OSCCap.: Peringatan B. Maria Angela Astorch, Biarawati Klaris
Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai Danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang buta, orang timpang, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. Orang banyak itu pun takjub melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel.
Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Kata murid-murid-Nya kepada-Nya, “Bagaimana di tempat terpencil ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Kamu punya berapa roti?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak tujuh bakul penuh. (Mat 15:29-37)
Bacaan Pertama: Yes 25:6-10; Mazmur Tanggapan: 23:1-6
Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata, “Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan.” Kata murid-murid-Nya kepada-Nya, “Bagaimana di tempat terpencil ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?” Kata Yesus kepada mereka, “Kamu punya berapa roti?” “Tujuh,” jawab mereka, “dan ada lagi beberapa ikan kecil.” Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya kepada orang banyak. Mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang lebih, sebanyak tujuh bakul penuh. (Mat 15:29-37)
Bacaan Pertama: Yes 25:6-10; Mazmur Tanggapan: 23:1-6
Allah kita adalah Allah yang jauh dari cukup! Seperti Yesus memberi makan dan membuat kenyang ribuan orang hanya berdasarkan beberapa roti dan ikan, maka Dia pun ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhan kita yang paling mendalam setiap kali kita menerima Dia dalam Ekaristi.
Marilah kita merenungkan hal berikut ini: Pada setiap perayaan Ekaristi (Misa Kudus), Yesus mempersiapkan suatu pesta perjamuan bagi kita, pesta yang berlimpah dengan makanan lezat dan anggur bermutu (Yes 25:6). Perjamuan yang kita rayakan pada setiap Misa bukanlah sekadar peringatan/kenangan akan Perjamuan Terakhir, melainkan juga suatu perayaan kemenangan Yesus di atas kayu salib. Ketika kita makan tubuh dan minum darah-Nya, kita mendapat kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
Dalam setiap Misa, kita merayakan kemenangan Yesus atas dosa dan maut. Jikalau Yesus tidak mati di kayu salib, Ia tidak mengalahkan dosa. Jikalau Dia tidak bangkit, kematian akan tetap berkuasa atas diri kita. Namun Yesus telah telah mengalahkan maut untuk selamanya! Sekarang Yesus Kristus memerintah dalam kemuliaan, dan Ia ingin menghapus setiap tetes air mata kita, membersihkan nurani kita, dan membuang segala aib kita (Yes 25:8). Inilah caranya bagaimana Dia memuaskan kita. Melalui mukjizat Ekaristi, Yesus mengenyangkan diri kita jauh melampaui apa yang mampu diberikan oleh makanan dan minuman biasa.
Berpesta pada meja perjamuan Allah memiliki nilai kekal-abadi. Makanan yang ditawarkan Yesus mempersatukan kita dengan diri-Nya dan memampukan kita menerima warisan yang telah disediakan-Nya bagi kita. Mengetahui hal ini dapat memberikan kepada kita harapan yang besar. Tetesan air mata kita dihapuskan bukan karena kita tidak mempunyai masalah dalam dunia ini, melainkan karena Yesus adalah Saudara kita. Dia akan melakukan apa saja untuk menguatkan diri kita dan membuat kita menjadi semakin berbuah dari hari ke hari. Yesus adalah penjaga para saudari dan saudara-Nya, dan Ia sungguh menjaga kita manakala kita menerima Dia dalam Komuni Kudus. Rasa takut kita akan menyusut karena Ekaristi. Rasa cemas dan khawatir kita dapat hilang karena Ekaristi. Kita akan mengalami penghiburan karena kasih Allah dan pengalaman kemenangan atas berbagai tantangan yang selama ini menindih kita. Baiklah kita senantiasa mengingat bahwa Misa Kudus atau Perayaan Ekaristi adalah suatu peringatan atau kenangan, dan pada saat sama juga merupakan suatu pengalaman akan kemenangan Yesus di atas kayu salib.
Saudari dan Saudaraku, sebagaimana ribuan orang lapar yang dipuaskan/dikenyangkan oleh Yesus melalui mukjizat penggandaan roti dan ikan, kita pun dapat dibuat kenyang oleh-Nya, baik secara badani maupun rohani.
Mazmur Tanggapan, do = es, 3/2, PS 849
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a. 3b-4. 5. 6; 2/2)
Ref. Tuhanlah gembalaku, tak'kan kekurangan aku
Ayat. (Mzm 23:1-3a. 3b-4. 5. 6; 2/2)
- Tuhanlah gembalaku, aku takkan berkekurangan. Ia membaringkan daku di padang rumput yang hijau. Ia membimbing aku ke air yang tenang dan menyegarkan daku.
- Ia menuntun aku di jalan yang lurus, demi nama-Nya yang kudus. Sekalipun berjalan dalam lembah yang kelam, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku. Tongkat gembalaan-Mu, itulah yang menghibur aku.
- Engkau menyediakan hidangan bagiku di hadapan segala lawanku. Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak, pialaku penuh berlimpah.
- Kerelaan dan kemurahan-Mu mengiringi aku seumur hidupku. Aku akan diam di dalam rumah Tuhan sepanjang masa.
DOA:
Tuhan Yesus, aku menginginkan Engkau, lebih dan lebih lagi. Berikanlah kepadaku tubuh dan darah-Mu yang akan mengenyangkan diriku, baik secara fisik maupun secara rohani. Aku percaya bahwa Engkau akan memenuhi setiap kebutuhanku.
Amin.