Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

06 Februari 2015

Renungan Ziarah Batin --- Jum'at, 6 Februari 2015


Pekan Biasa IV (H)
St. Dorothea dan Theophilus;
Pw. St. Paulus Miki, Im dkkMrt.
Bacaan I      : Ibr. 13:1-8
Mazmur        : 27: 1.3.5.8b-9abc; R: 1a
Bacaan Injil  : Mrk. 6:14-29
Raja Herodes juga mendengar tentang Yesus, sebab nama-Nya sudah terkenal dan orang mengatakan, ”Yohanes Pembaptis sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam Dia.” Yang lain mengatakan, ”Dia itu Elia!” Yang lain lagi mengatakan, ”Dia itu seorang nabi sama seperti nabi-nabi yang dahulu.” Waktu Herodes mendengar hal itu, ia berkata, ”Bukan, dia itu Yohanes yang sudah kupenggal kepalanya, dan yang bangkit lagi.” Sebab memang Herodeslah yang menyuruh orang menangkap Yohanes dan membelenggunya di penjara berhubung dengan peristiwa Herodias, istri Filipus saudaranya, karena Herodes telah mengambilnya sebagai istri. Karena Yohanes pernah menegor Herodes, ”Tidak halal engkau mengambil istri saudaramu!” Karena itu Herodias menaruh dendam pada Yohanes dan bermaksud untuk membunuh dia, tetapi tidak dapat, sebab Herodes segan akan Yohanes karena ia tahu, bahwa Yohanes adalah orang yang benar dan suci, jadi ia melindunginya. Tetapi apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia. (Bacaan selengkapnya lihat Alkitab....)
 
Renungan

Santo Ignatius Loyola dalam buku Latihan Rohani menuliskan tentang salah satu patokan pembedaan roh. Ignatius mengatakan bahwa Roh baik selalu memberi dorongan, semangat, dan kekuatan pada orang untuk berani melawan hambatan-hambatan yang dialami. Roh baik selalu menegur dengan menghantam akal budi seseorang bila ada godaaan dari roh jahat.
Dalam bacaan hari ini, terlihat jelas bahwa sebenarnya Herodes sudah ditegur oleh Roh Baik, ”apabila ia mendengarkan Yohanes, hatinya selalu terombang-ambing, namun ia merasa senang juga mendengarkan dia.” (Mrk. 6:20) Juga pada saat ia mendengar permintaan anak perempuan Herodias, hati Herodes menjadi sedih (bdk. ay. 26). Namun, situasi batin Herodes sangatlah lemah, rasa gengsi mengalahkan teguran hati nuraninya, sehingga pilihannya adalah pilihan yang membawa kepada kematian. Ia berlaku sewenang-wenang terhadap Yohanes Pembaptis yang sesungguhnya tidak bersalah (bdk. Ibr. 13:3)


Setiap kita selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan dalam hidup. Kemampuan untuk mengenali kehendak Allah dalam hidup sangatlah dibutuhkan, agar pilihan yang kita ambil semakin membawa kita pada kehidupan dan keselamatan.

Tuhan, tuntunlah aku untuk selalu mengenali suara-Mu dalam diriku yang selalu membawa aku pada keselamatan. 
Amin.

============================

Pelindungku dan Teladanku

”Ingatlah akan pemimpin-pemimpinmu, yang telah menyampaikanfirman Allah kepadamu. Perhatikanlah akhir hidup mereka dan contohlah iman mereka.” (Ibr. 13:7)


“Selamat pagi, Pak. Ada yang bisa saya bantu?” ujar Angela kepada seorang customer yang berkunjung. “Saya mau menabung di sini. Bagaimana caranya?” tanya sang bapak. Usai mendapat penjelasan secara rinci, sang bapak memasukkan seluruh anggota keluarganya menjadi nasabah di lembaga keuangan tempat Angela bekerja. Seraya menunggu proses peng-input-an data, sang bapak berkomentar: “Nama kamu bagus sekali, Mbak Angel. Saya berharap kehidupanmu mencerminkan arti namamu, seorang malaikat.” Angela terkejut. Ia hanya bisa tersenyum seraya merenungkan perkataan sang bapak. 
Sejak kejadian tersebut, Angela bertekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Ia pun segera mencari tahu riwayat hidup Santa Angela Merici yang menjadi pelindungnya. Kisah hidup Santa Angela Merici kini telah menjadi pedoman hidup bagi Angela.
Sebuah nama merupakan hadiah terindah dari kedua orang tua kita saat kita dilahirkan. Melalui nama tersebut, orangtua memi­liki harapan agar anak-anaknya tumbuh menjadi pribadi yang mem­banggakan keluarga. Begitu pula seorang Katolik yang sudah dibaptis, ia memiliki nama baptis yang diambil dari nama Santo dan Santa yang akan menjadi pe­lin­dungnya. Apakah kita sudah meneladani para Santo dan Santa dalam hidup dan iman kita?
Pada hari ini, Tuhan menyam­paikan nasihat-Nya agar kita mengingat pemimpin-pemimpin terdahulu, mencontoh iman mereka dan melihat bahwa iman kepada Kristus, membuat akhir hidup mereka begitu baha­gia. Bila saat ini kita belum mengetahui riwayat hidup pelindung kita. Marilah kita mencari informasi melalui buku-buku atau internet. Kisah hidup mereka akan mem­be­ri­kan inspirasi positif bagi kita.
Tuhan, terima kasih karena aku boleh memiliki nama pelindung sesudah aku dibaptis. Aku bertekad untuk meneladani hidup pelindungku yang akan menuntunku pada jalan-Mu. 
Amin.