Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

29 Januari 2016

Jumat, 29 Januari 2016 - Hari Biasa Pekan Biasa III

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/


Lalu kata Yesus, “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: Seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu bertunas dan tumbuh, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba.”

Kata-Nya lagi, “Dengan apa kita hendak membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah kita hendak menggambarkannya? Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil daripada segala jenis benih yang ada di bumi. Tetapi apabila ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya.”

Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan kemampuan mereka untuk mengerti, dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri. (Mark 4:26-34)

Bacaan Pertama: 2 Sam 11:1-4a,5-10a, 13-17; 

Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-7,10-11

Yesus memilih perumpamaan-perumpamaan-Nya dengan hati-hati sekali. Ia ingin agar orang banyak yang mengikuti-Nya ke mana-mana itu memahami pesan-Nya yang hakiki, yaitu bahwa “Kerajaan Allah adalah untuk setiap orang!” Kerajaan Allah bukanlah hanya untuk orang-orang Farisi atau anggota Sanhedrin, orang-orang berkuasa dalam sistem pemerintahan dan agama Yahudi. Kerajaan Allah yang diinaugurasikan oleh Yesus itu dimaksudkan untuk setiap orang yang ada. Tidak ada seorang pun yang terlalu kecil atau tidak signifikan di mata Allah.

Puncak Injil, kebenaran yang dinyatakan oleh Yesus, bersandar pada satu hal ini, yaitu bahwa Kerajaan Allah terbuka bagi semua orang. Kerajaan itu dimulai di salah sudut dunia yang tidak dikenal, di tengah sebuah bangsa kecil, pada titik waktu dalam sejarah di mana belum dikenal apa yang dinamakan komunikasi global. Ini adalah sebuah misteri, tanda heran dari karya Allah di tengah umat-Nya. Namun apa yang pada awalnya kelihatan tidak berarti dapat memberikan hasil yang besar dan sungguh luar biasa.

Dalam rumah atau tempat pekerjaan kita yang kadang-kadang terasa sibuk dengan urusan dunia, dalam tugas-tugas rutin kita, kita tidak boleh memandang rendah apa yang dapat dilakukan oleh Tuhan melalui diri kita selagi kita terus menanggapi dengan penuh ketaatan bisikan suara-Nya. Kebanyakan dari kita, dalam hati, memandang diri kita sebagai orang-orang biasa saja, dan apa yang kita lakukan relatif tidak signifikan dalam keseluruhan rancangan besar kekal-abadi dari Allah. Namun bagi Allah kita sangatlah berharga, pribadi lepas pribadi, dan kita masing-masing merupakan bagian hakiki dari tubuh Kristus. Dengan mempersamakan signifikansi dengan pengakuan, kita jatuh ke dalam perangkap pemikiran bahwa apa yang kita lakukan tidaklah begitu penting.

Ini bukanlah cara Allah berpikir! Bayangkan saja bagaimana Dia melayani dalam Kerajaan-Nya di atas bumi, melalui seorang tukang kayu miskin dari sebuah negeri kecil di Timur Tengah. Bayangkanlah juga bagaimana Dia membentuk orang-orang kudus besar, a.l. Santa Teresa dari Lisieux, seorang biarawati kontemplatif yang tersembunyi dalam sebuah biara Karmelites; atau bagaimana Dia membuat mercu suar kasih-Nya menyinari dunia lewat Beata Bunda Teresa dari Kalkuta, seorang biarawati yang berusia tidak muda lagi. Banyak orang kudus pada kenyataannya berasal dari keluarga-keluarga sederhana yang menaruh kepercayaan mereka kepada Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Oleh karena itu kita pun harus bertekun dan membiarkan biji sesawi dan ragi dalam dan dari hidup kita bertumbuh dan menjadi daya transformasi yang dahsyat dalam memajukan Kerajaan-Nya.


Mazmur Tanggapan
Ref. Kasihanilah kami, ya Tuhan, karena kami yang berdosa.
Ayat. (Mzm 51:3-4.5-6a.6bcd-7.10-11)

  1. Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
  2. Sebab aku sadar akan pelanggaranku, dosaku selalu terbayang di hadapanku. Terhadap Engkau, terhadap Engkau sendirilah aku berdosa, yang jahat dalam pandangan-Mu kulakukan.
  3. Maka, Engkau adil bila menghukum aku, dan tepatlah penghukuman-Mu. Sungguh, dalam kesalahan aku diperanakkan, dalam dosa aku dikandung ibuku.
  4. Biarlah aku mendengar kegirangan dan sukacita, biarlah tulang yang Kauremukkan bangkit menari-nari! Palingkanlah wajah-Mu dari dosaku, hapuskanlah segala kesalahanku!


DOA: 


Ya Tuhanku dan Allahku, tidak ada pribadi yang terlalu kecil bagi-Mu untuk dibentuk. Pertumbuhan hidup-Mu dalam diriku dan Kerajaan-Mu di atas bumi adalah seluruhnya karya-Mu. Berikanlah rahmat-Mu kepadaku agar aku percaya bahwa Engkau senantiasa bekerja, bahkan pada saat-saat aku tidak dapat melihatnya sendiri. Berikanlah juga kepadaku iman dan visi untuk percaya bahwa apabila aku senantiasa taat kepada-Mu, maka tidak ada yang tidak dapat Kaulakukan atas diriku. 
Amin.