajar di depan umum.



Santo Henrikus Balzano, Pengaku Iman


Henrikus hidup antara tahun 1250-1315. Ia tinggal di Balzano, Italia dan sehari-harinya bekerja sebagai buruh. Hidupnya amat saleh dan ditandai dengan ketekunan doa dan banyak matiraga.