Pekan Prapaskah I (U)
St. Montanus dan Lucius, dkk.
St. Montanus dan Lucius, dkk.
Bacaan I : Yes. 55:10-11
Mazmur : 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b
Bacaan Injil : Mat. 6:7-15
Mazmur : 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b
Bacaan Injil : Mat. 6:7-15
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: ”Lagipula dalam doamu itu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doanya akan dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya. Karena itu berdoalah demikian:
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Bapa kami yang di sorga, Dikuduskanlah nama-Mu, datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga. Berikanlah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. [Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.]
Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.”
Renungan
Santa Teresa dari Lisieux dalam catatan hariannya menulis,”Buatku, doa adalah gelombang hati, doa adalah cara sederhana untuk melihat surga, doa adalah jeritan pengakuan dan cinta, yang merangkul baik pencobaan maupun kesukacitaan.” Doa menjadi nafas bagi kehidupan St. Theresia, karena dalam hidupnya yang singkat di dunia ini, ia menghayati keakraban dengan Tuhan dalam doa-doanya yang sederhana namun penuh iman.
Nabi Yesaya bersaksi bahwa ”Firman Tuhan itu bagaikan hujan dan salju yang turun dari langit, ia tidak kembali ke langit, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih kepada penabur…..”(bdk. Yes. 55:10). Bila kita berdoa, rahmat-Nya akan mengalir bagaikan hujan dan salju menetesi hati setiap orang dan menyuburkan harapan kita. Doa itu penting dan sangat berguna, tetapi rahmat dari doa bukan bergantung pada panjang pendek serta indahnya kata-kata doa, melainkan pada sikap batin yang penuh kasih (rela mengampuni), pada iman kita akan Allah, mengakui Allah sebagai Bapa yang mahabaik dan mendengarkan doa-doa kita. Kebenaran ini diajarkan Yesus dalam doa Bapa Kami.
Tuhan, bantulah aku agar selalu tekun berdoa dengan penuh iman
dan bakti kepada-Mu.
Amin.
==================
==================
Seorang kyai anggota Forum Kerukunan Umat Beragam (FKUB) Kalimantan Tengah, dalam satu kesempatan santai di Kantor FKUB, mengatakan : "Saya paling suka dengan Doa Bapa Kami. Nabi Isa merangkai suatu doa yang sangat indah. Doa itu mengandung banyak hal antara lain: Allah disapa sebagai Bapa, Allah diminta untuk menurunkan kuasa-Nya ke bumi, Allah diminta untuk menurunkan rejeki bagi manusia, Allah diminta untuk mengampuni dosa manusia, Allah diminta untuk melindungi manusia dari segala pencobaan dan Allah diminta untuk membebaskan manusia dari hal-hal yang jahat. Bagi saya doa ini merupakan doa yang sempurna." Menanggapi kekaguman itu, seorang pendeta Pantekosta, juga anggota FKUB, mengatakan, "Bagi kami, Nabi Isa itu sosok Ilahi yang solider dengan manusia dan mengerti betul semua keinginan manusia dalam hidupNya. Maka kami harus berusaha hidup menurut nilai-nilai yang terkandung dalam doa Bapa Kami itu." Mereka berdua nampaknya sepaham.
Doa Bapa Kami mengandung suatu katekse sarat nilai, seperti yang diuraikan sang kyai di atas. Ada banyak nilai yang membingkai hidup kita untuk menjadi orang yang berkenan dihadapan Allah. Nilai-nilai itu antara lain, keinginan untuk dekat dengan Allah sebagai Bapa, keinginan untuk mengalami kuasa cinta Allah, keinginan untuk diampuni, keinginan untuk mudah memaafkan orang lain, keinginan untuk luput dari segala pencobaan dan keinginan untuk dibebaskan dari hal yang jahat. Doa ini lengkap, sehingga dengan berdoa Bapa Kami, anda sudah menggugah hati Allah untuk mencintai dan memelihara dirimu sesuai dengan kerinduan hatimu.
- Apakah anda pernah merenungkan nilai-nilai yang ada di balik doa Bapa Kami?
- Seberapa sering anda berdoa Bapa Kami yang dirangkai dengan doa Rosario?