Keluarga Fransiskan: Peringatan S. Angela dr Foligno, Fransiskan Sekular
Tetapi waktu Yesus mendengar bahwa Yohanes telah ditangkap, menyingkirlah Ia ke Galilea. Ia meninggalkan Nazaret dan diam di Kapernaum, di tepi danau, di daerah Zebulon dan Naftali, supaya digenapi firman yang disampaikan oleh Nabi Yesaya, “Tanah Zebulon dan tanah Naftali, jalan ke laut, daerah seberang Sungai Yordan, Galilea, wilayah bangsa-bangsa lain, bangsa yang diam dalam kegelapan, telah melihat Terang yang besar dan bagi mereka yang diam di negeri yang dinaungi maut, telah terbit Terang.” Sejak itu Yesus mulai memberitakan, “Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!”
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah ibadat & memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan mereka. Lalu tersebarlah berita tentang Dia di seluruh Siria & dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita berbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Orang banyak pun berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. (Mat 4:12-17,23-25)
Bacaan Pertama: 1 Yoh 3:22-4:6; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:7-8,10-11
Pernahkah anda ingin melarikan diri ketika mendengar kata-kata seperti “dosa” atau “bertobat”? Kata-kata sedemikian dapat membuat kita berpikir tentang membuang kebiasaan-kebiasaan buruk, membuat perubahan-perubahan yang terlalu sulit, atau memberikan kepada kita rasa “tak ada harapan” untuk mengatasi kelemahan-kelemahan dan kegagalan-kegagalan kita. Namun kita pun seharusnya tahu bahwa Yesus datang membawa Kabar Baik, bukan kabar yang melumpuhkan semangat, pada waktu Dia memulai pelayanan-Nya di tengah masyarakat dengan seruan agar orang-orang meninggalkan dosa dan bertobat (Mat 4:17).
Kerajaan Allah memang sudah dekat, dan Yesus tidak mau kalau kita tidak mengetahui dan menyadari kenyataan tersebut. Yesus mendesak orang-orang untuk melihat hati mereka masing-masing dan mengidentifikasi cara-cara bagaimana mereka telah menyimpang dari jalan Allah atau telah meninggalkan rencana Allah, sehingga dengan demikian mereka dapat berbalik kepada Allah dalam pertobatan dan kemudian menerima pengampunan-Nya dan berkat-berkat lain yang disediakan Allah bagi dirinya.
Pada saat matahari terbit setiap pagi, sinarnya mencerahkan baik keindahan maupun keburukan dunia. Yesus adalah terang dari Allah sendiri. Dia juga mengungkapkan keindahan dan hal-hal yang tidak begitu indah dalam kehidupan kita. Dalam kehadiran-Nya, kita melihat dosa kita apa adanya – artinya penolakan terhadap Allah dan kasih-Nya, penolakan penuh kepentingan diri sendiri untuk mengasihi orang lain. Selagi Yesus membawakan kepada kita wawasan terhadap sifat dosa, Dia pun membawa kepada kita suatu hasrat untuk memperoleh kebebasan, kemurnian, dan hubungan yang diperbaharui dengan Bapa-Nya di surga.
Familiaritas dari dosa-dosa kita dapat menipu kita untuk berpikir bahwa tidak bergunalah bagi kita untuk bertobat, karena kita sungguh tidak dapat diubah. Siapakah yang akan memilih hidup di bawah perbudakan dosa, padahal Yesus telah membuat kebebasan sebagai sebagai suatu kemungkinan yang sangat riil bagi kita? Adalah kebenaran bahwa tanpa Yesus, dosa akan begitu kuat dan sulit untuk dikalahkan. Yesus telah datang dengan segala kuat-kuasa ilahi untuk menghancurkan kekuasaan dosa dalam hidup kita – suatu kuat-kuasa yang telah ditunjukkan-Nya lewat penyembuhan- penyembuhan orang sakit (Mat 4:23-24).
Pertobatan bukanlah peristiwa sekali seumur hidup. Setiap hari Roh Kudus “mengusik” hati nurani kita guna menyadarkan kita dan menarik kita kepada hidup dengan Kristus yang lebih mendalam lagi. Roh Kudus ingin membentuk cara-cara sehari-hari kita berpikir dan memberi tanggapan terhadap orang-orang di sekeliling kita. Roh Kudus mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri kita sendiri, dan Ia dapat membentuk karakter Kristus dalam diri kita masing-masing.
Saudari dan Saudara yang terkasih, marilah sekarang kita memperkenankan Dia (Roh Kudus) untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita, menarik kita ke dalam persekutuan dengan Bapa surgawi, dan memimpin kita ke dalam kasih yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan baik.
Yesus pun berkeliling di seluruh Galilea; Ia mengajar dalam rumah ibadat & memberitakan Injil Kerajaan Surga serta menyembuhkan orang-orang di antara bangsa itu dari segala penyakit dan kelemahan mereka. Lalu tersebarlah berita tentang Dia di seluruh Siria & dibawalah kepada-Nya semua orang yang buruk keadaannya, yang menderita berbagai penyakit dan sengsara, yang kerasukan setan, yang sakit ayan dan yang lumpuh, lalu Yesus menyembuhkan mereka. Orang banyak pun berbondong-bondong mengikuti Dia. Mereka datang dari Galilea dan dari Dekapolis, dari Yerusalem dan dari Yudea dan dari seberang Yordan. (Mat 4:12-17,23-25)
Bacaan Pertama: 1 Yoh 3:22-4:6; Mazmur Tanggapan: Mzm 2:7-8,10-11
“Bertobatlah, sebab Kerajaan Surga sudah dekat!” (Mat 4:17).
Kerajaan Allah memang sudah dekat, dan Yesus tidak mau kalau kita tidak mengetahui dan menyadari kenyataan tersebut. Yesus mendesak orang-orang untuk melihat hati mereka masing-masing dan mengidentifikasi cara-cara bagaimana mereka telah menyimpang dari jalan Allah atau telah meninggalkan rencana Allah, sehingga dengan demikian mereka dapat berbalik kepada Allah dalam pertobatan dan kemudian menerima pengampunan-Nya dan berkat-berkat lain yang disediakan Allah bagi dirinya.
Pada saat matahari terbit setiap pagi, sinarnya mencerahkan baik keindahan maupun keburukan dunia. Yesus adalah terang dari Allah sendiri. Dia juga mengungkapkan keindahan dan hal-hal yang tidak begitu indah dalam kehidupan kita. Dalam kehadiran-Nya, kita melihat dosa kita apa adanya – artinya penolakan terhadap Allah dan kasih-Nya, penolakan penuh kepentingan diri sendiri untuk mengasihi orang lain. Selagi Yesus membawakan kepada kita wawasan terhadap sifat dosa, Dia pun membawa kepada kita suatu hasrat untuk memperoleh kebebasan, kemurnian, dan hubungan yang diperbaharui dengan Bapa-Nya di surga.
Familiaritas dari dosa-dosa kita dapat menipu kita untuk berpikir bahwa tidak bergunalah bagi kita untuk bertobat, karena kita sungguh tidak dapat diubah. Siapakah yang akan memilih hidup di bawah perbudakan dosa, padahal Yesus telah membuat kebebasan sebagai sebagai suatu kemungkinan yang sangat riil bagi kita? Adalah kebenaran bahwa tanpa Yesus, dosa akan begitu kuat dan sulit untuk dikalahkan. Yesus telah datang dengan segala kuat-kuasa ilahi untuk menghancurkan kekuasaan dosa dalam hidup kita – suatu kuat-kuasa yang telah ditunjukkan-Nya lewat penyembuhan- penyembuhan orang sakit (Mat 4:23-24).
Pertobatan bukanlah peristiwa sekali seumur hidup. Setiap hari Roh Kudus “mengusik” hati nurani kita guna menyadarkan kita dan menarik kita kepada hidup dengan Kristus yang lebih mendalam lagi. Roh Kudus ingin membentuk cara-cara sehari-hari kita berpikir dan memberi tanggapan terhadap orang-orang di sekeliling kita. Roh Kudus mengenal kita lebih daripada kita mengenal diri kita sendiri, dan Ia dapat membentuk karakter Kristus dalam diri kita masing-masing.
Saudari dan Saudara yang terkasih, marilah sekarang kita memperkenankan Dia (Roh Kudus) untuk membersihkan kita dari dosa-dosa kita, menarik kita ke dalam persekutuan dengan Bapa surgawi, dan memimpin kita ke dalam kasih yang diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan baik.
DOA:
Bapa surgawi, melalui Roh Kudus-Mu nyatakanlah kepadaku di mana aku telah menyimpang dari jalan-Mu, sehingga dengan demikian aku dapat melakukan pertobatan. Aku sungguh ingin untuk hidup dalam keindahan dari kehadiran-Mu.
Amin.