Ketika Yohanes mendapat kabar tentang semua peristiwa itu dari murid-murid-Nya, ia memanggil dua orang dari antaranya dan menyuruh mereka bertanya kepada Tuhan, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Ketika kedua orang itu sampai kepada Yesus, mereka berkata, “Yohanes Pembaptis menyuruh kami bertanya kepada-Mu: Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” Pada saat itu Yesus menyembuhkan banyak orang dari segala penyakit dan penderitaan dan dari roh-roh jahat, dan Ia mengaruniakan penglihatan kepada banyak orang buta. Lalu Yesus menjawab mereka, “Pergilah, dan katakanlah kepada Yohanes apa yang kamu lihat dan kamu dengar: Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi sembuh, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Berbahagialah orang yang tidak menolak Aku.” (Luk 7:18-23)
Bacaan Pertama: Yes 45:6b-8,18,21b-25; Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14
Bacaan Pertama: Yes 45:6b-8,18,21b-25; Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14
Yohanes Pembaptis sedang berada dalam penjara Herodes (Luk 3:19-20), menghadapi kemungkinan untuk dihukum mati. Dalam kegelapan selnya, kiranya dia juga bertanya kepada dirinya sendiri apakah “nasib” seperti itu memang ada dalam rencana Allah? Apakah ada yang salah dalam khotbah-khotbahnya? Salahkah dia jikalau berani berkonfrontasi dengan raja Herodes? Apakah dia membuat kesalahan ketika mengatakan kepada para muridnya bahwa Yesus adalah sang Mesias? Semua pertanyaan ini telah mendorong dirinya mengutus beberapa orang muridnya untuk bertemu dengan Yesus dan bertanya: “Engkaukah yang akan datang itu?” (Luk 7:19). Dan jawaban dari Yesus barangkali membuatnya menjadi terkaget-kaget. Yesus mengacu pada segala mukjizat yang dibuat-Nya untuk kepentingan orang banyak (Luk 7:22), bahkan ketika Dia “membiarkan” Yohanes – sepupunya sendiri – untuk “tamat” dalam penjara.
Hidup dalam/oleh iman tidak selalu mudah. Melakukan discernment atas panggilan Allah bagi kehidupan kita, pada waktu kita sedang mempertimbangkan pengambilan keputusan-keputusan sulit, menjalani penderitaan karena sakit-penyakit – semua dapat menyangkut banyak kesakitan serta kepedihan. Seringkali jawaban-jawaban atas doa-doa kita tidak langsung datang, atau tidak datang dengan cara seperti kita harapkan atau inginkan, sehingga kita menemukan diri kita berada dalam pergumulan batin (katakanlah intra-personal conflict). Isu-nya di sini adalah apakah kita akan menaruh kepercayaan kepada Tuhan Yesus dan menggantungkan diri kepada kasih dan hikmat-Nya, ataukehilangan iman-kepercayaan kepada-Nya.
Yesus sungguh mendengarkan doa-doa kita dengan penuh bela rasa. Satu alasan mengapa Yesus tidak selalu menjawab doa-doa kita pada saat dan dengan cara seperti kita inginkan, adalah karena Dia ingin memberikan kepada kita sesuatu yang lebih besar, sesuatu yang hanya dapat kita terima selagi kita bertekun dalam iman. Yesus mengetahui bahwa apabila kita sampai ke titik penyerahan diri secara lengkap-total kepada-Nya dan kepada rencana-Nya atas diri kita, maka kita akan mengenal dan mengalami kedamaian yang tak tergoyahkan. Yesus menginginkan iman kita. Dia mencari hati yang akan menjadi semakin kecil agar Dia dapat menjadi semakin besar – suatu rumusan kehidupan yang diproklamasikan oleh Yohanes Pembaptis (Yoh 3:30).
Dalam bacaan pertama ada tertulis: “Akulah TUHAN (YHWH) dan tidak ada yang lain” (Yes 45:18). Marilah kita masing-masing melakukan pemeriksaan batin untuk mengidentifikasikan apa saja yang menggoda kita sampai kehilangan kepercayaan kepada Allah. Di sinilah pergumulan itu terjadi. Di sinilah kita mempunyai kesempatan untuk menjadi kecil – melepaskan rencana-rencana “hebat dan besar” kita sendiri, membuang rasa takut kita tentang apa yang akan terjadi, dan percaya penuh keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan kepada kita hikmat-kebijaksanaan, kekuatan dan kasih yang kita butuhkan.
Dalam bacaan pertama ada tertulis: “Akulah TUHAN (YHWH) dan tidak ada yang lain” (Yes 45:18). Marilah kita masing-masing melakukan pemeriksaan batin untuk mengidentifikasikan apa saja yang menggoda kita sampai kehilangan kepercayaan kepada Allah. Di sinilah pergumulan itu terjadi. Di sinilah kita mempunyai kesempatan untuk menjadi kecil – melepaskan rencana-rencana “hebat dan besar” kita sendiri, membuang rasa takut kita tentang apa yang akan terjadi, dan percaya penuh keyakinan bahwa Tuhan akan memberikan kepada kita hikmat-kebijaksanaan, kekuatan dan kasih yang kita butuhkan.
Mazmur Tanggapan
Ref. Hai langit, teteskanlah keadilan, hai awan, curahkanlah keadilan.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: Yes 45:8)
Ref. Hai langit, teteskanlah keadilan, hai awan, curahkanlah keadilan.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14; Ul: Yes 45:8)
- Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya dan kepada orang-orang yang dikasihi-Nya? Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
- Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
- Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya, dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
DOA:
Tuhan Yesus, aku mempersembahkan segala pertanyaanku, rasa takutku dan kelemahanku. Biarlah hidup-Mu meningkat dalam diriku. Aku menyerahkan diriku sepenuhnya agar dipimpin oleh Roh Kudus-Mu saja, sehingga aku akan mendengarkan sabda-Mu dan menaruh kepercayaan kepada-Mu, hari ini dan selamanya.
Amin.