Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

13 September 2016

Rabu, 14 September 2016 == Pesta Pemuliaan Salib Suci

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

“Salib adalah Kurban Kristus yang unik, “satu-satunya pengantara antara Allah dan manusia” . Tetapi karena dalam Pribadi ilahi-Nya yang menjadi manusia, Ia dalam suatu cara telah menyatukan diri-Nya dengan setiap manusia, “Kemungkinan untuk menjadi rekan, dalam cara yang diketahui Allah, dalam misteri Paskah” ditawarkan kepada setiap manusia. Yesus mengajak murid-murid-Nya, untuk “memanggul salibnya” dan mengikuti Dia, karena “Kristus pun telah menderita untuk [kita] dan telah meninggalkan teladan bagi [kita], supaya [kita] mengikuti jejak-Nya”. Ia ingin mengikut-sertakan dalam kurban penebusan-Nya ini, pada tempat pertama, orang-orang yang menjadi ahli waris-Nya.  Hal ini dicapai secara sangat mendalam oleh Ibu-Nya, yang dihubungkan dengan lebih intim daripada siapapun dalam misteri penderitaan-Nya yang menebus manusia  

Kita harus bangga akan salib Tuhan kita Yesus Kristus pohon keselamatan, kehidupan dan kebangkitan kita, sumber penebusan dan pembebasan kita.

Doa

Ya Allah, Engkau menghendaki Putra Tunggal-Mu menanggung salib demi keselamatan umat manusia. Perkenankanlah kami, yang menghormati misteri salib Putra-Mu di dunia, kelak menerima anugerah penebusan di surga. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama dengan Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa. 
Amin.

Bacaan dari Kitab Bilangan (21:4-9)

"Semua orang yang terpagut ular akan tetap hidup, bila memandang ular perunggu."

Ketika umat Israel berangkat dari Gunung Hor, mereka berjalan ke arah Laut Teberau untuk mengelilingi tanah Edom. Bangsa itu tidak dapat menahan hati di tengah jalan. Lalu mereka berkata-kata melawan Allah dan Musa, “Mengapa kamu memimpin kami keluar dari Mesir? Supaya kami mati di padang gurun ini? Sebab di sini tidak ada roti dan tidak ada air! Kami telah muak akan makanan hambar ini!” Lalu Tuhan menyuruh ular-ular tedung ke antara bangsa itu, yang memagut mereka, sehingga banyak dari orang Israel itu mati. Kemudian datanglah bangsa itu mendapatkan Musa dan berkata, “Kami telah berdosa, sebab kami berkata-kata melawan Tuhan dan engkau; berdoalah kepada Tuhan, supaya dijauhkan-Nya ular-ular ini dari pada kami.” Lalu Musa berdoa untuk bangsa itu. Maka berfirmanlah Tuhan kepada Musa, “Buatlah ular tedung dan taruhlah pada sebuah tiang; maka setiap orang yang terpagut ular, jika ia memandangnya, akan tetap hidup.” Lalu Musa membuat ular tembaga dan menaruhnya pada sebuah tiang. Maka jika seseorang dipagut ular, dan ia memandang ular tembaga itu, tetaplah ia hidup.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 2/4, PS 830
Ref. Aku wartakan karya agung-Mu Tuhan, karya agung-Mu karya keselamatan
Ayat. (Mzm 78:1-2.34-35.36-37.38)

  1. Dengarkanlah pengajaranku, hai bangsaku, sendengkanlah telingamu kepada ucapan mulutku. Aku mau membuka mulut untuk mengatakan Amsal, aku mau menuturkan hikmat dari zaman purbakala.
  2. Ketika Allah membunuh mereka, maka mereka mencari Dia; mereka berbalik dan mendambakan Allah; mereka teringat bahwa Allah adalah Gunung Batu , bahwa Allah yang Mahatinggi adalah Penebus mereka.
  3. Tetapi mulut mereka tidak dapat dipercaya, dan dengan lidah mereka membohongi Allah. Hati mereka tidak berpaut pada-Nya, dan mereka tidak setia pada perjanjian-Nya.
  4. Akan tetapi Allah itu penyayang! Ia mengampuni kesalahan mereka dan tidak memusnahkan mereka; banyak kali Ia menahan amarah-Nya, dan tidak melampiaskan keberangan-Nya. 

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Jemaat di Filipi (2:6-11)

"Yesus merendahkan diri, maka Allah sangat meninggikan Dia."

Saudara-saudara, Yesus Kristus, walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan. Sebaliknya Ia telah mengosongkan diri, mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia. Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai wafat, bahkan sampai wafat di kayu salib. Itulah sebabnya Allah sangat meninggikan Dia, dan menganugerahkan-Nya nama di atas segala nama, supaya dalam nama Yesus bertekuklututlah segala yang ada di langit, dan yang ada di atas serta di bawah bumi, dan bagi kemuliaan Allah Bapa segala lidah mengakui, “Yesus Kristus adalah Tuhan.”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat.
Ya Kristus, kami menyembah dan memuji Dikau, sebab dengan salib-Mu, Engkau telah menebus dunia. 

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Yohanes (3:13-17)

"Anak manusia harus ditinggikan."

Dalam percakapan-Nya dengan Nikodemus, Yesus berkata, “Tidak ada seorang pun yang telah naik ke surga, selain Dia yang telah turun dari surga, yaitu Anak manusia. Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal. Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal. Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.

Renungan

Salib yang pada zaman Yesus merupakan tempat dan sarana untuk menghukum berat para penjahat, berkat Yesus yang wafat di salib, menjadi sarana penyelamatan. Yesus yang menyerahkan diri secara total dengan wafat di kayu salib membuahkan kehidupan bagi semua orang. Perubahan mendasar makna salib itu terjadi berkat Yesus yang mengorbankan diri sampai wafat di salib. Oleh karena itu, salib akan bermakna hanya bila dihubungkan dengan Yesus. Ia yang disalibkan adalah Dia yang dimuliakan dan setiap orang yang percaya beroleh hidup yang kekal.

Sebagai simbol yang sangat populer, salib dipakai oleh begitu banyak orang. Sayangnya, simbol yang bermakna luhur dan bernilai tinggi itu sering kehilangan makna sejatinya dan dianggap sebagai hiasan semata. Tidak mengherankan adanya orang-orang bukan Kristiani yang mengenakan salib. Satu-satunya alasan memakai salib adalah keindahannya, apalagi ketika dimodifikasi dengan pelbagai bentuk yang menarik. Terkadang kita menyaksikan pemain sepak bola membuat tanda salib ketika memasuki lapangan sebelum bertanding. Tindakan itu memberi kesan suatu kebiasaan lama yang mungkin memang bermakna bagi para pelakunya, tetapi lambat laun menjadi kebiasaan semata yang seakan-akan mesti dilakukan menjelang berlaga. Serupa dengan tindakan itu, banyak orang katolik yang kerap membuat tanda salib namun tidak menyadari dan mengerti maknanya. Di atas kubur orang Kristiani juga sering dipasang salib. Tanda itu sering hanya berarti bahwa yang dikuburkan di tempat itu adalah orang Katolik atau Kristen. Tidak lebih dari itu.

Berkat pengorbanan Yesus dengan mati di salib dan dibangkitkan, hidup manusia telah diubah menjadi baru. Semua orang yang percaya mesti bersyukur atas karya penyelamatan yang dilakukan Allah. Maka, setiap kali membuat tanda salib, orang Kristiani diingatkan akan kasih Allah yang begitu besar itu. Selain itu, dengan mengenakan salib diharapkan, mereka yang memandangnya senantiasa terarah pada Dia yang tersalib itu, dan menerima keselamatan. Lebih dari itu, dengan memandang salib, kedekatan dengan Yesus semakin meningkat dan usaha untuk semakin menyerupai Dia semakin nyata.  Dengan sepikiran dan seperasaan dengan Yesus, kerelaan berkorban seperti Dia semakin berkembang. Bila sungguh mengerti makna luhurnya, orang Katolik dengan senang dan bangga mengenakan salib. Namun banyak pula orang Katolik menghindarinya, karena tahu bahwa konsekuensinya tidak ringan. Betapa sulitnya pada zaman ini untuk berkorban bagi sesama, ketika kecenderungan mencari kenyamanan dan rasa enak semakin kuat.

Pemasangan salib di atas kubur dimaksudkan untuk mengingatkan orang beriman Kristiani akan karya penebusan yang telah diterima berkat pengorbanan Yesus dan penegasan terhadap harapan pasti akan kehidupan kekal seperti dijanjikan-Nya.


Pesta Salib Suci

Konon ketika raja Persia menaklukkan Tanah Suci dan menduduki Yerusalem, ia merampas Salib Yesus dan membawanya ke Persia. Tetapi tidak lama kemudian ketika Kaisar Romawi Heraklius mengalahkan Persia, Salib Tuhan itu dikembalikan atas tuntutannya. Heraklius sendiri memikul Salib Tuhan itu hingga ke puncak Golgotha. Pada abad keempat, Salib itu ditemukan oleh Santa Helena, ibu Kaisar Konstantinus Agung. Sebuah gereja dibangun di sana sebagai penghormatan terhadap Salib Tuhan itu.
Hari ini Gereja merayakan pesta Salib Suci. Pemuliaan Salib Tuhan ini dikaitkan dengan penemuannya oleh Santa Helena. Lebih dari itu pesta ini lebih merupakan ungkapan iman Gereja terhadap Salib Yesus sebagai jalan keselamatan.


Santo Yohanes Gabriel Dufresse, Martin

Yohanes lahir pada tahun 1750. Ia adalah seorang misionaris di Tiongkok, yang terkenal sangat giat mewartakan Injil di sana hingga ditangkap dan dibuang oleh penguasa negeri itu. Meskipun demikian ia secara diam-diam kembali lagi ke sana dan kemudian diangkat menjadi Uskup. Ia berhasil memimpin misi Szechuan sampai ketahuan dan dipenggal kepalanya pada tahun 1815.