"Pengakuan dosa secara lengkap dan pengampunan perorangan, tetap merupakan jalan biasa satu-satunya untuk pendamaian umat beriman dengan Allah dan dengan Gereja, kecuali pengakuan dosa semacam itu tidak mungkin atau secara fisik atau secara moral" (OP 31). Untuk itu ada alasan-alasan kuat. Kristus bertindak dalam setiap Sakramen. Ia mendekati secara pribadi setiap pendosa: "Hai anak-Ku, dosamu sudah diampuni" (Mrk 2:5). Ia adalah dokter yang berpaling kepada setiap orang sakit secara tersendiri, yang membutuhkan-Nya Bdk. Mrk 2:17., supaya menyembuhkannya. Ia membangun semua orang sakit dan menggabungkan mereka lagi ke dalam persekutuan persaudaraan. Dengan demikian pengakuan pribadi adalah bentuk perdamaian yang paling nyata untuk perdamaian dengan Allah dan dengan Gereja.
Berikanlah damai kepada mereka yang mengandalkan Dikau, ya Tuhan, agar terbuktilah kebenaran para nabi-Mu. Dengarkanlah doa-doa hamba-Mu dan umat-Mu Israel.
Doa
Ya Allah, melalui Putra-Mu, Engkau selalu mencari kami yang seringkali tersesat dan hilang. Perkenankanlah kami untuk saling mencari siapa pun yang hilang di antara kami sehingga persahabatan kami dengan Dikau dapat dipulihkan. Sebab Dialah Tuhan, Pengantara kami, yang bersama Dikau dalam persatuan Roh Kudus, hidup dan berkuasa, Allah, sepanjang segala masa.
Amin
Bacaan dari Kitab Keluaran (32:7-11.13-14)
"Menyesallah Tuhan atas malapetaka yang dirancangkan-Nya atas umat-Nya."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Mazmur Tanggapan, re = c, 4/4, PS 812
Ref. Kasihanilah, ya Tuhan, Kaulah pengampun yang rahim dan belas kasih-Mu tak terhingga.
Ayat. (Mzm 51:3.4.12-13.17.19; Ul: Luk 15:18)
- Kasihanilah aku, ya Allah, menurut kasih setia-Mu, Menurut besarnya rahmat-Mu hapuskanlah pelanggaranku. Bersihkanlah aku seluruhnya dari kesalahanku, dan tahirkanlah aku dari dosaku!
- Ciptakanlah hati yang murni dalam diriku, ya Allah, dan baharuilah semangat yang teguh dalam batinku. Janganlah membuang aku dari hadapan-Mu, Dan janganlah mengambil roh-Mu yang kudus dari padaku.
- Ya Tuhan, bukalah bibirku, supaya mulutku mewartakan puji-pujian kepada-Mu. Persembahanku kepada-Mu ialah jiwa yang hancur; Hati yang remuk redam tidak akan Kaupandang hina, ya Allah.
"Kristus Yesus datang ke dunia untuk menyelamatkan orang berdosa."
Demikianlah sabda Tuhan
U. Syukur kepada Allah.
Bait Pengantar Injil, do = f, 4/4, PS 960
Ref. Alleluya, alleluya, alleluya
Ayat. (2Kor 5:19)
Dalam Kristus Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya, dan telah mempercayakan berita perdamaian itu kepada kami.
Inilah Injil Yesus Kristus menurut Lukas 15:1-32
"Akan ada sukacita di surga karena satu orang berdosa yang bertobat."
Demikianlah Injil Tuhan
U. Terpujilah Kristus
Renungan
Begitu mudahnya manusia berbuat dosa dalam hal materi duniawi yang dilambangkan dengan seekor doba yang sesat (Luk 15:4), dirham yang hilang dan anak bungsu yang meminta bagian harta milik yang menjadi haknya, menjual seluruh bagiannya itu dan memboroskan harta miliknya itu dengan hidup berfoya-foya di negeri yang jauh. Rasul Paulus juga mengamini bahwa dia sendiri tadinya seorang penghujat dan seorang penganiaya dan seorang ganas (1Tim 1:13) dan diantara mereka, kata Paulus, akulah yang paling berdosa.
Dosa itu disebut oleh Tuhan sendiri sebagai bangsa Israel yang telah rusak lakunya, menyimpang dari jalan Tuhan karena tegar tengkuk (Kel 32:7-9). Dosa manusia membuat Tuhan gusar bahkan bersabda "murka-Ku bangkit terhadap mereka dan Aku akan membinasakan mereka". Kita sendiri atau anggota keluarga kita pernah jatuh ke dalam dosa yang aneka ragam bentuknya hingga pada akhirnya kita harus menanggung akibatnya yang tentu saja merugikan diri sendiri, keluarga atau orang lain.
Saat manusia berdosa, Tuhan tetap berusaha mencari yang sesat itu sampai Ia menemukannya karena kasih Tuhan terhadap ciptaan-Nya adalah sukacita dan bagi rasul Paulus sukacita itu terjadi karena Yesus Kristus menunjukkan seluruh kesabaran-Nya (1Tim 1:16). Tuhan tidak ingin manusia jatuh lagi ke dalam dosa pribadi maupun dosa sosial. Maka Tuhan selalu memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya, hamba-hambanya dan bahkan anak sulungnya yang marah supaya si pendosa yang bertobat itu dengan rendah hati mau belajar untuk tidak lagi ceroboh dan keras kepala serta memiliki kontrol sosial yang kuat. Tuhan memanggil orang lain agar mereka tahu kelemahan kita dan menyayangi hidup kita dengan kekuatan mereka. Kendali sosial dari sesama baik keluarga atau komunitas cepat atau lambat akan kita sadari berasal dari Tuhan sendiri.
Tidak bisa dipungkiri bahwa manusia melakukan dosa karena mengabaikan nasihat orang lain dan merasa nyaman dengan pilihan serta keputusan yang dibuatnya sendiri. Haruslah kita sadari bahwa kasih Tuhan yang merangkul dan mencium, kasih Yesus Kristus yang menyelamatkan orang berdosa bisa datang lewat sapaan dan teguran anggota keluarga kita, sahabat, tetangga, anak buah atau bahkan orang yang tidak sepaham dengan kita.
Karena itu, kasus sebesar apa pun yang kita perbuat tidak menghalangi kasih Tuhan kepada kita. Kita tetap harus dengan lapang dada menjalani hukuman sebagai bentuk tanggung jawab sosial atas kerugian material atau spiritual yang dialami oleh keluarga, komunitas atau masyarakat. Namun Tuhan tetap menerima kita dan tidak menjatuhkan martabat atau harga diri kita. Tuhan tetap mau makan dan bersukacita bersama kita yang bertobat. Tepat seperti kata orang Farisi bahwa Yesus Kristus menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka supaya kita juga bangkit dari keterpurukan dan menjadi teladan bagi banyak orang.
Santo Protus dan Hyasintus, Martir
Selama beberapa kurun waktu kedua bersaudara ini bekerja di sebuah pertapaan di Mesir. Mereka kemudian pindah ke Roma. Disana mereka bekerja sebagai pelayan pada seorang wanita bangsawan bernama Eugenia, yang kemudian dihormati sebagai Santa.
Pada waktu itu kekaisaran Roma diperintah oleh Kaisar Gallienus. Seperti kaisar – kaisar sebelumnya, Gallienus tidak suka pada orang – orang Kristen. Ia menyuruh serdadu – serdadu menangkap dan memenggal kepala Protus dan Hyasintus. Peristiwa berdarah atas kedua bersaudara ini terjadi pada tahun 257.
Kuburan Hyasintus ditemukan kembali di sebuah katakombe di Roma pada tahun 1845. Ada petunjuk kuat pada sisa – sisa tulangnya bahwa ia mati terbakar, sedangkan kuburan Protus ditemukan dalam keadaan kosong.
Beato Yohanes Gabriel Perboyre, Martir
Ketika masih kanak – kanak, Yohanes sudah terbiasa dengan kerja keras. Ia biasa membantu ayahnya menggembalakan ternak – ternak mereka di padang. Pada umur 8 tahun, ia masuk sekolah atas ijin ayahnya. Kemudian ia mengikuti pendidikan imam di seminari menengah. Yohanes, seorang calon imam yang sederhana, tetapi saleh, pandai dan senantiasa riang. Terdorong oleh keinginannya untuk menjadi rasul Kristus di tempat lain, ia masuk Kongregasi Misi Santo Vincentius, yang lazim disebut orang Tarekat Lazaris. Ia kemudian ditabhiskan menjadi imam di Paris.
Imam muda ini disenangi dan dikagumi banyak orang terutama rekan – rekannya sebiara. Kepandaian dan kebijaksanaannya dalam berkarya membuat dia diserahi berbagai jabatan penting di tanah airnya, kendatipun usianya masih tergolong muda. Kemudian atas permintaannya sendiri, ia diutus sebagai misionaris di negeri Tiongkok pada tahun 1830. Pada masa itu, Tiongkok masih tertutup sekali pada dunia luar. Dengan demikian, kepergiannyake sana membawa bahaya tersendiri. Ia harus melayani umat yang ada disana dalam situasi selalu terancam bahaya dan bermacam – macam kesulitan. Tetapi Yohanes tidak takut akan semua bahaya itu. Ia yakin bahwa Tuhan akan senantiasa menolong dia dalam karyanya. Ia tanpa takut melayani umat Kristen yang ada di negeri itu dengan memberi mereka pengajaran agama dan pelayanan sakramen – sakramen secara sembunyi – sembunyi. Rasa haus, udara yang dingin dan keletihan tidak dihiraukannya demi pelayanan umat.
Karyanya yang penuh bahaya itu didasari oleh kekuatan batin melalui doa – doa dan matiraganya. Akhirnya imam muda ini mengalami nasib yang sama seperti Kristus Tuhan yang dilayaninya. Seperti Kristus, Yohanes dijual oleh seorang pengkhianat dengan 30 keping perak. Setelah menderita sengsara setahun lamanya, ia mati di atas tiang gantungan yang dibuat berbentuk salib, pada hari Jumat pertama di bulan September 1840, tepat pukul 3 siang.Kesucian hidupnya di balas Tuhan dengan berbagai mukzijat dan karunia yang luar biasa kepada setiap orang yang berdoa dengan meminta perantaraannya. Pada tahun 1889, ia dinyatakan sebagai seorang Beato oleh Sri Paus Leo XIII.