Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

26 Februari 2015

Renungan Ziarah Batin === Kamis 26 Februari 2015



Pekan Prapaskah I (U)
St. Alexandra;
St. Didakus Carvalho
Bacaan I        : T.Est. 4:10a.10c-12.17-19
Mazmur         : 138:1-2a.2bc-3.7c-8; R:3a
Bacaan Injil   : Mat. 7:7-12
Dalam khotbah di bukit, Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: “Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat; ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu."

Karena setiap orang yang meminta, mene­rima dan setiap orang yang mencari, mendapat dan setiap orang yang mengetok, baginya pintu dibuka­kan. Adakah seorang dari padamu yang memberi batu kepada anaknya, jika ia me­­minta roti, atau memberi ular, jika ia meminta ikan? Jadi jika kamu yang jahat tahu memberi pemberian yang baik kepada anak-anakmu, apalagi Bapamu yang di sorga! Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya. "Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.”
Renungan

Anak kecil biasanya sangat polos dan jujur, ia akan dengan mudah meminta kepada orangtuanya apa saja yang ia butuhkan. Sebuah tanda ketergantungan dan kepercayaan pada pihak lain tanpa keraguan sedikit pun. Setelah beranjak dewasa, biasanya orang mulai berhati-hati dalam meminta. Spontanitas dan kepolosan di masa anak-anak sudah mulai dicampuri dengan rasa malu, gengsi atau pun faktor lain yang menjadikannya enggan untuk meminta. Dalam meminta, sikap batin yang dibutuhkan adalah kerendahan hati dan rasa percaya. Sikap tersebut hanya dapat tumbuh pada hubungan yang akrab satu sama lain.
Ester sadar akan kelemahannya di saat menghadapi bahaya perang. Dia percaya hanya Allah yang dapat membebaskan mereka dari bahaya itu, maka dengan penuh iman ia berdoa. Allah mendengar doanya lalu menolong bangsa Israel luput dari bahaya peperangan.
Allah itu Bapa yang mahabaik. ”Ia akan memberikan yang baik kepada mereka yang meminta kepada-Nya.” (Mat. 7:11). Yesus menasihati para murid-Nya agar selalu berdoa dalam segala kesempatan. Kita perlu menjalin hubungan yang akrab dengan Allah melalui hidup doa. Seperti Ester, kita sadar akan ketidak berdayaan kita dan mengandalkan Tuhan sebagai penopang hidup kita.
Tuhan, berilah aku semangat kerendahan hati dan rasa percaya bahwa Engkaulah andalanku. 
Amin.

======================

Yesus memberi pelajaran mengenai doa yang memiliki tiga corak. Pertama, ‘meminta’. Ada dua kondisi yang menyertainya, yaitu meminta “dengan penuh percaya kepada Allah” (Mat. 21:22), dan mewujudkan kepercayaan itu dalam perbuatan (lih. Yak. 2;26). Di sini, doa yang benar selalu diikuti dengan perbuat an, yang didasarkan anugerah iman saat berdoa.

Kedua, ‘mencari’ kehendak Allah. Doa selalu merupakan proses pengenalan kehendak Allah. Di sini, “tinggal dalam Allah” seperti diungkapkan perikop Pokok Anggur yang Benar (Yoh. 15:1-8), menjadi sangat menentukan. Doa selalu mengandung kontemplasi, pengosongan diri, sehingga Allah yang menjadi subyek utama; Dialah yang hadir, berbicara, dan bertindak!

Ketiga, ‘mengetok’ kerahiman Allah, seperti digambarkan dalam perumpamaan Luk 11:5-8, di mana ketekunan ‘terus mengetok’, menghasilkan sesuatu yang berguna bagi orang lain; aku ingin menghidangkan roti untuk sahabat yang datang pada tengah malam (ay.5).

Di sinilah, iman dan doa itu menjadi kesatuan. Doa yang benar muncul dari kasih Allah, yang telah dicurahkan kepada hati manusia melalui Roh Kudus. Itulah pelajaran doa dari Guru kita.

Bapaku yang baik, terima kasih karena Engkau selalu memberikan yang terbaik bagiku. Aku bersyukur karena memiliki Engkau sebagai Bapa.
Amin.

  1. Apakah anda betul mengandalkan Allah dalam setiap rencana dan karyamu?
  2. Apa anda pernah menyadari etika mencari dengan mengandalkan Tuhan?