Beginilah Tuhan Allah berfirman, "Jikalau orang fasik bertobat dari segala dosa yang dilakukannya, dan berpegang pada segala ketetapan-Ku serta melakukan keadilan dan kebenaran, ia pasti hidup, ia tidak akan mati. Segala durhaka yang dibuatnya tidak akan diingat-ingat lagi, ia akan hidup karena kebenaran yang dilakukannya. Adakah Aku berkenan kepada kematian orang fasik? firman Tuhan Allah. Bukankah kepada pertobatannya Aku berkenan, supaya ia hidup? Jikalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan seperti segala kekejian yang dilakukan orang fasik, apa ia akan hidup? Segala kebenaran yang dilakukan tidak akan diingat-ingat lagi. Ia harus mati karena ia berubah setia, dan karena dosa yang dilakukannya. Tetapi kamu berkata: Tindakan Tuhan tidak tepat! Dengarlah dulu, hai kaum Israel! Apakah tindakan-Ku yang tidak tepat, ataukah tindakanmu yang itdak tepat. Kalau orang benar berbalik dari kebenarannya dan melakukan kecurangan sehingga ia mati, ia harus mati karena kecurangan yang dilakukannya. Sebaliknya, kalau orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya. Ia insyaf dan bertobat dari segala durhaka yang dibuatnya, maka ia pasti hidup, ia tidak akan mati.
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 814
Ref. Pada Tuhan ada kasih setia dan penebusan berlimpah
atau Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan?
Ayat. (Mzm 130:1-2.3-4ab.4c-6.7-8; R:lh.7)
- Dari jurang yang dalam aku berseru kepada-Mu, ya Tuhan! Tuhan, dengarkanlah suaraku! Biarlah telinga-Mu menaruh perhatian, kepada suara permohonanku.
- Jika Engkau mengingat-ingat kesalahan, ya Tuhan, siapakah yang dapat tahan? Tetapi pada-Mu ada pengampunan, maka orang-orang bertakwa kepada-Mu.
- Aku menanti-nantikan Tuhan, jiwaku menanti-nanti, dan aku mengharapkan firman-Nya. Jiwaku mengharapkan Tuhan, lebih dari pada pengawal mengharapkan pagi.
- Sebab pada Tuhan ada kasih setia, dan Ia banyak kali mengadakan pembebasan. Dialah yang akan membebaskan Israel dari segala kesalahannya.
Bait Pengantar Injil, do = bes, 4/4, PS 965
Ref. Terpujilah Kristus Tuhan, Raja mulia dan kekal.
Ayat. (Yeh 18:31)
Buanglah daripada-Mu segala durhaka yang kamu buat terhadap Aku, sabda Tuhan, dan perbaharuilah hati serta rohmu.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Matius (5:20-26)
Dalam khotbah di bukit berkatalah Yesus kepada murid-murid-Nya, "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Surga. Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum. Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka yang menyala-nyala. Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau, tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu. Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam penjara. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan & tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran dan hidup kami.
Renungan
Pesan Injil hari ini ialah tentang damai dan persaudaraan. Kita sering mendengar ungkapan, "Marilah kita menjaga persaudaraan", tetapi tak jarang pula ungkapan itu tidak terwujud dengan baik. Memang cara pandang antar manusia tidak selalu sejalan. Ada saja perbedaan pendapat satu dengan lainnya. Meskipun demikian, Yesus menegur orang yang tidak mau berdamai dengan saudaranya, dengan sesamanya. Berdamai bukan semata perkara yang satu berbuat kesalahan, sementara yang lain harus memaafkan. Berdamai juga berarti menerima orang lain sebagaimana adanya dia dan menghormati apapun yang menjadi pilihan hidupnya. Apalah artinya berdoa lima kali, tujuh kali, atau bahkan sepuluh kali sehari tetapi menyimpan dendam dan kebencian terhadap orang lain?
Jarang sekali ada manusia di muka bumi yang luput dari kerapuhan. Dari kerapuhan itu muncul pertentangan, bahkan muncul pula dosa, dan itu masih harus bersinggungan dengan kerapuhan orang lain. Kesadaran semacam ini perlu kita tanamkan dalam hati. Kita semua berdosa. Lantas menyerahkah kita dengan dosa? Tidak! Tuhan tidak ingin membiarkan kita hidup dalam dosa. Maka, melalui nabi Yehezkiel Tuhan bersabda, "kalau orang orang fasik bertobat dari kefasikan yang dilakukannya, dan ia melakukan keadilan dan kebenaran, ia akan menyelamatkan nyawanya." Tuhan masih memberi kita kesempatan untuk bertobat jika kita kembali kepada-Nya. Artinya, Tuhan mau menerima kita dengan segala kelemahan kita, asalkan kita mau bertobat dan berusaha untuk tidak jatuh dalam kelemahan diri kita.
Dari sinilah kita kembali menyadari bahwa Tuhan mau menerima kita yang tak sempurna ini. Jika benar kita sungguh adalah orang yang beriman, kita pun harus menerima saudara-saudara kita yang tak sempurna. Cinta kasih kita menjadi tanda kehadiran Allah yang mau menerima saudara-saudara kita yang tak sempurna. Maka, kedamaian akan terwujud.
Yesus memperluas pemahaman kita akan ‘Sepuluh Firman’. Sabda Perjanjian Lama (‘Kamu telah mendengar’) dikontraskan dengan sabda Yesus (‘Tetapi Aku berkata kepadamu’). Hal ini memperlihatkan bagaimana Yesus datang untuk menggenapi hukum dan nubuat nabi sambil menerangkan makna sejati dari ‘Sepuluh Firman’. Ia menunjukkan kuasa-Nya untuk memberikan prinsip-prinsip moral yang lebih radikal dan menuntut.
Kita diingatkan agar tidak berpuas diri karena telah menuruti hukum (legalistis, literalistis), namun selalu berusaha untuk memahami inti, maksud, dan tujuan (modernis) Allah memberikan hukum itu. Yesus mengajak kita untuk kembali ke dalam diri dan hati nurani, melihat motif, lalu berusaha untuk menghindari hal-hal sepele yang bisa berujung pada dosa berat.
Maka sambil menjalani Prapaskah ini, Yesus mengajak kita untuk memperbarui dan mempertajam hati nurani, sumber motif dan moralitas kita. Membuka diri agar dapat memahami perintah-Nya dengan benar, sambil memperbaiki relasi kita dengan sesama melalui tobat dan memulihkan hubungan yang telah rusak (rekonsiliasi); karena mati-raga yang kita jalani ini bukan hanya sebagai bukti iman kita kepada Allah, tetapi juga aksi kasih kita kepada sesama.
Santo Yohanes, Biarawan
Biarawan ini memiliki kegemaran membaca buku-buku perdukunan sehingga ia sendiri melakukan praktek-praktek klinik perdukunan secara gelap. Oleh teman-temannya ia dituduh bertahayul dan dimasukkan ke dalam tahanan biara di sebuah ruangan yang sangat kotor. Menyadari perbuatannya yang melawan ajaran iman ini, ia bertobat dan mengakui kesalahan-kesalahannya. Untuk menebus dosa-dosanya, ia melakukan puasa dan tapa yang keras diruang tahanan yang pengap itu. Melihat pertobatannya yang mendalam itu, kawan-kawannya mengajak dia kembali ke dalam kehidupan normal di dalam komunitas biara. Tetapi ia lebih suka bermatiraga keras di dalam ruang tahanan itu hingga menghembuskan nafas terakhirnya. Ia banyak menulis dan menjadi seorang pengarang yang terkenal. Ia meninggal pada tahun 1380.