Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

18 Februari 2015

Renungan Ziarah Batin == Rabu, 18 Februari 2015


Rabu ABU (U) – Puasa dan Pantang

Bacaan I      : Yl. 2:12-18
Mazmur       : 51:3-4.5-6a.12-13.14.17; R:3a
Bacaan II     : 2Kor. 5:20-6:2
Bacaan Injil : Mat. 6:1-6.16-18

Dalam khotbah di Bukit, Yesus bersabda kepada murid-murid-Nya: ”Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu. Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi, maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri dalam rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya, supaya mereka dilihat orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau berdoa, masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.

Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya, supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu, supaya jangan dilihat oleh orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu.”


Renungan

Dalam suatu upacara doa persiapan pengakuan dosa, seorang Suster menghantar umat dengan renungan tobat, dan doa-doa pertobatan yang sangat menyentuh hati. Usai mendengar pengakuan dosa, para imam dapat menyaksikan ekspresi kegembiraan umat karena merasakan suasana pertobatan yang dalam sehingga dapat mengaku dosa dengan baik dan mengalami damai.

Hari ini kita memasuki masa puasa, masa penuh rahmat untuk berbalik kepada Tuhan dan membarui hidup. Melalui Nabi Yoel Allah meminta agar semua orang berbalik kepada-Nya membarui batin dengan menyesali dosa, sambil berpuasa (bdk. Yl. 2: 12-13). Sebab sekecil apa pun dosa, ia dapat merusak seluruh kepribadian manusia hingga menjadi hamba dosa. Dosa menciptakan permusuhan dengan Allah. Keadaan ini harus dipulihkan dengan sesal dan tobat, mengaku dosa sambil berpuasa, berpantang, berdoa dan rela berbagi. Sesal, tobat, serta perbuatan-perbuatan baik itu akan membantu kita bisa memperbaiki diri, berdamai dengan Tuhan dan memperoleh kekudusan. Tuhan Yesus menegaskan:”Kita berpuasa bukan supaya dilihat orang”(Mat. 6:1), tetapi supaya sungguh-sungguh menyesali dosa, bertobat, mengakuinya dan mendapat pengampunan.


Tuhan, bantulah aku untuk berbalik dari jalan yang salah kepada jalan yang benar. Amin.

==========================

Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan mengganjari engkau.
Dalam kotbah di bukit Yesus bersabda kepada murid-muridNya, "Hati-hatilah, jangan sampai melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat. Karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga. Jadi, apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong supaya dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Hendaklah sedekahmu itu diberikan dengan tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berdoa, janganlah berdoa seperti orang munafik. Mereka suka mengucapkan doanya dengan berdiri di rumah-rumah ibadat dan pada tikungan-tikungan jalan raya supaya mereka dilihat orang. 
Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi jika engkau berdoa masuklah ke dalam kamarmu, tutuplah pintu dan berdoalah kepada Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu. Dan apabila kamu berpuasa, janganlah muram mukamu seperti orang munafik. Mereka mengubah air mukanya supaya orang melihat bahwa mereka sedang berpuasa. Aku berkata kepadamu, 'Mereka sudah mendapat upahnya.' Tetapi apabila engkau berpuasa, minyakilah kepalamu dan cucilah mukamu supaya jangan dilihat orang bahwa engkau sedang berpuasa, melainkan hanya oleh Bapamu yang ada di tempat tersembunyi. Maka Bapamu yang melihat yang tersembunyi akan membalasnya kepadamu."
---ooOoo---
Suatu hari Rabu Abu saya melayani di paroki Midleton, Irlandia Selatan. Di hari Selasa sore, saya berlatih dengan para misdinar. Seorang anak kelas 3 SD berlari mendekati saya dan berkata, "Father, besok hari Rabu Abu kan? kata ibuku, pada hari itu kita tak boleh bicara kotor, tak boleh melawan orang tua, tidak malas belajar, berdoa dan ke gereja, menghormati orang yang lebih tua, dan memberi sedekah. Dan lagi kata ibuku, tidak boleh banyak makan. Jadi mulai besok, saya ingin hidup menurut nasehat ibu dan tidak mau makan KFC di Tesco (mall terkenal di Irlandia) selama masa Prapaskah." Ternyata pendidikan spiritual si ibu disambut baik.
Yesus menyadarkan orang agar tidak bersikap demonstratif dalam memberi sedekah. Kalau berpuasa, bersikaplah yang wajar. Tidak perlu demonstratif dengan membuat muka muram dan sedih. Peringatan Yesus ini mengandung harapan, agar para murid tidak terperangkap dalam pola hidup kaum Farisi yang cenderung demonstratif dalam melakukan perbuatan baik. Yesus paham, bahwa ada kecenderungan psikologis bagi setiap orang untuk mendapat pengakuan atas apa yang ia lakukan bagi orang lain. Bagi Yesus, kecenderungan ini merupakan pintu menuju kesombongan. Kita perlu belajar dari anak kecil dari Midleton yang mau mendengarkan nasehat dan berusaha untuk melaksanakan apa yang dinasehatkan oleh ibunya.
  1. Apakah anda mempunyai niat untuk memperbaharui hidup di masa puasa ini?
  2. Apakah anda mampu mengatasi godaan terhadap kesetiaan dalam masa puasa ini?