(Bacaan Injil Misa Kudus, Hari Biasa sesudah Penampakan Tuhan – Selasa, 5 Januari 2016)
Ketika mendarat, Yesus melihat orang banyak berkerumun, maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan kepada mereka, karena mereka seperti domba yang tidak mempunyai gembala. Lalu mulailah Ia mengajarkan banyak hal kepada mereka.
Pada waktu hari mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah mereka pergi ke kampung-kampung dan desa-desa sekitar sini, supaya mereka dapat membeli makanan bagi diri mereka.” Tetapi jawab-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya, “Haruskah kami pergi membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah mengetahuinya mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.” Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Mereka pun duduk berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya menyajikannya kepada orang-orang itu; begitu juga Ia membagikan kedua ikan itu kepada mereka semua. Lalu mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti sebanyak dua belas bakul penuh dan sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. (Mrk 6:34-44)
Bacaan Pertama: 1 Yoh 4:7-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 72:2-4,7-8
Bagi para murid-Nya, kata-kata Yesus, “Kamu harus memberi mereka makan!”, tentunya mengagetkan mereka, karena boleh dikatakan mereka tidak percaya akan kata-kata Yesus itu. Apa yang mereka punya hanyalah beberapa roti dan ikan. Bagaimana mungkin mereka memberi makan kepada orang yang begitu banyak jumlahnya dengan jumlah makanan yang begitu sedikit, dan mengharapkan dapat keluar hidup-hidup dari tengah-tengah kumpulan orang banyak itu?
“Kamu harus memberi mereka makan!” Sampai hari ini Yesus mengatakan kepada kita semua – para murid-Nya – kata-kata yang sama, untuk melakukan karya dalam rangka memajukan kerajaan-Nya. Dunia di sekeliling kita dipenuhi dengan penderitaan, kelaparan, ketidakadilan, dan hati manusia yang dipenuhi kepahitan, kekecewaan dlsb. Lebih buruk lagi, banyak orang mengalami suatu kemiskinan rohani yang lebih menyakitkan, di mana mereka tidak mengetahui/mengenal pengharapan akan kasih Alah atau janji akan kehidupan kekal.
Menanggapi semua kebutuhan ini, Yesus memanggil kita masing-masing untuk memberikan kepada dunia sesuatu untuk dimakan. Ia memanggil kita untuk mempunyai sesuatu yang dapat menyembuhkan dan menopang semua orang yang mempunyai kebutuhan – apakah dalam pikiran, badan, atau roh. Sebagaimana dialami oleh para murid-Nya dalam bacaan Injil di atas, panggilan Yesus ini dapat menjadi cukup menakutkan bagi kita. Berbagai sumber daya yang kita miliki begitu sedikit, dan kebutuhan di depan mata kita sangatlah besar. Bagaimana mungkin kita dapat memberi makan kepada mereka?
Pada waktu hari mulai malam, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya dan berkata, “Tempat ini terpencil dan hari mulai malam. Suruhlah mereka pergi ke kampung-kampung dan desa-desa sekitar sini, supaya mereka dapat membeli makanan bagi diri mereka.” Tetapi jawab-Nya, “Kamu harus memberi mereka makan!” Kata mereka kepada-Nya, “Haruskah kami pergi membeli roti seharga dua ratus dinar untuk memberi mereka makan?” Tetapi Ia berkata kepada mereka, “Berapa banyak roti yang ada padamu? Cobalah periksa!” Sesudah mengetahuinya mereka berkata, “Lima roti dan dua ikan.” Lalu Ia menyuruh orang-orang itu, supaya semua duduk berkelompok-kelompok di atas rumput hijau. Mereka pun duduk berkelompok-kelompok, ada yang seratus, ada yang lima puluh orang. Setelah mengambil lima roti dan dua ikan itu, Ia menengadah ke langit dan mengucap syukur, lalu memecah-mecahkan roti itu dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, supaya menyajikannya kepada orang-orang itu; begitu juga Ia membagikan kedua ikan itu kepada mereka semua. Lalu mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti sebanyak dua belas bakul penuh dan sisa-sisa ikan. Yang ikut makan roti itu ada lima ribu orang laki-laki. (Mrk 6:34-44)
Bacaan Pertama: 1 Yoh 4:7-10; Mazmur Tanggapan: Mzm 72:2-4,7-8
“Kamu harus memberi mereka makan!” (Mrk 6:37).
“Kamu harus memberi mereka makan!” Sampai hari ini Yesus mengatakan kepada kita semua – para murid-Nya – kata-kata yang sama, untuk melakukan karya dalam rangka memajukan kerajaan-Nya. Dunia di sekeliling kita dipenuhi dengan penderitaan, kelaparan, ketidakadilan, dan hati manusia yang dipenuhi kepahitan, kekecewaan dlsb. Lebih buruk lagi, banyak orang mengalami suatu kemiskinan rohani yang lebih menyakitkan, di mana mereka tidak mengetahui/mengenal pengharapan akan kasih Alah atau janji akan kehidupan kekal.
Menanggapi semua kebutuhan ini, Yesus memanggil kita masing-masing untuk memberikan kepada dunia sesuatu untuk dimakan. Ia memanggil kita untuk mempunyai sesuatu yang dapat menyembuhkan dan menopang semua orang yang mempunyai kebutuhan – apakah dalam pikiran, badan, atau roh. Sebagaimana dialami oleh para murid-Nya dalam bacaan Injil di atas, panggilan Yesus ini dapat menjadi cukup menakutkan bagi kita. Berbagai sumber daya yang kita miliki begitu sedikit, dan kebutuhan di depan mata kita sangatlah besar. Bagaimana mungkin kita dapat memberi makan kepada mereka?
Ada banyak cara untuk “memberi mereka makan”. Pada tingkatan tertentu, kita dapat memberi donasi berupa uang untuk program-program yang digunakan untuk memberi makanan dan pakaian bagi orang-orang miskin. Kita dapat mengunjungi dan menghibur mereka yang sakit, menjadi sukarelawati/wan melayani di rumah singgah atau dapur umum (kalau ada) dlsb. Pada tingkatan lainnya, kita dapat melakukan semua hal ini melalui kuat-kuasa Roh Kudus. Kita dapat mencapai orang-orang dengan doa-doa penyembuhan dan pelepasan. Kita dapat menunjukkan kepada mereka kuat-kuasa Injil guna mengubah hati manusia. Pada dua tingkatan itu, kuncinya adalah sama, baik pada hari ini maupun pada zaman Yesus. Yesus ingin mengambil sedikit yang kita punya dan kemudian melipat-gandakannya bagi orang-orang lain – baik secara fisik (materiil) maupun rohani (spiritual). Jika kita melangkah saja ke luar dalam iman, dan membawa kepada Yesus apa yang miliki, dan menaruh kepercayaan pada-Nya bahwa Dia akan melakukan sesuatu dengan itu, maka kita pun akan menyaksikan betapa dahsyat kuat-kuasa Yesus tersebut.
Kita (anda dan saya) harus senantiasa mengingat Kristus yang ada dalam diri kita masing-masing. Sebagai anggota Gereja yang sudah dibaptis, kita mempunyai Roh Kudus. Mukjizat-mukjizat dan berbagai tanda heran lainnya bukanlah sekadar hal-hal dari masa lampau. Yesus juga ingin membuat mukjizat dan tanda heran lainnya yang tak terhitung jumlahnya pada hari ini, melalui kita para murid-Nya.
Kita (anda dan saya) harus senantiasa mengingat Kristus yang ada dalam diri kita masing-masing. Sebagai anggota Gereja yang sudah dibaptis, kita mempunyai Roh Kudus. Mukjizat-mukjizat dan berbagai tanda heran lainnya bukanlah sekadar hal-hal dari masa lampau. Yesus juga ingin membuat mukjizat dan tanda heran lainnya yang tak terhitung jumlahnya pada hari ini, melalui kita para murid-Nya.
Mazmur Tanggapan, do = d, 2/2, PS 809
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:1-2.3-4.7-8; R:7)
Ref. Berbelaskasihlah Tuhan dan adil, Allah kami adalah rahim.
Ayat. (Mzm 72:1-2.3-4.7-8; R:7)
- Ya Allah, berikanlah hukum-Mu kepada raja, dan keadilan-Mu kepada putera raja! Kiranya ia mengadili umat-Mu dengan keadilan dan menghakimi orang-orang-Mu yang tertindas dengan hukum!
- Kiranya gunung-gunung membawa damai sejahtera bagi bangsa, dan bukit-bukit membawa kebenaran! Kiranya ia memberikan keadilan kepada orang-orang yang tertindas dari bangsa itu; kiranya ia menolong orang-orang miskin.
- Kiranya keadilan berkembang dalam zamannya dan damai sejahtera berlimpah, sampai tidak ada lagi bulan! Kiranya ia memerintah dari laut sampai ke laut, dari Sungai Efrat sampai ke ujung bumi!
DOA:
Tuhan Yesus, berikanlah kepadaku rasa percaya yang besar akan kuat-kuasa dan kasih-Mu. Pada hari ini, aku mempersembahkan berbagai talenta dan sumber daya yang kumiliki kepada-Mu, sehingga dengan demikian Engkau dapat melakukan pekerjaan besar bagi orang-orang lain melalui diriku. Tuhan, aku ingin memberi mereka sesuatu untuk dimakan.
Amin.