Selamat Datang di Blog Patria Jaya dsk. - Santa Theresia
Wilayah 4, Paroki Lubang Buaya - Gereja Kalvari, Jakarta Timur

17 September 2016

Minggu, 18 September 2016 == Hari Minggu Biasa XXV

http://theresia-patria-jaya.blogspot.com/

Wanita adalah "daging dari dagingnya" Bdk. Kej 2:23., artinya: ia adalah partner sederajat dan sangat dekat. Ia diberikan oleh Allah kepadanya sebagai penolong Bdk. Kej 2:18.20. dan dengan demikian mewakili Allah, pada-Nya kita beroleh pertolongan. Bdk. Mzm 121:2. "Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging" (Kej 2:24). Bahwa ini berarti 'kesatuan hidup mereka berdua yang tidak dapat diceraikan, ditegaskan oleh Yesus sendiri, karena Ia mengingatkan bahwa "sejak awal" adalah rencana Allah bahwa "mereka bukan lagi dua, melainkan satu" (Mat 19:6).

Akulah keselamatan umat, Sabda Tuhan. Aku akan mendengarkan seruannya dalam segala kesulitan. Aku akan tetap menjadi Tuhan mereka sepanjang masa. 


Doa

Ya Allah, segala ketetapan Hukum-Mu yang kudus Engkau rangkum dalam hukum kasih kepada-Mu dan kepada sesama. Semoga dengan menaati perintah-perintah-Mu, kami dapat sampai ke hidup yang kekal. Dengan pengantaraan Yesus Kristus, Putra-Mu, Tuhan kami, yang bersama Dikau, dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa kini dan sepanjang masa. 

Amin.

Bacaan dari Kitab Amos (8:4-7)

"Peringatan terhadap orang yang membeli orang papa karena uang."

Dengarkanlah ini, hai kamu yang menginjak-injak orang miskin, dan yang membinasakan orang sengsara di negeri ini, dan yang berpikir, “Kapan pesta bulan baru berlalu, supaya kita boleh menjual gandum; kapan hari Sabat berlalu, supaya kita boleh berdagang terigu; kita akan memperkecil takaran, menaikkan harga dan menipu dengan neraca palsu; kita akan membeli orang papa karena uang, dan membeli orang miskin karena sepasang kasut; kita akan menjual terigu tua.” Beginilah Tuhan telah bersumpah demi kebanggaan Yakub, “Aku tidak akan melupakan untuk seterusnya segala perbuatan mereka!”

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.

Mazmur Tanggapan, do = a, 4/4, PS 823.
Ref. Pujilah, puji Allah, Tuhan yang maharahim.
Ayat. (Mzm 113:1-2.4-6.7-8; Ul: 1a.7b)

  1. Pujilah, hai hamba-hamba Tuhan, pujilah nama Tuhan! Kiranya nama Tuhan dimasyhurkan, sekarang dan selama-lamanya.
  2. Tuhan tinggi mengatasi segala bangsa, kemuliaan-Nya mengatasi langit. Siapakah seperti Tuhan Allah kita, yang diam di tempat tinggi, yang merendahkan diri untuk melihat ke langit dan ke bumi?
  3. Ia menegakkan orang yang hina dari dalam debu dan mengangkat orang yang miskin dari lumpur, untuk mendudukkan dia bersama-sama para bangsawan, bersama dengan para bangsawan bangsanya.

Bacaan dari Surat Pertama Rasul Paulus kepada Timotius (1Tim 2:1-8)


"Panjatkanlah permohonan untuk semua orang. Itulah yang berkenan kepada Allah, yang menghendaki agar semua orang diselamatkan."



Saudaraku yang terkasih, pertama-tama aku menasihatkan: Panjatkanlah permohonan, doa syafaat dan ucapan syukur kepada Allah bagi semua orang, bagi pemerintah dan penguasa, agar kita dapat hidup aman dan tenteram dalam segala kesalehan dan kehormatan. Itulah yang baik dan berkenan kepada Allah, Penyelamat kita. Ia menghendaki agar semua orang diselamatkan dan memperoleh pengetahuan akan kebenaran. Allah itu esa, dan esa pula Dia yang menjadi pengantara diri sebagai tebusan bagi semua orang: suatu kesaksian pada waktu yang tepat. Untuk kesaksian itulah aku telah ditetapkan sebagai pewarta dan rasul. Yang kukatakan ini benar, dan aku tidak berdusta! Aku ditetapkan sebagai pengajar orang-orang bukan Yahudi dalam iman dan kebenaran. Oleh karena itu, aku ingin agar di mana pun kaum laki-laki berdoa dengan menadahkan tangan yang suci, tanpa kemarahan dan perselisihan.

Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.


Bait Pengantar Injil, do = g, 2/4, PS 952.
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Sesudah ayat, Alleluya dilagukan dua kali.
Ayat (2Kor 8:9)

Yesus Kristus menjadi miskin sekalipun Ia kaya, supaya karena kemiskinan-Nya kamu menjadi kaya.

Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas (16:10-13)



"Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon." 


Sekali peristiwa Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, “Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar. Jadi, jika kamu tidak setia dalam hal Mamon yang tidak jujur, siapakah yang akan mempercayakan harta sejati kepadamu? Dan jika kamu tidak setia dalam harta orang lain, siapakah yang akan menyerahkan hartamu sendiri kepadamu? Seorang hamba tidak dapat mengabdi kepada dua tuan. Karena jika demikian, ia akan membenci yang seorang dan mengasihi yang lain; atau ia akan setia kepada yang seorang, dan tidak mengindahkan yang lain. Kamu tidak dapat mengabdi kepada Allah dan kepada Mamon.”

Berbahagialah orang yang mendengarkan sabda Tuhan dan tekun melaksanakannya.
U. Sabda-Mu adalah jalan, kebenaran, dan hidup kami.


Renungan


Dunia tidak akan hancur karena kejahatan, tetapi akan hancur ketika orang tidak mau berbuat apa-apa meskipun melihat kejahatan itu. Sungguh benar perkataan ini. Hidup bersama umat manusia di dunia ini akan hancur saat manusia tidak memiliki sikap peduli satu sama lain. Saat orang tidak mau bertindak apa-apa meskipun melihat suatu hal yang salah atau jahat.

Salah satu contoh sikap peduli yaitu kesetiaan kita; kesetiaan untuk hidup menurut ajaran Tuhan. Tuhan sungguh tidak suka dengan sikap fasik, yaitu sikap di mana kita tidak memiliki rasa belas kasih. Sikap belas kasih adalah inti dari ajaran Kristiani. Iman kita mengajarkan bahwa kita harus memiliki sikap ini karena Allah kita adalah sumber belas kasih. Saat kita memiliki sikap ini maka hidup kita pun akan sungguh peka terhadap segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Hidup kita akan memancarkan segala kebaikan dan rasa kasih terhadap alam maupun segala makhluk ciptaan Tuhan. Tak ada niat dalam diri kita untuk merusak. Sebaliknya kita berusaha untuk menjaga dan mengasihinya. Sebaliknya ketika hidup kita tidak diresapi rasa belas kasih maka yang ada dalam diri kita hanyalah keburukan. Akibat tiadanya belas kasih, maka hidup kita akan dikuasai nafsu serakah, nafsu untuk menguasai orang lain dan merusak lingkungan.

Lewat pengalaman hidup kita sehari-hari, kita banyak melihat dan juga mendengar bagaimana masyarakat kita sedemikian menderita karena banyak orang tidak memiliki sikap peduli, sikap belas kasih. Sebenarnya Tuhan tidak meminta banyak hal dari kita. Ia hanya meminta supaya kita mau setia pada hukum-hukum-Nya, ketetapan-ketetapan-Nya. Allah juga tidak pernah memaksa kita untuk mengikuti apa yang telah Ia ajarkan. Namun Ia hanya menunjukkan di depan mata kita segala konsekuensi yang akan kita tanggung saat kita tidak mengikuti apa yang diajarkan-Nya.

Kita akan merasa asing dengan hidup kita sendiri, hati nurani kita selalu menggedor-gedor diri kita manakala kita tidak melaksanakan ajaran Tuhan. Konsekuensi terakhir yang akan kita tanggung saat kita tidak mau setia pada ajaran Tuhan adalah kesia-siaan. Kita diciptakan Tuhan di dunia ini karena Tuhan punya tujuan, yaitu merasakan kasih-Nya. Tujuan akhir dari kasih Tuhan adalah mengajak kita kembali masuk ke dalam keabadian hidup-Nya. Namun kita tidak mungkin bisa mendapatkan hidup abadi jika Allah tidak mengizinkan kita untuk merasakannya. Allah hanya mengizinkan orang-orang yang Ia anggap layak untuk menerimanya. Mereka yang Ia anggap layak adalah orang-orang yang mau setia mengikuti dan melakukan ketetapan-Nya.

Hidup abadi adalah nyata. Namun untuk masuk dalam hidup abadi tidaklah semudah membalik telapak tangan. Hidup abadi juga bukan suatu hal yang serta merta kita dapatkan. Apa pun yang berharga tidak mungkin didapat dengan sedemikian mudahnya. Pasti ada banyak pengorbanan yang harus kita lakukan. Pengorbanan itu antara lain adalah kecenderungan kita untuk mengikuti hawa nafsu yang membutakan mata hati maupun pikiran kita. Bila kita mampu menolak segala hawa nafsu yang membutakan hidup kita, maka kita pun akan mampu untuk memperoleh hidup abadi sebagaimana yang Tuhan janjikan. Hidup abadi bukanlah isapan jempol namun sebuah janji nyata yang diberikan Tuhan kepada kita.

Hidup kekal ini hanya mungkin dicapai bila kita punya persiapan yang cukup untuk mendapatkannya. Persiapan itu dimulai saat kita mau bersikap peduli pada hidup kita dan juga sesama. Sikap peduli adalah obat yang sungguh ampuh untuk melawan kejahatan yang ada dalam hidup kita maupun dalam masyarakat sekitar.

Semoga Tuhan memampukan kita untuk selalu bersikap peduli dalam hidup kita sehari-hari. Tuhan memberkati.



Santo Yosef Cupertino, Pengaku Iman

Yosef lahir di Cupertino, Lecce, Italia Selatan pada tanggal 17 Juni 1603. Keluarganya miskin sesuai dengan pendapatan ayahnya sebagai seorang tukang sepatu. Namanya sejak kecil adalah Yosef Desa. Di sekolah ia terkenal bodoh dan lamban. Tugas-tugas sekolah yang paling mudah pun tak mampu diselesaikannya. Kesehatannya pun selalu terganggu hingga ia berusia 10 tahun. Meskipun begitu ia bercita-cita tinggi. Tuhan kiranya mempunyai rencana khusus atas dirinya dengan menganugerahkan kepadanya kemampuan ber-ekstase. Karena itu kawan-kawan sekolahnya menjuluki dia: "Si mulut ternganga".

Kesehatannya, yang selalu terganggu oleh berbagai penyakit, membuat ibunya hampir-hampir putus asa. Banyak uang dihabiskan untuk biaya perawatan. Suatu hari ibunya membawa dia kepada seorang pertapa yang tinggal tak jauh dari Kupertino, untuk meminta doa penyembuhan. Akhirnya berkat doa-doa sang pertapa dan iman ibunya, Yosef dapat sembuh dari penyakitnya.Cita-citanya menjadi seorang biarawan mulai dipikirkannya lagi. Ia lebih tertarik pada cara hidup Santo Fransiskus Asisi dan bermaksud menjadi pengikutnya. Pada usia 17 tahun ia diterima dalam novisiat bruder-bruder Kapusin. Tetapi segera tampak bahwa Yosef adalah pemuda yang minder, bodoh, banyak melakukan kesalahan dalam tugasnya. Oleh karena itu setelah 8 bulan di dalam biara, Yosef dikeluarkan. Memang ia sedih namun tidak berputus asa. Ia tetap berusaha untuk meraih cita-citanya. Dengan pertolongan pamannya, seorang imam Konventual, ia diterima di dalam biara itu. Ia ditugaskan menjaga kuda-kuda di Grotela dan sesekali ditugaskan mengemis di kota untuk kepentingan biara. Tugas-tugas ini dilaksanakannya dengan sabar dan penuh tanggung jawab.

Kehidupan doa tidak pernah dilupakannya. Lama-kelamaan ia mulai dikenal oleh seluruh penduduk kota dan rekan-rekannya sebiara sebagai seorang biarawan yang saleh. Oleh rekan-rekannya, Yosef dianggap sebagai teladan kesucian hidup. Melihat kemajuan hidup rohaninya yang besar, pimpinan biara mengizinkan dia memasuki masa novisiat dan selanjutnya mengizinkan dia mempersiapkan diri untuk menjadi imam. Berkat Tuhan menyertai dia. Pada ujian penghabisan, Yosef dinyatakan lulus dengan baik dan layak ditahbiskan menjadi imam, pada tahun 1628. Anehnya, walaupun Yosef sulit sekali membaca namun ia dapat memecahkan masalah teologi yang rumit-rumit. Rahmat Tuhan pun makin lama makin berlimpah. Ia dianugerahi karisma dapat terbang, mampu meramal dan menyembuhkan penyakit.

Ada suatu kejadian luar biasa yang disaksikan orang banyak: pada suatu hari, ia terbang di atas kepala orang-orang yang ada di dalam gereja dari pintu gereja sampai ke altar. Ia pernah terbang ke puncak pohon zaitun dan bergantung di situ sambil bermeditasi. Anehnya dahan pohon itu tidak melengkung sama sekali. Semuanya itu menarik minat banyak orang termasuk rekan-rekannya. Dengan sendirinya rumah biara selalu dikerumuni banyak orang untuk menemui Yosef. Oleh sebab itu, pemimpin biara memindahkan dia ke biara yang terpencil selama 35 tahun hingga wafatnya. Yosef meninggal di Osimo, Italia, pada tanggal 18 September 1663.