Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

20 Februari 2015

Renungan Ziarah Batin == Jum'at, 20 Februari 2015


Hari JUMAT Sesudah Rabu Abu 

Bacaan I    : Yes. 58:1-9a
Mazmur    : 51:3-4.5-6a.18-19; R:19a
Bacaan Injil    : Mat. 9:14-15

Sekali peristiwa datanglah murid-murid Yohanes kepada Yesus dan berkata: ”Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-murid-Mu tidak?” Jawab Yesus kepada mereka: ”Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berdukacita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa.


Renungan

Dalam sebuah penelitian diungkap bahwa puasa membuat pikiran menjadi lebih tenang dan juga melambat. Uniknya menurut penelitian tersebut ternyata pikiran yang melambat ini membuatnya justru bekerja lebih tajam. Hal ini juga dibuktikan dengan suatu kasus pada sekelompok mahasiswa Universitas Chicago, USA, yang diminta berpuasa selama tujuh hari. Selama masa itu, terbukti bahwa kewaspadaan mental mereka meningkat dan progres mereka dalam berbagai penugasan kampus mendapat nilai remarkable (luar biasa).

Praktik puasa dikenal dalam semua agama. Puasa merupakan salah satu sarana yang biasa dipakai untuk tujuan spiritual, yaitu semakin mendekatkan diri pada Tuhan dan membersihkan diri dari segala kelemahan dan dosa. Saat berpuasa kita mengambil jarak dari makanan, minuman dan hiburan-hiburan jasmani, sehingga perhatian kita lebih terarah pada hal yang sifatnya rohani, terutama dalam hubungan dengan Tuhan. Pikiran menjadi tenang dan batin mudah untuk menjadi hening. 

Kegembiraan kita dalam berpuasa baik dalam Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru adalah: ”Bukanlah usaha tidak makan dan minum tetapi bertobat, memperjuangkan keadilan dan kejujuran serta rela berbagi kepada semua orang yang menderita” (bdk. Yes. 58:6-7). Dengan kata lain, mampu menghadirkan Kristus yang memperjuangkan misi keselamatan-Nya dengan: bertobat, hidup semakin dekat dengan Tuhan dalam doa dan ekaristi, bersikap adil dan jujur, dan rela memberi derma (bdk. Mat. 9:14-15)


Tuhan, pimpinlah aku dengan Roh-Mu, supaya aku mampu menjalankan masa tobat agar semakin dekat dengan-MU dan rela berbagi kasih dengan sesama. 
Amin

@@@@@@@@@@@@@

Melakukan sesuatu tetapi selalu membandingkan diri dengan orang lain, jelas akan mengurangi kualitas dari apa yang dilakukan. Bila kita melakukan sesuatu tetapi ternyata orang lain tidak melakukan seperti apa yang kita lakukan, lalu kita marah, jengkel bahkan iri, jelas itu pra-tanda bahwa kita tidak mempunya prinsip, ketulusan dan kejujuran dalam melaksanakan tugas atau kewajiban itu. Murid-murid Yohanes bertanya dan mengeluh kepada Yesus, "Mengapa kami dan orang Farisi berpuasa, tetapi murid-muridMu tidak?" Para murid Yohanes hidup seirama air mengalir, sesuai dengan hukum dan tradisi yang diletakkan oleh Musa. Walau demikian, Musa bukanlah tuan atas Hukum Taurat.
"Dapatkah sahabat-sahabat mempelai laki-laki berduka cita selama mempelai itu bersama mereka? Tetapi waktunya akan datang mempelai itu diambil dari mereka dan pada waktu itulah mereka akan berpuasa", kata Yesus. Dengan jawaban ini, Yesus menunjukkan, bahwa Ia adalah tuan atas semua hukum yang berlaku, termasuk Hukum Taurat. Makanya, ketika Ia masih ada di antara para murid-Nya, mereka diarahkan untuk mengikuti "tradisi baru" dan prinsip yang Ia letakkan, yakni "Anak manusia datang untuk melengkapi hukum Taurat."
Yesus menghendaki agar kita mempunyai komitmen dalam memegang prinsip. Tidak membanding-bandingkan diri dengan orang lain dalam melakukan apa yang hendak kita lakukan. Sering kita menjalankan sesuatu karena kita melihat orang melakukan itu, tetapi kalau orang lain tidak melakukan hal itu, kita lalu berhenti, malah mengeluh dan menyerang mereka. Prinsip ini mungkin penting bagi kita "Jangan pernah menggantungkan hidupmu menurut kesan orang lain, sebab itu merupakan tanda bahwa anda tidak mempunyai karakter pribadi." (fm)
  1. Apakah anda sering tergoda untuk membanding-bandingkan diri dengan orang lain?
  2. Apakah anda mempunyai prinsip dasar sebelum melakukan sesuatu dalam hidupmu?