Pada suatu hari ketika Yesus mengajar, ada beberapa orang Farisi dan ahli Taurat duduk mendengarkan-Nya. Mereka datang dari semua desa di Galilea dan Yudea dan Yerusalem. Kuasa Tuhan menyertai Dia, sehingga Ia dapat menyembuhkan orang sakit. Lalu datanglah beberapa orang mengusung seorang lumpuh di atas tempat tidur; mereka berusaha membawa dia masuk dan meletakkannya di hadapan Yesus. Karena mereka tidak dapat membawanya masuk berhubung dengan banyaknya orang di situ, naiklah mereka ke atas atap rumah, lalu membongkar atap itu, dan menurunkan orang itu dengan tempat tidurnya ke tengah-tengah orang banyak tepat di depan Yesus. Ketika Yesus melihat melihat iman mereka, berkatalah Ia, “Hai saudara, dosa-dosamu sudah diampuni.” Tetapi ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi berpikir dalam hatinya, “Siapakah orang yang menghujat Allah ini? Siapa yang dapat mengampuni dosa-dosa selain Allah sendiri?” Akan tetapi, Yesus mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada mereka, “Apakah yang kamu pikirkan dalam hatimu? Manakah yang lebih mudah, mengatakan: Dosa-dosamu sudah diampuni, atau mengatakan: Bangunlah, dan berjalanlah? Tetapi supaya kamu tahu bahwa di dunia ini Anak Manusia berkuasa mengampuni dosa” – berkatalah Ia kepada orang lumpuh itu – “Kepadamu Kukatakan, bangunlah, angkatlah tempat tidurmu dan pulanglah ke rumahmu!” Seketika itu juga bangunlah ia, di depan mereka, lalu mengangkat tempat tidurnya dan pulang ke rumahnya sambil memuliakan Allah. Semua orang itu takjub, lalu memuliakan Allah, dan mereka sangat takut, katanya, “Hari ini kami telah menyaksikan hal-hal yang sangat mengherankan.” (Luk 5:17-26)
Bacaan Pertama: Yes 35:1-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14
Ada sesuatu yang menarik dalam bacaan Injil hari ini: Yesus pertama-tama mengampuni orang lumpuh itu, kemudian sebagai bukti dari pengampunan-Nya, Dia menyembuhkan orang itu. Apa yang digambarkan dalam bacaan Injil itu pun secara istimewa mempesona apabila kita mempertimbangkan segala studi di bidang psikologi dan kedokteran yang telah menunjukkan adanya kaitan antara tubuh dan pikiran, bagaimana orang-orang yang merasa lebih terbeban oleh rasa bersalah dan frustrasi cenderung lebih rentan terhadap sakit-penyakit. Banyak orang menilai hasil berbagai penelitian ilmiah ini sebagai suatu terobosan, namun bagi umat Kristiani studi-studi ini hanyalah merupakan konfirmasi dari sejarah yang sudah berlangsung selama 2000 tahun seperti telah ditunjukkan oleh bacaan Injil hari ini dan juga oleh pengalaman-pengalaman kita sendiri.
Yesus memandang dosa dan segala konsekuensi dosa dengan sangat serius. Ia merasa sedih atas segala dosa kita, segala keterikatan kita pada hal-hal yang buruk – bahkan yang kecil-kecil sekali pun – dan Dia rindu untuk membebaskan kita. Yesus juga memandang secara serius setiap sakit-penyakit yang bersifat fisik. Ia rindu untuk berada bersama kita dalam penderitaan dan untuk membebaskan kita dari setiap beban yang tidak perlu. Yesus ingin membebaskan kita tidak hanya dari dosa, melainkan juga dari segala konsekuensi dosa. Yang diminta Yesus dari diri kita adalah bahwa kita memperkenankan Roh Kudus-Nya menunjukkan kepada kita di mana kita perlu diampuni.
Santo Tomas Aquinas [1225-1274] pernah mengatakan, bahwa kita semua dilahirkan dalam keadaan tidak peduli (Inggris: ignorance) dan dosa. Ketidakpedulian sesungguhnya berkaitan dengan tidak tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat. Ketidaktahuan dan ketidak mauan untuk menemukan perbedaan antara yang baik dan yang jahat inilah yang seringkali menyeret orang kepada dosa. Betapa sering manusia, sebelum jatuh ke dalam dosa, melakukan rasionalisasi …… melakukan pembenaran-pembenaran, atau berpikir bahwa apabila setiap orang lain melakukan “hal buruk tertentu”, bukankah hal itu tidak terlalu buruk? Namun fakta tetap berbicara, yaitu bahwa dosa “merusak” roh, jiwa dan pikiran serta tubuh kita!
Sebagai ‘seorang’ ayah yang baik, Allah ingin melindungi kita. Ia mengutus Roh Kudus untuk mengajar kita bahwa dalam Kristus kita dapat menemukan rahmat untuk mengatasi/mengalahkan kejahatan dan dosa. Digerakkan oleh Roh Kudus, marilah kita bertobat dari pemikiran-pemikiran jahat, kata-kata yang tidak baik atau tindakan-tindakan buruk, termasuk juga “kelalaian untuk melakukan berbagai hal yang diperintahkan Allah”, sehingga Yesus dapat menyembuhkan kita dan membuat diri kita utuh.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
atau
Ref. Allah sendiri datang menyelamatkan kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
Bacaan Pertama: Yes 35:1-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 85:9-14
Ada sesuatu yang menarik dalam bacaan Injil hari ini: Yesus pertama-tama mengampuni orang lumpuh itu, kemudian sebagai bukti dari pengampunan-Nya, Dia menyembuhkan orang itu. Apa yang digambarkan dalam bacaan Injil itu pun secara istimewa mempesona apabila kita mempertimbangkan segala studi di bidang psikologi dan kedokteran yang telah menunjukkan adanya kaitan antara tubuh dan pikiran, bagaimana orang-orang yang merasa lebih terbeban oleh rasa bersalah dan frustrasi cenderung lebih rentan terhadap sakit-penyakit. Banyak orang menilai hasil berbagai penelitian ilmiah ini sebagai suatu terobosan, namun bagi umat Kristiani studi-studi ini hanyalah merupakan konfirmasi dari sejarah yang sudah berlangsung selama 2000 tahun seperti telah ditunjukkan oleh bacaan Injil hari ini dan juga oleh pengalaman-pengalaman kita sendiri.
Yesus memandang dosa dan segala konsekuensi dosa dengan sangat serius. Ia merasa sedih atas segala dosa kita, segala keterikatan kita pada hal-hal yang buruk – bahkan yang kecil-kecil sekali pun – dan Dia rindu untuk membebaskan kita. Yesus juga memandang secara serius setiap sakit-penyakit yang bersifat fisik. Ia rindu untuk berada bersama kita dalam penderitaan dan untuk membebaskan kita dari setiap beban yang tidak perlu. Yesus ingin membebaskan kita tidak hanya dari dosa, melainkan juga dari segala konsekuensi dosa. Yang diminta Yesus dari diri kita adalah bahwa kita memperkenankan Roh Kudus-Nya menunjukkan kepada kita di mana kita perlu diampuni.
Santo Tomas Aquinas [1225-1274] pernah mengatakan, bahwa kita semua dilahirkan dalam keadaan tidak peduli (Inggris: ignorance) dan dosa. Ketidakpedulian sesungguhnya berkaitan dengan tidak tahu membedakan antara yang baik dan yang jahat. Ketidaktahuan dan ketidak mauan untuk menemukan perbedaan antara yang baik dan yang jahat inilah yang seringkali menyeret orang kepada dosa. Betapa sering manusia, sebelum jatuh ke dalam dosa, melakukan rasionalisasi …… melakukan pembenaran-pembenaran, atau berpikir bahwa apabila setiap orang lain melakukan “hal buruk tertentu”, bukankah hal itu tidak terlalu buruk? Namun fakta tetap berbicara, yaitu bahwa dosa “merusak” roh, jiwa dan pikiran serta tubuh kita!
Sebagai ‘seorang’ ayah yang baik, Allah ingin melindungi kita. Ia mengutus Roh Kudus untuk mengajar kita bahwa dalam Kristus kita dapat menemukan rahmat untuk mengatasi/mengalahkan kejahatan dan dosa. Digerakkan oleh Roh Kudus, marilah kita bertobat dari pemikiran-pemikiran jahat, kata-kata yang tidak baik atau tindakan-tindakan buruk, termasuk juga “kelalaian untuk melakukan berbagai hal yang diperintahkan Allah”, sehingga Yesus dapat menyembuhkan kita dan membuat diri kita utuh.
Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, Pelog Bem, PS 815
Ref. Perlihatkanlah kepada kami kasih setia-Mu, ya Tuhan.
atau
Ref. Allah sendiri datang menyelamatkan kita.
Ayat. (Mzm 85:9ab-10.11-12.13-14)
- Aku ingin mendengar apa yang hendak difirmankan Allah! Bukankah Ia hendak berbicara tentang damai kepada umat-Nya. Sungguh, keselamatan dari Tuhan dekat pada orang-orang takwa, dan kemuliaan-Nya diam di negeri kita.
- Kasih dan kesetiaan akan bertemu, keadilan dan damai sejahtera akan berpelukan. Kesetiaan akan tumbuh dari bumi, dan keadilan akan merunduk dari langit.
- Tuhan sendiri akan memberikan kesejahteraan, dan negeri kita akan memberikan hasil. Keadilan akan berjalan di hadapan-Nya dan damai akan menyusul di belakang-Nya.
DOA:
Roh Kudus, tolonglah aku agar dapat melihat motif-motif di belakang dosa-dosaku – apakah itu kenikmatan badani, balas dendam, mementingkan diri sendiri dan lain-lain. Bebaskanlah aku dari kendali dosa atas diriku. Sembuhkanlah aku dan buatlah aku utuh dalam roh, jiwa dan pikiran serta tubuhku, sehingga dengan demikian diriku dapat memancarkan kemuliaan Allah kepada orang-orang di sekelilingku.
Amin.