Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

07 Juni 2016

Selasa, 07 Juni 2016 == Hari Biasa Pekan X

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/
“Bagiku mati dalam Kristus Yesus lebih mulia daripada menjadi raja yang menguasai batas-batas bumi yang paling jauh” 


Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuji Bapa di surga.

Doa 

Allah yang Mahabaik, Engkau senantiasa menyertai dan memelihara siapa saja yang dengan tekun bekerja bagi kemuliaan kerajaan-Mu. Jadikanlah kami terang cahaya-Mu bagi sesama. Semoga kehadiran kami mampu memancarkan kasih-Mu yang sejati dan dengan demikian semua orang memuliakan Bapa di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin 

Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (17:7-16) 

"Tempat tepungnya tak pernah kosong sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan Nabi Elia."

Pada waktu itu Sungai Kerit menjadi kering, sebab hujan tiada turun-turun di negeri itu. Maka datanglah sabda Tuhan kepada Elia, “Bersiaplah, pergi ke Sarfat yang termasuk wilayah Sidon, dan diamlah di sana. Ketahuilah, Aku telah memerintahkan seorang janda untuk memberi engkau makan.” Maka Elia pun bersiap-siap, lalu pergi ke sarfat. Ketika ia tiba di dekat gerbang kota, tampaklah seorang janda sedang mengumpulkan kayu api. Elia berseru kepada perempuan itu, “Cobalah, ambilkan daku sedikit air dalam kendi untuk kuminum.” Ketika wanita itu pergi mengambil air, Elia berseru lagi, “Cobalah ambil juga bagiku sepotong roti.” Wanita itu menjawab, “Demi Tuhan Allahmu yang hidup, sesungguhnya tiada roti padaku sedikit pun, kecuali segenggam tepung dalam tempayan dan sedikit minyak dalam buli-buli. Sekarang aku sedang mengumpulkan dua tiga potong kayu api, sebentar lagi aku pulang dan mengolahnya bagiku dan bagi anakku, dan setelah kami memakannya, maka kami akan mati.” Tetapi Elia berkata kepadanya, “Janganlah takut, pulanglah, dan buatlah seperti yang kaukatakan, tetapi buatlah lebih dulu bagiku sepotong roti bundar kecil dari padanya, dan bawalah kepadaku; kemudian barulah kaubuat bagimu dan bagi anakmu. Sebab beginilah sabda Tuhan Allah Israel, “Tepung dalam tempayan itu takkan habis dan minyak dalam buli-buli itu pun takkan berkurang sampai tiba waktunya Tuhan menurunkan hujan ke atas muka bumi.” Maka pergilah wanita itu, berbuat seperti yang dikatakan oleh Elia. Maka Elia, wanita itu dan anaknya mendapat makan beberapa waktu lamanya. Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang sesuai dengan sabda Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan.
Ayat. (Mzm 4:2-3.4-5.7-8)

  1. Apabila aku berseru, jawablah aku, ya Allah yang membenarkan daku. Engkau memberi kelegaan kepadaku di saat kesesakan; kasihanilah aku, dan dengarkanlah doaku! Hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia dan mencari kebohongan?
  2. Ketahuilah, Tuhan telah memilih bagi-Nya seorang yang Ia kasihi; apabila aku berseru kepada-Nya, Ia mendengarkan. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hati di tempat tidurmu, tetapi tetaplah tenang.
  3. Banyak orang berkata, “Siapa akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajah-Mu menyinari kami, ya Tuhan! Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak daripada yang mereka berikan di saat mereka kelimpahan gandum dan anggur.”

Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya
Ayat. (Mat 5:16)

Hendaknya cahayamu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuji Bapa-Mu di surga.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:13-16)

"Kamu adalah garam dunia”

Dalam khotbah di bukit Yesus bersabda, “Kalian ini garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah dapat diasinkan? Tiada gunanya lagi selain dibuang dan diinjak-injak orang. Kalian ini cahaya dunia. Kota yang terletak di atas gunung tidak mungkin tersembunyi. Lagi pula orang tidak menyalakan pelita lalu meletakkannya di bawah gantang, melainkan di atas kaki dian, sehingga menerangi semua orang di dalam rumah itu. Demikianlah hendaknya cahaya-Mu bersinar di depan orang, agar mereka melihat perbuatanmu yang baik, dan memuliakan Bapamu di surga.”

Inilah Injil Tuhan kita!
U. Sabda-Mu sungguh mengagumkan!

Renungan


Dipanggil menjadi garam dan terang dunia sepadan dengan panggilan menjadi bermakna dalam hidup ini agar melalui keberadaan dan segala perbuatan baik yang kita lakukan“Bapa di surga dimuliakan”. Dari inspirasi sabda Tuhan ini kita masing-masing mengupayakan dengan berbagai cara agar setiap perbuatan baik dan pekerjaan yang kita laksanakan menjadi cerminan kasih karunia Tuhan.

Itu panggilan dan perutusan nyata bagi para aktivis umat dan dewan paroki untuk mewujudkan perbuatan baik dan keterlibatan dengan ambil bagian dalam pembangunan desa. Teritori suatu paroki pada umumnya meliputi satu atau beberapa desa yang satu sama lain masih lebih mudah kenal dan memudahkan interaksi. Kiprah baik orang-orang Katolik yang mudah dikenali karena kejujuran dan tanggung jawabnya semoga dapat disumbangkan untuk turut serta menata dan mempertanggungjawabkan dana desa secara akuntabilitas untuk kesejahteraan masyarakat. Kita dapat ambil bagian secara nyata untuk mempengaruhi dan turut serta dalam penyusunan kebijakan publik sebagai perwujudan asin dan terangnya perbuatan baik kita. 

Yesus meminta para pendengar-Nya untuk menjadi garam dan terang. Garam adalah benda yang terasa asin. Keunggulan garam terletak pada kemampuannya untuk mengasinkan atau memberi rasa kepada sesuatu yang lain, misalnya sayuran atau-pun makanan lainnya. Sedangkan terang, merupakan sesuatu yang bercahaya dan menghalau kegelapan yang berada di sekitarnya. Tampak dua hal ini memiliki arti—bukan untuk dirinya sendiri, tetapi untuk yang berada di luar dirinya—untuk yang lain. Garam baru bermanfaat ketika ia memberikan rasa bagi sesuatu yang di luar diirinya. Ia tidak memiliki arti apa-apa untuk dirinya sendiri. Demikian-pun terang, akan berarti ketika menghalau kegelapan yang berada di sekitarnya.

Maka, ketika Yesus meminta kita untuk menjadi garam dan terang, itu berarti kita mesti menjadi pribadi yang berguna dan bermakna bagi orang lain. Di sini Tuhan memberikan dimensi baru tentang apa artinya mengikuti Dia. Bahwa mengikuti Tuhan bukan dengan cara memupuk kesalehan pribadi semata, tetapi bagaimana iman personal itu bermanfaat dan berguna bagi orang lain. Itu berarti kita hendaknya menjadi seperti garam yang mampu memberikan kebaikan bagi yang lain dan menjadi terang yang mampu menjadi cahaya bagi sesama yang mungkin berada dalam kegelapan. Dengan demikian, kadar kepantasan kita mengikuti Tuhan diukur sejauh mana kita menjadikan Kristus sebagai sumber kekuatan yang menggarami dunia dan sumber cahaya yang membawa terang bagi dunia.

Doa 

Allah yang Mahabaik, jadikanlah kami pelita-Mu yang tetap menyala, walau diterpa angin badai. Semoga sinar terang-Mu mampu terpancar dan menerangi sesama yang ditimpa kegelapan. Semoga perbuatan-perbuatan kami yang baik mampu membawa mereka untuk bertobat, sehingga nama-Mu makin dipuji dan dimuliakan, kini dan sepanjang masa. Amin.



Santa Anne dari Santo Bartolomeus, Pengaku Iman

Anne lahir pada tahun 1549. Ketika menginjak usia dewasa, ia masuk biara dan menjadi seorang suster. Ia dengan rajin membantu dan pengikut pertama Santa Teresa dalam usahanya mengadakan pembaharuan dalam biara-biara. Ia kemudian menjadi sekretaris dan pendamping Santa Teresa. Dengan pengalaman-pengalamannya, ia mendirikan dan memimpin beberapa biara di Prancis dan Belgia. Ia meninggal pada tahun 1626.