Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

06 Maret 2017

Selasa, 07 Maret 2017 == Hari Biasa Pekan I Prapaskah

 Matius 6:7-15
Bacaan dari Kitab Yesaya (55:10-11)

Beginilah firman Tuhan, “Seperti hujan dan salju turun dari langit dan tidak kembali ke sana, melainkan mengairi bumi, membuatnya subur dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan, memberikan benih pada penabur dan roti kepada orang yang mau makan, demikianlah firman yang keluar dari mulut-Ku: Ia tidak akan kembali kepada-Ku dengan sia-sia, tetapi akan melaksanakan apa yang Kukehendaki, dan akan berhasil dalam apa yang Kusuruhkan kepadanya.”


Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Tuhan melepaskan orang benar dari segala kesesakannya.
Ayat. (Mzm 34:4-5.6-7.16-17.18-19; R:18b)

  1. Muliakanlah Tuhan bersama dengan daku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan nama-Nya! Aku telah mencari Tuhan, lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan daku dari segala kegentaranku.
  2. Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, dan tidak akan malu tersipu-sipu. Orang yang tertindas ini berseru-seru, dan Tuhan mendengarkan: Ia menyelamatkan dia dari segala kesesakannya.
  3. Mata Tuhan tertuju pada orang-orang benar, dan telinga-Nya kepada teriak mereka minta tolong: wajah Tuhan menentang orang-orang yang berbuat jahat untuk melenyapkan ingatan akan mereka dari muka bumi.
  4. Apabila orang-orang benar itu berseru-seru, Tuhan mendengarkan: dari segala kesesakan-nya mereka ia lepaskan. Tuhan itu dekat kepada orang-orang yang patah hati, Ia menyelamatkan orang-orang yang remuk jiwanya.

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Mat 4:4b)

Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (6:7-15)

Dalam khotbah di bukit Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Dalam doamu janganlah kamu bertele-tele seperti kebiasaan orang yang tidak mengenal Allah. Mereka menyangka bahwa karena banyaknya kata-kata doa mereka dikabulkan. Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya Karena itu berdoalah begini, “Bapa kami yang di surga, dikuduskanlah nama-Mu. Datanglah Kerajaan-Mu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga. Berilah kami pada hari ini makanan kami yang secukupnya, dan ampunilah kami atas kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami; dan janganlah membawa kami ke dalam pencobaan, tetapi lepaskanlah kami dari pada yang jahat. Amin.” Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di surga akan mengampuni kamu juga. Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang, Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu.

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.

Renungan


Banyak orang berpendapat bahwa berdoa merupakan salah satu sarana untuk berbicara dengan Allah. Alasan inilah yang membuat mereka suka pada doa yang panjang dan lama sebab mereka berpikir bahwa doa yang panjang dan lama itu pasti didengar dan dikabulkan oleh Tuhan. Karena itulah banyak orang yang suka pada doa yang bertele-tele, seolah Tuhan tidak tahu apa yang menjadi kebutuhan kita, seolah Tuhan tidak mengerti akan kesusahan kita saat hidup di dunia.

Banyak juga orang yang suka berdoa dengan panjang lebar agar dipuji oleh orang-orang yang ada di sekitarnya. Dianggap sebagai orang suci, dekat dengan Allah dan sudah terbiasa dengan hidup doa. Dengan demikian, ia jadi lupa pada maksud dan tujuan dari doa itu sebenarnya, karena terlalu sibuk mencari dan merangkai kata-kata yang indah di telinga orang-orang yang mendengarnya.


Doa seorang beriman tidak perlu bertele-tele, karena Tuhan sudah tahu segala kebutuhan kita. Mengapa kita masih harus berdoa? Kita berdoa bukan untuk Tuhan, tetapi untuk diri sendiri. Doa membuat kita sadar akan banyaknya kebutuhan kita, dan betapa kita tidak mampu memenuhinya tanpa bantuan rahmat Allah. Doa membantu kita menjadi miskin di hadapan Tuhan, sekaligus belajar mengenal dan melakukan apa yang Tuhan inginkan dalam kehidupan kita. Doa ‘Bapa Kami’ yang diajarkan Tuhan Yesus bukan berisi daftar apa-apa yang harus Tuhan lakukan untuk kita, tetapi lebih pada ajakan bagi kita untuk melakukan dan menerima kehendak Tuhan dalam hidup ini.


Santa Perpetua dan Filisitas, Martir

Kedua orang kudus ini hidup di Kartago, Afrika Utara. Perpetua adalah seorang ibu muda yang berusia 22 tahun. Ketika ia ditangkap karena imannya, ia sedang mengandung anaknya yang pertama. Felisitas adalah pelayan Perpetua. Ia juga ditangkap bersama dengan Perpetua.

Di dalam penjara, Perpetua diolok-olok oleh para serdadu kafir. Tetapi dengan tenang Perpetua berkata: "Sekarang adalah giliranku untuk menderita. Tetapi akan tiba saatnya aku akan berbahagia, dan kamu yang akan menanggung penderitaan lebih besar daripada yang kualami sekarang ini."

Ayah Perpetua yang belum menjadi Kristen turut merasakan penderitaan yang dialami oleh anaknya. Ia datang ke penjara untuk membujuknya murtad dari imannya. Ia dengan setia mengikuti Perpetua hingga ke pengadilan. Di sana ia dipukul oleh para serdadu dengan pukulan bertubi-tubi. Seperti ayahnya, Perpetua sungguh merasa sakit hati melihat perlakuan para serdadu terhadap ayahnya. Meskipun begitu, baginya mati karena Kristus lebih mulia daripada mutrad karena sayang kepada ayahnya.

Bersama dengan Perpetua dan Felisitas, banyak juga orang Kristen yang lain yang ditangkap dan dipenjarakan. Mereka senasib sepenanggungan di dalam penderitaan yang ditimpakan pada mereka. Mereka saling meneguhkan agar tidak seorang pun lemah imannya dan menjadi murtad. Sementara itu di dalam penjara Perpetua mengalami suatu penglihatan ajaib. Seberkas cahaya surgawi bersinar terang benderang di ruang penjaranya. Di dalam cahaya itu, ia melihat dirinya bersama semua orang Kristen lainnya berarak memasuki kemuliaan surgawi.

Perpetua dan orang-orang Kristen lainnya dimasukkan ke dalam gelanggang binatang buas yang kelaparan. Di sana mereka di terkam dan di koyak-koyak oleh binatang-binatang buas itu hingga mati.