Mazmur Tanggapan: Mzm 31:3-4,6,8,16-17; Bacaan Injil: Mat 10:17-22
“Sungguh, aku melihat langit terbuka dan Anak Manusia berdiri di sebelah kanan Allah” (Kis 7:56).
Dalam hati kita bertanya-tanya karena penasaran. “Apa-apaan ini?” Sungguh merupakan suatu perubahan radikal. Mengapa koq Gereja memperingati/”merayakan” kemartiran Santo Stefanus (martir pertama) yang tragis ini justru sehari setelah merayakan hari besar kelahiran Kristus Tuhan yang penuh damai dan sukacita? Apakah bayangan kita tentang pengadilan dagelan yang kemudian disusul dengan penyiksaan berupa perajaman dengan batu-batu atas diri Santo Stefanus tidak menjadi pelanturan dari keindahan Natal?
Tentunya jawaban dari pertanyaan di atas berurusan dengan perspektif kita. Apabila kita membaca bacaan dari “Kisah Para Rasul” di atas hanya sebagai laporan tentang kamtian seorang martir yang sangat berani (catatan: semua martir adalah pribadi-pribadi yang berani), maka kita luput melihat sesuatu yang sungguh vital. Titik fokus cerita Lukas adalah penglihatan Stefanus tentang “Anak Manusia (Yesus) yang berdiri di sebelah kanan Allah” (lihat Kis 7:56). Pada saat-saat menjelang kematiannya, penglihatan Stefanus bukanlah Yesus di surga yang menyibukkan diri dengan urusan di dalam surga saja. Kita dapat membayangkan bahwa diakon yang suci ini melihat Yesus mengamati apa yang terjadi di atas bumi dengan penuh minat – dan Yesus melibatkan diri lewat tindakan-Nya dengan mencurahkan Roh-Nya ke dalam diri Stefanus.
Kita harus mengingat juga bahwa para pemuka/pemimpin agama yang menghendaki dijatuhinya hukuman mati atas diri Stefanus adalah orang-orang yang sama kepada siapa Yesus telah memprediksikan pemuliaan-Nya sendiri: “Mulai sekarang Anak Manusia sudah duduk di sebelah kanan Allah Yang Mahakuasa” (Luk 22:69). Sekarang, selagi Roh Kudus menginspirasikan Stefanus untuk menggemakan sabda Yesus tersebut (Kis 7:56), mereka belajar bahwa nubuatan Yesus tadi telah terpenuhi! Hal ini sangat mungkin membuat kemurkaan mereka semakin menjadi-jadi, namun bagi kita umat Kristiani, hal ini (justru) hanyalah memperbesar dan membuat lengkap sukacita Natal kita.
Kemarin kita melihat Yesus, Dia yang adalah pemenuhan semua janji Allah, baru mengawali misi-Nya sebagai seorang bayi kecil-mungil. Pada hari ini kita melihat Yesus sebagai Tuhan yang dimuliakan dan telah menyelesaikan misi-Nya dan sekarang duduk di takhta surgawi mengawasi ciptaan-Nya. Bayi kecil-mungil tak berdaya dalam palungan itu sesungguhnya adalah Tuhan atas langit dan bumi! Dia datang kembali dalam kemuliaan untuk membawa semua sejarah menuju akhirnya yang dramatis.
Karena Stefanus mempunyai gambaran besar tentang Yesus ini, maka dia mampu untuk berdiri teguh selama proses pengadilan dagelan berlangsung dan ia juga mampu untuk menyerahkan hidupnya dengan penuh sukacita. Nah, kita pun membutuhkan gambaran tentang Yesus yang diperlebar ini. Walaupun kita mungkin tidak dipanggil untuk menjadi martir seperti Stefanus, kita emua menghadapi berbagai kemartiran kecil setiap hari. Sungguh membesarkan hatilah jika kita mengetahui bahwa kita mempunyai Yesus – dalam segala kemuliaan-Nya – untuk berjuang dalam kehidupan ini dengan baik sebagai para murid-Nya.
Mazmur Tanggapan
Ref. Ke dalam tangan-Mu, Tuhan, kuserahkan jiwaku.
Ayat. (Mzm 31:3cd-4.6.8ab.16bc.17)
- Jadilah bagiku gunung batu tempat berlindung, dan kubu pertahanan untuk menyelamatkan daku! Sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku; oleh karena nama-Mu Engkau akan menuntun dan membimbing aku.
- Ke dalam tangan-Mu kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia. Aku akan bersorak sorai dan bersukacita karena kasih setia-Mu, sebab Engkau telah menilik sengsaraku.
- Lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku! Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu!
DOA:
Tuhan Yesus, bukalah mataku agar dapat melihat kehadiran-Mu yang penuh kemuliaan. Kelahiran-Mu membawa diri-Mu menjadi begitu dekat dengan umat manusia dan tentunya juga diriku. Tolonglah diriku agar dapat melihat bahwa Engkau tetap berada di dekatku, walaupun Engkau memerintah dari kemuliaan surgawi.
Amin.