Bacaan Pertama: Bar 5:1-9; Mazmur Tanggapan: 126:1-6; Bacaan Kedua: Flp 1:4-6,8-11
Dipenuhi dengan Roh Kudus dan “kuasa Elia” (Luk 1:15,17), Yohanes Pembaptis “ditakdirkan” menjadi bentara kedatangan sang Mesias. Dalam kidungnya (Luk 1:68-79) yang selalu kita nyanyikan dalam Ibadat Pagi, Zakharia – ayah dari Yohanes Pembaptis – mengatakan: “Dan engkau, hai anakku, akan disebut nabi Allah Yang Mahatinggi, karena engkau akan berjalan mendahului Tuhan untuk mempersiapkan jalan bagi-Nya” (Luk 1:76).
Untuk menyiapkan umat menyambut kedatangan sang Kristus, Yohanes mewartakan Kerajaan Allah dan menyerukan pertobatan, “Saatnya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil” (Mrk 1:15; bdk. Mat 3:2). Allah telah menyatakan kepada Yohanes Pembaptis tentang pentingnya pertobatan dalam rangka penerimaan pengampunan dosa dan kehidupan yang dijanjikan melalui kedatangan sang Mesias.
Kebanyakan kita telah diberi wejangan oleh para katekis, imam dlsb. untuk mengunjungi kamar pengakuan sesering mungkin, namun begitu mudah kita mengabaikan hal tersebut. Kita pun lalu melanjutkan hidup kita seperti biasanya – life as usual, business as usual – dan memusatkan perhatian kita pada urusan dan rutinitas harian kita. Roh Kudus mungkin saja sudah untuk kesekian kalinya mengingatkan kita bahwa kita memerlukan pertobatan atas dosa-dosa kita, akan tetapi kita dapat menemukan diri kita tidak mampu untuk memberikan tanggapan sepenuh hati terhadap panggilan kepada pertobatan. Mengapa? Karena kita tidak tahu bagaimana membawa perubahan riil ke dalam kehidupan kita. Sebagai akibatnya, kita menjadi tidak mampu untuk menerima hidup baru yang dijanjikan Allah kepada mereka yang melakukan pertobatan dengan tulus.
Memang pesan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis kadang-kadang terasa keras, namun kita harus mengakui bahwa dalam pesannya terdapat pengharapan. Barukh bernubuat bahwa Allah berniat untuk mengumpulkan anak-anak-Nya kembali kepada-Nya: “Israel akan dituntun dengan sukacita oleh Allah, oleh cahaya kemuliaan-Nya dan dengan belas kasihan dan kebenaran-Nya” (Bar 5:9). Kita sepenuhnya tahu dan menyadari bahwa Allah akan memenuhi janji ini pada kedatangan kembali Yesus dalam kemuliaan-Nya di akhir zaman, namun kita dapat mengalami sebagian dari yang dijanjikan itu secara parsial sekarang juga karena apa yang telah dicapai oleh Yesus lewat kematian-Nya pada kayu salib.
Santo Paulus menulis, “…… aku yakin sepenuhnya, yaitu Ia, yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus” (Flp 1:6). Allah juga telah berjanji bahwa “semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan” (Luk 3:6) dan “penuh dengan buah kebenaran yang dikerjakan oleh Yesus Kristus untuk memuliakan dan memuji Allah” (Flp 1:11). Roh Kudus memampukan kita untuk merangkul pesan pertobatan yang disampaikan oleh Yohanes Pembaptis dan kemudian menerima pengampunan dan hidup baru melalui iman kepada Kristus.
Walaupun menghadapi berbagai kesulitan dan menanggung beban kehidupan, kita tidak perlu merasa khawatir. Allah telah mengampuni kita dan berjanji untuk menyelesaikan kerja penyelamatan yang telah dimulai-Nya dalam diri kita. Roh Kudus-Nya akan menyerupakan kita dengan gambar dan rupa Putera-Nya, Yesus Kristus. Santo Paulus menulis, “Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh karena Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah” (2Kor 1:20). Sang pemazmur pada hari ini juga mempermaklumkan bahwa rencana kekal-abadi Allah akan dipenuhi dalam diri kita: “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mzm 126:6).
Walaupun menghadapi berbagai kesulitan dan menanggung beban kehidupan, kita tidak perlu merasa khawatir. Allah telah mengampuni kita dan berjanji untuk menyelesaikan kerja penyelamatan yang telah dimulai-Nya dalam diri kita. Roh Kudus-Nya akan menyerupakan kita dengan gambar dan rupa Putera-Nya, Yesus Kristus. Santo Paulus menulis, “Kristus adalah ‘ya’ bagi semua janji Allah. Itulah sebabnya oleh karena Dia kita mengatakan ‘Amin’ untuk memuliakan Allah” (2Kor 1:20). Sang pemazmur pada hari ini juga mempermaklumkan bahwa rencana kekal-abadi Allah akan dipenuhi dalam diri kita: “Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya” (Mzm 126:6).
Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: 1a)
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu, karya keselamatan.
Ayat. (Mzm 126:1-2ab.2cd-3.4-5.6; Ul: 1a)
- Ketika Tuhan memulihkan keadaan Sion, kita seperti orang-orang yang bermimpi. Pada waktu itu mulut kita penuh dengan tawa ria, dan lidah kita dengan sorak-sorai.
- Pada waktu itu berkatalah orang di antara bangsa-bangsa, "Tuhan telah melakukan perkara besar kepada orang-orang ini." Tuhan telah melakukan perkara besar kepada kita, maka kita bersukacita.
- Pulihkanlah keadaan kami, ya Tuhan, seperti memulihkan batang air kering di Tanah Negeb! Orang-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata akan menuai dengan bersorak-sorai.
- Orang yang berjalan maju dengan menangis sambil menabur benih, pasti pulang dengan sorak-sorai sambil membawa berkas-berkasnya.
DOA:
Bapa surgawi, Allah pencipta langit dan bumi, kuduslah nama-Mu. Kami percaya bahwa lewat wafat Putera-Mu – Yesus Kristus, Engkau telah mengampuni kami dan hubungan kami dengan Engkau yang telah rusak itupun dipulihkan, dan kami sungguh-sungguh menjadi anak-anak-Mu yang sangat Kaukasihi. Yesus Kristus itu adalah “ya” bagi semua janji-Mu. Dalam nama Yesus Kristus itulah kami menyembah dan memuji-muji Engkau.
Amin.