Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

14 Maret 2017

Rabu, 15 Maret 2017 == Hari Biasa Pekan II Prapaskah

 Matius 20:17-28
Bacaan dari Kitab Yeremia (18:18-20)

Para lawan Nabi Yeremia berkata, “Marilah kita mengadakan persepakatan terhadap Yeremia, sebab imam tidak akan kehabisan pengajaran, orang bijaksana tidak akan kehabisan nasihat dan nabi tidak akan kehabisan firman. Marilah kita memukul dia dengan bahasanya sendiri dan jangan memperhatikan setiap perkataannya!” “Perhatikanlah aku, ya Tuhan, dan dengarkanlah suara pengaduanku! Akan dibalaskah kebaikan dengan kejahatan? Mereka telah menggali lubang untuk aku! Ingatlah bahwa aku telah berdiri di hadapan-Mu, dan telah berbicara membela mereka, supaya amarah-Mu disurutkan dari mereka.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan
Ref. Selamatkanlah aku, ya Tuhan, oleh kasih setia-Mu!
Ayat. (Mzm 31:5-6.14.15-16; R:17b)

  1. Engkau akan mengeluarkan aku dari jaring yang dipasang orang terhadap aku, sebab Engkaulah tempat perlindunganku. Ke dalam tangan-Mulah kuserahkan nyawaku; sudilah membebaskan daku, ya Tuhan, Allah yang setia.
  2. Sebab aku mendengar banyak orang berbisik-bisik, menghantuiku dari segala penjuru; mereka bermufakat mencelakakan aku, mereka bermaksud mencabut nyawaku.
  3. Tetapi aku, kepada-Mu ya Tuhan, aku percaya, aku berkata, "Engkaulah Allahku!" Masa hidupku ada dalam tangan-Mu, lepaskanlah aku dari tangan musuh-musuhku dan bebaskanlah dari orang-orang yang mengejarku!

Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal
Ayat. (Yoh 8:12b)

Akulah terang dunia, sabda Tuhan, barangsiapa mengikuti Aku ia akan mempunyai terang hidup.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (20:17-28)

Pada waktu Yesus akan pergi ke Yerusalem, Ia memanggil kedua belas murid-Nya tersendiri dan berkata kepada mereka, “Sekarang kita pergi ke Yerusalem, dan Anak Manusia akan diserahkan kepada imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, dan mereka akan menjatuhi Dia hukuman mati. Mereka akan menyerahkan Dia kepada bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, supaya Ia diolok-olok, disesah dan disalibkan, tetapi pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.” Maka datanglah ibu anak-anak Zebedeus beserta anak-anaknya kepada Yesus, lalu sujud di hadapan-Nya untuk meminta sesuatu kepada-Nya. Kata Yesus, “Apa yang kau kehendaki?” Jawab ibu itu, “Berilah perintah, supaya kedua anakku ini kelak boleh duduk di dalam Kerajaan-Mu, yang seorang di sebelah kanan-Mu, dan yang seorang lagi di sebelah kiri-Mu.” Tetapi Yesus menjawab, “Kamu tidak tahu, apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan, yang harus Kuminum?” Kata mereka kepada-Nya, “Kami dapat.” Yesus berkata kepada mereka, “Cawan-Ku memang akan kamu minum, tetapi hal duduk di sebelah kanan-Ku atau di sebelah kiri-Ku, Aku tidak berhak memberikannya. Itu akan diberikan kepada orang-orang bagi siapa Bapa-Ku telah menyediakannya.” Mendengar itu, marahlah kesepuluh murid yang lain kepada kedua saudara itu. Tetapi Yesus memanggil mereka lalu berkata, “Kamu tahu, bahwa pemerintah bangsa-bangsa memerintah rakyatnya dengan tangan besi, dan pembesar-pembesar menjalankan kuasanya dengan keras atas mereka. Tidaklah demikian di antara kamu! Barangsiapa ingin menjadi besar di antara kamu, hendaklah ia menjadi pelayanmu, dan barangsiapa ingin menjadi terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hambamu. Sama seperti Anak Manusia: Ia datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani, dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang.”

Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus.

Renungan

Kita sering mendengar ungkapan "Surga ada di telapak kaki ibu." Ungkapan ini menggambarkan keyakinan bahwa di mana ada ibu, di situ ada surga bagi anak-anaknya. Oleh karenanya, apabila seorang anak merindukan ibunya, sesungguhnya ia juga sedang merindukan surga. Surga yang dihadirkan oleh seorang ibu bagi anak-anaknya membawa suatu gambaran akan surga yang abadi.

Hari ini, penginjil Matius menunjukkan kerinduan terbesar seorang ibu dalam diri ibu Yakobus dan Yohanes. Kerinduan agar anak-anaknya mendapatkan kehidupan yang baik yakni dengan tinggal dalam Kerajaan Allah yang diwartakan Yesus. Harapan dan doa ibu yang demikian agungnya ini memberi penjelasan yang mendalam tentang cinta seorang ibu. Cinta yang penuh ketulusan bagi anak-anaknya. Cinta yang besar bagi anak-anaknya bahkan membuat seorang ibu rela mengorbankan segalanya dan juga sering tidak bisa dimengerti dengan akal sehat. Terhadap permohonan ibu itu, "Yesus sendiri mengakui hal ini ketika Ia mengatakan, "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta". Demikian realitasnya; sering seorang ibu tidak tahu apa yang dimintanya. Yang terpenting baginya adalah anak-anaknya bahagia.

Santa Louisa de Marillac, Janda

Louisa tergolong anak malang. Ibunya meninggal dunia ketika ia baru berumur 3 tahun. Ayahnya menikah lagi dengan seorang janda dengan empat anak. Perkembangannya tidak dipedulikan oleh ibu tirinya itu. Setelah beberapa tahun, ia dimasukkan ke sebuah asrama puteri, milik suster- suster. Disinilah mulai tumbuh minatnya pada kehidupan membiara. Tetapi karena kesehatannya selalu terganggu, ia keluar lagi dari asrama itu. Pada umur 22 tahun, ia menikah dengan seorang pemuda bangsawan bernama Antonius Legras, sekretaris istana Ratu Perancis. Kepada mereka, Tuhan menganugerahi seorang anak laki- laki yang dipermandikan dengan nama Mikheal. Sebagai ibu rumah tangga, Louisa selalu melayani suami dan anaknya dengan penuh cinta. Meskipun demikian kesulitan dalam keluarga pun sering dialaminya. Suaminya sering tidak berada di rumah karena tuntutan tugasnya. Sedangkan dia sendiri pun kerapkali ketakutan karena merasa berat menangani anaknya. Kekuatiran kemerosotan hidup rohaninya menjadi suatu sumber ketakutan lain baginya.

Untuk mengatasi semua itu, ia giat melakukan pekerjaan- pekerjaan amal dan rajin berdoa. Kegemarannya melukis terus dilakukannya dalam waktu- waktu senggang. Pekerjaan- pekerjaan amal yang dilakukannya bagi orang- orang sakit dan miskin membuatnya sangat dekat dengan mereka. Atas penyelenggaraan Ilahi, ia bertemu dengan Santo Fransiskus dari Sales. Pada hari raya pentekosta tahun 1623, ia mengalami suatu peristiwa ajaib: ia mendengar suatu suara ajaib yang memberitahukan kepadanya tentang kehidupannya di masa yang akan datang sebagai salah seorang anggota sebuah serikat religius yang akan mengabdikan hidupnya kepada kaum miskin. Suara itu pun menjanjikan kepadanya seorang bapa pengakuan yang saleh. Dalam suatu penglihatan, ia menyaksikan sejumlah besar suster keluar masuk sebuah biara.

Pengalaman ini akhirnya menjadi kenyataan baginya. Pada tahun 1625 ketika suaminya meninggal dunia, Louisa mulai memasuki corak hidup baru seperti yang dikatakan oleh suara ajaib itu. Tuhan mengirimkan kepadanya Santo Vinsensius a Paulo sebagai Bapa pengakuannya. Oleh Vinsensius ia ditugaskan untuk mengambil bagian dalam aksi amal yang dilakukan oleh perkumpulan Vinsensius di Prancis. Pada tahun 1633, Vinsensius menugaskan Louisa mendidik gadis- gadis agar kemudian mendampinginya dalam karya amal tersebut.

Tugas ini perlahan- lahan menjadikan dia pembina dan ibu bagi sebuah tarekat baru: Tarekat Puteri- puteri Kasih. Tarekat ini berkembang pesat dan menyebar ke seluruh pelosok Perancis. Mereka mengabdikan diri secara khusus pada pelayanan orang- orang sakit. Kemudian tarekat ini mengembangkan sayapnya sampai Italia dan Polandia. Louisa tetap menjadi pemimpin dan pembina tarekat ini selama 35 tahun. Sebelum menghembuskan nafasnya, ia berpesan kepada para susternya agar selalu bermurah hati penuh cinta kepada kepada para miskin dan pengemis. Sebab didalam mereka, Kristus tampak secara paling nyata. Louisa meninggal pada tanggal 15 Maret 1660. Ia meninggal dengan penuh kasih dalam diri para miskin dan orang sakit. Putri- putri Kasih ini berkarya juga di Indonesia yakni di Surabaya. 

Santo Klemens Maria Hofbauer, Pengaku Iman

Kehidupan Klemens dihiasi dengan rentetan kesukaran dan kegagalan. Namun menurut Sri Pius VII (1800- 1823), sahabat karib Klemens, ia adalah seorang rasul yang tangguh, suci dan tiang penyangga Gereja. Ia dikenal sebagai Rasul Gereja Vienna. Ia lahir pada tanggal 26 Desember 1751 di Tasswitz, Moravia,bagian dari wilayah Cekoslovakia. Sejak masa mudanya, ia bercita- cita menjadi imam. Tetapi keluarganya yang hidup dari hasil peternakan sapi tidak mempunyai apa- apa untuk menyekolahkan dia. Oleh karena itu, ia menjadi tukang roti semenjak berumur 15 tahun. Beberapa tahun berikutnya, ia menjalani corak hidup baru sebagai pertapa sambil tetap melakukan pekerjaannya sebagai tukang roti.

Sekitar tahun 1780, Yoseph II sebagai kaisar Romawi membumihanguskan pertapaan- pertapaan yang ada. Karena peristiwa ini, Klemens pergi ke Vienna. Disana ia terus melanjutkan pekerjaannya sebagai tukang roti. Sementara itu ia mengikuti kuliah di Roma dan Vienna dari tahun 1780- 1784. Kemudian ia masuk biara Redemptoris di Roma dan ditabhiskan menjadi imam tahun berikutnya.

Sebagai imam baru, Klemens dikirim ke Vienna untuk mendirikan sebuah biara redemptoris. Namun usahanya ini gagal karena perlawanan dari pengikut- pengikut kaisar Yoseph II yang ingin menundukkan para imam ke bawah pemerintahan absolut negera. Sebagai gantinya, ia dikirim ke Warswa untuk memimpin kelompok umat Katolik yang berbahasa Jerman. Ia mengirim para misionaris untuk mendirikan biara- biara Redemptoris di Jerman, Swiss, daerah- daerah Baltik, dan berbagai daerah di Polandia.

Kira- kira pada tahun 1808, ia dipaksa oleh hukum antiklerus dari Napoleon I untuk meninggalkan Warsaw. Ia kembali ke Vienna, dan disana diangkat menjadi pastor pembantu untuk biara suster- suster Ursulin dan rektor untuk gereja mereka yang mulai dibuka untuk umum. Ia bersama pembantunya bekerja dengan giat untuk menghidupkan kembali Gereja Vienna dengan mempertobatkan umat- umat dan menolong orang- orang sakit dan miskin. Akhirnya, namanya mulai dikenal banyak orang, termasuk para pembesar negara, dan profesor- profesor Universitas.

Pada tahun- tahun terakhir hidupnya, sebagai bagian dari rencananya untuk mewariskan iman Katolik yang benar di Vienna, Klemens mendirikan sebuah sekolah Katolik untuk para imam dan awam. Kecuali itu, pada Konggres di Vienna, ia dengan gigih berusaha menggagalkan gerakan gereja nasional. Ia juga berusaha mendapatkan ijin dari pemerintah untuk mendirikan sebuah perkumpulan Redemptoris di Vienna. Usahanya ini membuat dia dikenal sebagai pendiri Ordo Redemptoris kedua. Klemens meninggal dunia di Vienna pada tanggal 15 Maret 1820, dan digelari Rasul Gereja Vienna.