“Betapa besar belas kasih Tuhan Yesus kepada kita. Betapa banyak kasih sayang dan kebaikan-Nya!”
Aku sadar akan pelangaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkaulah aku berdosa.
Allah Bapa sumber belas dan cinta kasih, Engkau memancarkan sinar matahari kepada siapa pun, baik orang baik-baik maupun orang jahat. Kami mohon, semoga kami menaruh cinta kasih kepada musuh, serta mendoakan mereka yang membenci kami. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. Amin.
Tuhan memaklumkan malapetaka atas Ahab dan Izebel lewat Nabi Elia. Alasannya, karena Ahab telah menyakiti hati Tuhan dengan menyebabkan orang Israel berbuat dosa.
Bacaan dari Kitab Pertama Raja-Raja (21:17-29)
"Engkau menyuruh orang Israel berbuat dosa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan do = bes, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim, dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.11.16)
- Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
- Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa.
- Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku! Lepaskanlah aku dari hutang darah, ya Allah, penyelamatku, maka lidahku akan memasyhurkan keadilan-Mu!
Bait Pengantar Injil
Ref. Alleluya, alleluya
Ayat. (Yoh 13:34)
Perintah baru Kuberikan kepadamu, sabda Tuhan. Kasihilah sesamamu sebagaimana Aku mengasihi kamu.
Yesus mengajar orang banyak supaya mengasihi para musuh dan berdoa bagi para penganiaya. Hal ini penting, supaya sempurna menjadi anak-anak Bapa di surga.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:43-48)
"Kasihilah musuh-musuhmu."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Kasih itu tanpa syarat. Tidak cukup hanya mengasihi orang yang mengasihi kita. Kasih itu mengatasi segalanya. Oleh sebab itu, musuh pun, yaitu orang-orang yang memperlakukan kita tidak semestinya, harus dikasihi. Bahkan, kita harus berani mendoakan musuh dan orang yang menganiaya kita. Tak perlu tanya-tanya lagi apakah ini mungkin? Kasih itu selalu mungkin asal kita mau rendah hati dan mau menyangkal diri. Apakah kasihku tidak pura-pura?
Tuhan Yesus tak henti-hentinya menghadirkan pengajaran yang sepertinya mengobrak-abrik kebiasaan dan pemahaman yang lazim dari para pendengar-Nya. Perihal relasi dengan sesama manusia, Tuhan Yesus menegaskan: Kasihilah musuhmu dan berdoalah untuk mereka yang membencimu. Siapakah musuh? Predikat musuh dikenakan kepada orang lain yang melukai dan menyebabkan rasa sakit dan penderitaan dalam diri kita. Yang lazim adalah membenci orang tersebut, karena bukankah yang menyakitkan itu patut dibenci? Mengasihi musuh sama saja membiarkan dia mengobrak-abrik kehidupan kita, bukan?
Lantas apa maksud Yesus berbaik-baiklah dengan musuh, bahkan mendoakan mereka? Kita perlu mengingat satu hal, bahwa kita diciptakan baik adanya. Musuh ada karena gagalnya diri kita membangun sebuah relasi yang baik. Relasi yang baik pasti tak akan menciptakan musuh. Mendoakan musuh adalah sebuah upaya mereparasi diri kita agar kita pun tidak punya kesempatan memusuhi orang lain. Doa kita pun bertujuan agar mereka yang dianggap musuh itu juga dianugerahi ruang kesadaran dan pertobatan untuk memperbaiki diri. Itulah lebihnya menjadi pengikut Kristus. Jika semua orang menghidupi apa yang lazim, maka menjadi pengikut Kritus harus berbuat lebih dari itu: Kita harus mampu melampaui kelaziman. Jika demikian maka kita memiliki nilai plus dalam hidup. Dengan berbuat lebih, kita tidak lagi memiliki waktu untuk menghitung kebaikan yang telah kita perbuat. Dengan kata lain, kita diajak untuk menghidupi kebaikan tanpa perhitungan. Dan setiap kali harus berbuat lebih baik dari biasanya.
Santo Metodius, Uskup
terkenal sebagai pejuang dan pembela yang gigih mempertahankan kebaktian terhadap gambar-gambar kudus dalam Gereja Katolik Timur. Karena perjuangannya yang suci ini, Metodius ditangkap dan didera lalu dikunci dalam sebuah kubur. Namun kemudian setelah ia dibebaskan, ia dipilih menjadi Uskup Konstantinopel. Metodius mengadakan “Pesta Iman Benar” yang sampai kini dirayakan pada hari minggu pertama dalam masa puasa. Ia meninggal dunia pada tahun 847.