"Jangan seorangpun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu."
(1Timotius 4:12)
Selamatkanlah kami, ya Tuhan Allah kami, dan kumpulkanlah kami dari antara bangsa-bangsa supaya kami bersyukur kepada nama-Mu yang kudus dan bermegah-megah dalam puji-pujian kepada-Mu.
(Mzm 105:47)
Doa
Tuhan, Allah kami, perkenankanlah kami menghormati Engkau dengan segenap akal budi dan mencintai semua manusia dengan kasih sejati. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin.
"Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa."
Demikianlah sabda Tuhan.
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, do = f, 2/4, PS 829
Ref. Aku hendak memuji nama-Mu, ya Tuhan, selama-lamanya.
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17)
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:31 – 13:13
Ayat. (Mzm 71:1-2.3-4a.5-6ab.15ab.17)
- Pada-Mu, ya Tuhan, aku berlindung, jangan sekali-kali aku mendapat malu. Lepaskanlah dan luputkanlah aku oleh karena keadilan-Mu. Sendengkanlah telinga-Mu kepadaku dan selamatkanlah aku.
- Jadilah bagiku gunung batu tempat berteduh, kubu pertahanan untuk menyelamatkan diri; sebab Engkaulah bukit batu dan pertahananku, ya Allahku, luputkanlah aku dari tangan orang fasik, dari cengkeram orang-orang lalim dan kejam.
- Sebab Engkaulah harapanku, ya Tuhan, Engkaulah kepercayaanku sejak masa muda, ya Allah. Kepada-Mulah aku bertopang mulai dari kandungan, Engkaulah yang telah mengeluarkan aku dari perut ibuku.
- Mulutku akan menceritakan keadilan-Mu dan sepanjang hari mengisahkan keselamatan yang datang dari pada-Mu, ya Allah Engkau telah mengajar aku sejak kecilku, dan sampai sekarang akan memberitakan perbuatan-Mu yang ajaib.
Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Jemaat di Korintus 12:31 – 13:13
"Sekarang tinggal iman, harapan dan kasih; namun yang paling besar di antaranya ialah kasih."
Saudara-saudara, berusahalah memperoleh karunia-karunia yang paling utama. Dan aku menunjukkan kepadamu jalan yang lebih utama lagi. Sekalipun aku dapat berbicara dalam semua bahasa manusia dan malaikat, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku seperti gong yang bergaung atau canang yang gemerincing. Sekalipun aku mempunyai karunia bernubuat dan aku mengetahui segala rahasia serta memiliki seluruh pengetahuan; sekalipun aku memiliki iman sempurna untuk memindahkan gunung, tetapi jika tidak mempunyai kasih, aku sama sekali tidak berguna. Sekalipun aku membagi-bagikan segala sesuatu yang ada padaku, bahkan menyerahkan tubuhku untuk dibakar, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, sedikit pun tidak ada faedahnya bagiku. (Kasih itu sabar, murah hati dan tidak cemburu. Kasih itu tidak memegahkan diri, tidak sombong dan tidak bertindak kurang sopan. Kasih itu tidak mencari keuntungan diri sendiri, tidak cepat marah dan tidak menyimpan kesalahan orang lain. Kasih tidak bersukacita atas kelaliman, tetapi atas kebenaran. Kasih menutupi segala sesuatu, percaya akan segala sesuatu, mengharapkan segala sesuatu, sabar menanggung segala sesuatu. Kasih tidak berkesudahan. Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, dan pengetahuan akan lenyap. Sebab pengetahuan kita tidak lengkap, dan nubuat kita tidak sempurna. Tetapi jika yang sempurna tiba, hilanglah yang tidak sempurna itu. Ketika masih kanak-kanak, aku berbicara seperti kanak-kanak, merasa seperti kanak-kanak, dan berpikir seperti kanak-kanak pula. Tetapi sekarang, setelah menjadi dewasa, aku meninggalkan sifat kanak-kanak itu. Sekarang kita melihat gambaran samara-samar seperti dalam cermin, tetapi nanti dari muka ke muka. Sekarang aku mengenal secara tidak sempurna, tetapi nanti aku akan mengenal dengan sempurna, sebagaimana aku sendiri dikenal. Demikianlah tinggal ketiga hal ini: iman, harapan, dan kasih; dan yang paling besar di antaranya ialah kasih).
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = g, 4/4, PS 963
Ref. Alleluya, alleluya. Alleluya, alleluya.
Ayat. (Luk 4:18-19)
Tuhan mengutus Aku memaklumkan Injil kepada orang yang hina dina, dan mewartakan pembebasan kepada orang tawanan.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (4:21-30)
"Seperti halnya Elia dan Elisa, Yesus diutus bukan hanya kepada orang-orang Yahudi."
Demikianlah Injil Tuhan.
U. Terpujilah Kristus.
Renungan
Pengenalan akan seseorang tidak selalu berakibat positif. Kadang tidak kenal membuat kita bisa mengagumi pribadinya; bisa mendengar dan menerima apa yang diomongkan. Tetapi, saat kita kenal siapa dia, dari keluarga apa, rumahnya di mana, siapa saudara-saudaranya, apa pekerjaannya, orang bisa berubah pandangannya: bisa semakin mengagumi atau sebaliknya, menolak. Itulah risiko pengenalan akan seseorang.
Pengalaman seperti itu juga dialami oleh Yesus sendiri. Coba kita simak apa yang dilakukan oleh orang-orang di tempat ibadat setelah Yesus selesai membaca Kitab Suci.“....mata semua orang dalam rumah ibadat itu tertuju kepada-Nya. ....Semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya” (ay. 20.22). Pada awalnya baik, mengagumi, heran, berdecak, menarik, dst. Setelah mereka mengenali siapa Yesus, asal-Nya, keluarga dan saudara-saudara-Nya, mulailah keluar kata-kata sindiran dan akhirnya penolakan. Kita pun sering bersikap seperti itu. Pikiran dan cara pandang manusiawi kita membelokkan apa yang baik menjadi sikap mencibirkan dan menolak. Bahkan gosip-gosip negatif terus keluar. Untuk apa? Supaya orang itu dinilai tidak baik; supaya jauh dan tidak ada yang mengagumi lagi, bahkan malah sebaliknya: menolak!
Kita tidak perlu kaget bila kita juga seperti mereka. Itu berarti bahwa sabda Tuhan Yesus belum mengakar dan meresap sampai ke dalam hati dan budi kita. Sabda Tuhan belum mengubah perilaku dan cara kita bertindak. Sabda Tuhan baru sampai pada mulut kita, belum menjadi makanan dan sari-sari makanan yang merasuki sumsum, tulang dan daging kita. Kita masih harus mengunyah, mencecap dan menelannya. Itulah meditasi. Itulah yang kita buat saat ini: memberi waktu pada sabda Tuhan dalam keheningan dan mendengarkan Tuhan bersabda lewat hati kita. Selamat merenung. Tuhan memberkati.
Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu. Selamatkanlah aku oleh kasih setia-Mu. Tuhan, janganlah membiarkan aku mendapat malu, sebab aku berseru kepada-Mu.
(Mzm 31:17-18)